Part 22

16.5K 810 25
                                    

Astaga ini bukan waktunya untuk membicarakan itu sekarang." balas Desmond sambil tangannya memegang pelipisnya.
"Baiklah, aku akan kesana sekarang dengan membawa informasi yang kau butuhkan. Mungkin sekitar 20 menit aku sampai." yakin Dave.

"Akan kutunggu diruanganku." perintah Desmond, lalu memutuskan panggilan itu.

-----------------------------

"Mrs. Miller, tolong serahkan dokumen ini ke ruangan Mr. Christopher, ada yang harus saya kerjakan, jadi berikan ini kepadanya." Ucap salah satu atasan Anna.
Yang dijawab Anna dengan anggukan.

'Astaga niatku yang ingin menghindarinya, sepertinya tidak akan menjadi kenyataan sekarang.' batin Anna.

Lalu ia masuk lift untuk pergi ke lantai atas untuk menyerahkan beberapa dokumen kepada pria itu.

"Dia ada didalam?" tanya Anna to the point pada sekretaris pria itu.
"Ya dia ada didalam." Jawab ketus sekretaris itu yang bernama Alexa.

'Hufftttt tahan Anna ini tidak akan lama, hanya memberikannya lalu kau bisa pergi dengan tenang' yakin Anna.

Tok...tok...tok.....

Setelah ia mengetuk pintu itu selang beberapa detik terdengar deringan telepon dari meja Alexa. Yang membuat wanita itu merasa sibuk sekarang.

######

"Sudah kukatakan, jangan izinkan siapapun masuk dalam. Walaupun itu ayahku sendiri atau ibuku. Siapa dia?" Tegas Desmond.
"Maaf, Sir. Tapi sepertinya Mrs. Miller ingin menyerahkan dokumen penting, jadi saya ijinkan. Apa saya perlu mengusirnya?" tanya Alexa khawatir.

"Mrs. Miller? Ahh... tidak perlu sepertinya dokumen itu sangat penting, ijinkan dia masuk." Jawab Desmond dengan sumringainya. Perintah tersebut langsung dilaksanakan oleh sekretarisnya.

Sebenarnya ia mengatakan itu hanya karena jika Abigail nekat masuk kedalam ruangannya. Tapi jika Anna yang didepan mana mungkin Desmond bisa menolak.

"Ini dokumennya. Saya hanya diperintah atasan saya untuk menyerahkan dokumen ini ke anda. Saya permisi." Ucap Anna sopan untuk menghindari perdebatan dengan Desmond yang akan membuatnya bertatap muka dengannya.

"Tunggu." ucap Desmond sambil mencekal tangan Anna.
"Apa?? Kau tidak tahu pekerjaanku sangat banyak?? Lepaskan..." ketus Anna sambil mencoba melepaskan cekalan tangan kekar pria itu.

"Kita hanya berdua An, kau tidak memanggilku Desmond?" sambil menatap Anna dengan intens.
"Sekali lagi kau menatapku seperti itu, sudah kupastikan matamu akan kutusuk dengan pisau." Ucap Anna berusaha mengatasi rasa gugupnya.

"Kenapa? Kurasa tatapanku tidak bahaya?" Tanya Desmond bingung.

'Tapi itu bahaya untuk jantungku bodoh.....' kesal Anna dalam hati.

"Bagaimana, kau tidak apa-apa kan atas kejadian semalam?" Tanya Desmond dengan nada khawatir pria itu masih mencekal lengan gadis itu.
"Aku bukan wanita lemah Des, sudahlah... Aku bisa menjaga diriku sendiri. Lebih baik kau urus urusanmu sendiri." Ketus Anna.

"Aku bisa mengurusnya sendiri, itu bukanlah hal yang sulit."
"Terserah, sekarang kau lepaskan tanganku ini. Sebelum aku mematahkan tulang tanganmu ini." Ancam Anna melihat tangannya yang daritadi dipegang Desmond.

Lalu Desmond melepaskan cekalannya dan langkahnya maju kedepan untuk semakin mendekat ke arah Anna.

"Aku senang kau tidak apa-apa. Maafkan aku, ini semua terjadi karenaku, jika aku tidak mengajakmu makan malam saat itu, pasti kau tidak akan terkena masalah ini." Ucapnya lemas sambil menaruh kepalanya diatas salah satu bahu Anna.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang