Part 46

6.5K 497 10
                                    

Anna menaruh kopernya asal, ia terlalu lelah karena perjalanan panjang ini. Ia menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk itu, dan memejamkan matanya. Sedangkan Desmond sedang memperhatikan gadis yang kelelahan itu dengan tatapan kasihan. Desmond menghampiri Anna yang kini terlelap, ia menyelimuti tubuh gadis itu dan ikut tidur di samping Anna.

------------------------------------

Gadis itu terbangun, dari tidurnya, tubuhnya menggeliat di kasur itu. Tubuhnya yang tadi terasa lelah, kini sudah kembali segar. Tidur selama 6 jam lebih dari membuatnya segar kembali.

Matanya melirik ke arah sebelah kirinya. Seorang pria yang masih lengkap dengan kaos, celana dan kaos kaki yang ia gunakan untuk berpergian ke pulau ini tadi.

Iris mata cokelatnya memperhatikan pria yang tengah terlelap. Ia mendekatkan bibirnya pada pipi pria itu, mengecupnya lembut. Tangannya mengusap rambut pria itu dengan hati hati, takut membuat sang empunya itu terbangun. Ia menuruni kasur tersebut, setelah memandang pria yang ia sayangi itu cukup lama.

Tubuhnya terdiam, menatap kaos kaki yang masih terpasang pada kaki Desmond. Anna meraih tangannya, mencoba melepaskan kaos kaki itu secara perlahan. Setelah kaos kaki itu terlepas, ia meraih ponselnya yang ada di sakunya.

21.22 PM

Anna berfikir sejenak, memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah terbangun pukul segini. Menghampiri Retta? Ia takut akan mengganggu waktu istirahat gadis itu.

Berfikir lama, tetap tidak menemukan jawabannya. Ia berencana untuk keluar resort untuk jalan jalan. Sebelumnya, ia membersihkan dirinya dahulu, karena ia tadi belum sempat bersih bersih karena sangat lelah.

Setelah cukup lama ia membersihkan diri dan berendam pada air hangat, Anna keluar dari kamar itu dengan pelan. Tubuhnya terbalut sweeter berwarna peach. Ia yakin di luar sana akan terasa dingin, mengingat ia berada di dekat laut dan sekarang adalah tengah malam.

Gadis itu mengedarkan pandanganya, kakinya melangkah tanpa arah. Hanya ingin berkeliling, agar mendapatkan kantuknya kembali. Angin malam menghembus mengenai rambutnya, hingga wajahnya tertutupi oleh rambut.

Kaki Anna terhenti pada pantai, ia melihat pantai tersebut sepi pengunjung. Mungkin karena sekarang bukan musim liburan? Tapi memang sejak tadi ia tidak melihat pengunjung pengunjung lain.

Pandangan Anna terhenti saat ia melihat seorang laki laki duduk di sebuah kursi panjang dekat pantai. Baju santai, dengan sebuah minuman di tangannya. Yang Anna yakin, itu adalah alkohol.

Anna menghampiri pria yang termenung itu, dan duduk disana. Di sebelah pria itu.
"Dave?" Sapa Anna begitu ia berada pada sebelah pria itu. Pria yang termenung itu kemudian menoleh, melemparkan senyum, seakan menjawab sapaann Anna.

"Apa yang kau lakukan disini? Dimana Retta? Kau tak bersamanya?" Tanyanya pada Dave yang meneguk alkohol tersebut.
"Ia tertidur karena sangat lelah. Kupikir ia butuh istirahat yang banyak, mengingat ia sedang hamil."
"Sejak di kapal, ia memaksaku untuk berkeliling pada malam ini, padahal aku menginginkannya besok, karena hari ini pasti sangat lelah. Tapi ia tetap memaksaku berjanji untuk keluar malam ini, dan aku menurutinya." Dave memandang lautan, otaknya kembali mengingat percakapannya tadi siang dengan Retta. Sewaktu gadis itu terus merengek padanya.

"Jadi kau disini hanya untuk menepati janjimu pada orang yang sedang tertidur pulas?" Tanyanya pada Dave, yang dijawab anggukan oleh pria itu. Anna hanya menggelengkan kepalanya. 'Dasar bodoh.' Ucap Anna dalam hati. Tapi ia merasa bahagia juga. Berarti, Dave memang benar benar mencintai sahabatnya itu.

"Apa kau benar benar mencintainya?" Tanya Anna pada Dave. Alkohol yang sedari tadi ia pegang sudah habis begitu ia meneteskan sisa sisanya ke dalam mulutnya.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang