Part 24

16K 858 34
                                    

"Ya, tentu.. Mr. Nelson dan putrinya, Mrs. Abigail." Ucap sang karyawan dengan penuh yakin.

Deg. Anna merasa seperti sebuah jarum mulai menusuknya. Sungguh ia ingin merutuki dirinya sendiri mengingat adanya jalang itu disana, dengan ayahnya pula. Astaga Anna merasa tidak sanggup jika ia harus melihat wanita jalang itu berdekatan dengan Desmond.

Apa yang jalang itu lakukan dengan ayahnya?

--------------------------

Anna melangkahkan kakinya menuju ruang meeting, di sepanjang jalannya Anna terus mengucap doa agar tidak terjadi apapun di dalam sana. Kakinya terus melangkah hingga akhirnya ia sampai di depan pintu, gadis itu menghela nafasnya sebelum akhirnya ia membuka pintu tersebut dan nampaklah seluruh anggota yang akan mengikuti meeting.

Semuanya sudah hadir dan menduduki kursinya, termasuk Abigail dan disebelahnya terdapat seorang pria tua dengan jasnya, yang sudah diduga ia adalah Mr. Nelson. Hanya tinggal Anna yang belum menempati tempatnya, gadis itu kemudian mengarah ke tempat duduknya dengan cepat dan segera meminta maaf atas keterlambatannya.
"Maaf, saya terlambat." Ucapnya kemudian duduk, Abigail tidak berhenti melemparkan tatapan sinis ke arah Anna. Begitu juga dengan Mr. Nelson, pria itu nampak menilai Anna detail.

"Kau memang gadis ceroboh yang tidak tahu sopan santun. Aku bahkan heran, mengapa gadis sepertimu dapat bekerja di perusahaan besar seperti ini?" Komentar Abgail dengan ketus. Wanita itu masih nampak sama seperti hari sebelumnya, mengenakan pakaiannya yang ketat ditambah dengan make upnya yang tebal.

"Benarkah? Kau sendiri, mengapa bisa ada disini? Kupikir wanita seperti anda, lebih cocok berada di club malam, Mrs. Nelson." Ucap Anna penuh sarkastik. Abigail yang mendengar itu tentu saja tidak terima, ia langsung hendak berdiri dari kursinya, namun di tahan oleh Mr. Nelson.

Desmond yang mendengar jawaban Anna, langsung tersenyum. Jawaban yang cukup ketus dan menohok.
"Rupanya kau wanita yang sangat mengesankan, Mrs. Miller." Ucap Mr. Nelson dengan senyumnya yang memiliki arti lain.

"Baik. Kupikir lebih baik kita langsung ke inti meeting kita hari ini." Ucap Desmond melerai kedua pihak tersebut.

"Taylor, tunjukan padaku laporan perkembangan Nelson Corp berberapa tahun terakhir." Perintah Desmond pada Taylor. Pria itu pun langsung melaksanakan perintahnya. Dari layar proyektor muncullah perkembangan Nelson Corp, yang jika dilihat cukup mengesankan. Perkembangannya dari tahun ke tahun maju dengan pesat. Nelson Corp juga termasuk dalam perusahaan besar di dunia. Jadi wajar saja jika perusahaan itu memiliki perkembangan yang sangat baik.

"Bagaimana, Mr. Christopher? Mengesankan bukan?" Ucap Mr. Nelson begitu Desmond sedang menilainya.
"Aku yakin, jika kita menggabungkan perusahaan ini. Pasti kemajuan perusahaan kita akan semakin lebih baik. Mungkin saja perusahaan kita akan berada di posisi pertama di dunia. Dan kita dapat membuat cabang cabang lainnya yang cukup besar dan lebih banyak." Jelas Mr. Andrew Nelson.

Desmond masih menilai dan berfikir mengenai keuntungan bagi perusahaannya jika mereka menggabungkannya.
"Desmond, pikirkan baik baik mengenai keputusan ini, jangan bertindak bodoh." Ucap Dave yang berada di sebelah pria itu.

"Kau bukanlah, karyawan di perusahaan ini. Tapi mengapa kau ikut berperan dalam meeting kali ini. Lebih baik kau urus saja perusahaanmu itu." Ucap Abigail dengan menatap Dave yang kini sedang menatapnya tidak senang. Dave memang bukan karyawan di Christopher Corp, namun pria itu sering datang bahkan mengikuti meeting bersama, karena kedua perusahaan tersebut sering mengadakan kerjasama.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang