Part 18

15.9K 838 18
                                    

"Sudah kuduga kau akan menerimanya, apa harus sesusah itu untuk memberikanmu barang" keluh Desmond dengan nadanya yang dingin.
"Aku tidak perlu komentarmu" balas Anna tidak kalah dingin.

"Cepat masuk mobil, jangan membuang waktuku" ucap Desmond sambil memasukkan dirinya kedalam mobil sportnya yang langsung disusul Anna dengan sebelah tangannya memegang tas itu.

--------------------------

Dengan kecepatan diatas rata-rata Desmond langsung melajukan mobilnya menuju bandara. Disana sudah terdapat jet pribadinya yang sudah siap dari tadi pagi.

"Good Morning Mr. Christopher." sapa pramugari pesawat jet itu dengan nadanya yang dibuat-buat untuk menggoda pria itu. Dengan baju yang ketat memperlihatkan sedikit belahan dadanya, siapapun tahu bahwa pramugari itu sedang menggoda atasannya itu.

"Kau sudah memeriksa semua barangmu?" tanya Desmond ke Anna yang mengabaikan sapaan pramugari tersebut.

"Apa pedulimu?" ucap Anna.
"Jangan salah sangka Ms. Miller, pastikan barangmu semuanya tidak ada yang tertinggal. Aku tidak ingin mengeluarkan biaya sepeserpun untuk kembali ke Paris atas kecerobohanmu."

"Tidak ada yang memintamu untuk bertanggung jawab, lagipula aku juga tidak sudi menerima uangmu itu. Lebih baik aku mengikhlaskan barangku itu daripada harus memakai uangmu itu." ketus Anna.
"Walaupun dengan fasilitas jet pribadiku?" tanya Desmond.
"Tentu. Siapa yang mau menaiki jet pribadimu ini cih....."

"Woww...wowww... Kau sedang mengatai jet yang berharga jutaan dollar Ms. Miller. Kau tahu, aku saja membeli ini harus mematok harga tinggi dengan melawan para saudagar saudagar arab."
"Kau tahu?? Aku sama sekali tidak peduli. Yang penting untukku saat ini aku hanya ingin pulang dan tidak bertatap muka denganmu lagi."

Bukannya mereka menaiki jet itu, mereka hanya membuat kerusuhan didepan pintu jet. Dengan argumen mereka masing-masing.

"Maaf menganggu Mr. Christopher, waktunya anda masuk. Pesawat akan lenpas landas." ucap pramugari tersebut yang jengah melihat pasangan itu beradu argumen.

Setelah mendengar ucapan itu, Desmond langsung melanjutkan jalannya kedalam pesawat itu.

"Hei mau kemana kau. Aku belom sele-s-a...." belum sampai Anna melanjutkan ucapannya handphonenya berbunyi.

Retta is calling.

"Ada apa?"
"Kau kapan pulang? Aku sudah menunggumu lama, apa kau sudah lupa pada sahabatmu ini?" Rengek Retta.
"Astaga... Kau pikir aku ingin bersamanya terus? Bersamanya sudah membuatku kerepotan melebihi deadline kantor." Keluh Anna.

"Hahaha.. kupikir kau malah bersenang senang dengannya." Ejek Retta.
"Katakan itu padanya, dia hanya membuatku repot."

"Okay..okay, kita bahas nanti. Kembali ke topik utama, kapan kau kembali?"
"Hari ini aku pulang, ini lebih cepat dari rencana. Seharusnya kami pulang sekitar 2 jam lagi." Ucap Anna sambil melihat jam yang ada ditangannya.

"Dari gaya bicaramu sepertinya kau menyayangkan kepulanganmu ini. Kau ingin berlama lama dengannya rupanya." Goda Retta.
"Kau gila? Aku sangat bersyukur bisa pulang lebih cepat, sehingga aku bisa lepas dari muka ularnya itu."

"Dimana telingamu? Kau tidak mendengar kalau pesawat ingin lepas landas. Cepat naik, aku tidak mau menunggu, waktuku terbatas." teriak Desmond dari atas pesawatnya.

"Alright.. Sepertinya ada yang dimarahi." kekeh Retta diseberang sana.
"Ha...ha...ha.." tawa hambar Anna.

"Simpan cerita dan kekesalanmu nanti. Aku akan menjemputmu dibandara, hubungi aku jika kau sudah sampai. I miss you babe." ucap Retta.
"Yeaa, sampai nanti." lalu Anna pun berjalan menuju kedalam pesawat itu.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang