Part 33

12.3K 751 30
                                    

"Astaga... Semakin hari masalahku semakin banyak." kesal Anna pada dirinya sendiri.
Lalu setelah amarahnya reda ia langsung mengambil handphonenya dan berusaha untuk menghubungi Retta.

-----------------

"Halo An...." sapa seseorang diseberang sana setelah mengangkat panggilannya.
"Ya."
"Sebelum kau berbicara apa-apa aku ingin kau menjelaskan semuanya padaku secara DETAIL!" tegas Retta.
"Okayy.... Okayy aku akan jelaskan semuanya."

Lalu Anna menjelaskan semuanya pada Retta dari awal dia pulang dari mengantar Retta dan Dave ke bandara, lalu kejadian saat di apartment terjadi penembakan secara sengaja ke arah apartment mereka yang menyebabkan Anna terluka sampai mereka berada di penthouse Desmond.

Anna setelah menceritakannya langsung dibuat bingung, karena tidak ada tanggapan dari Retta sama sekali.

"Hikss... Hikss...." lalu terdengar suara tangisan dari Retta.
Anna sangat terkejut dengan reaksi Retta saat ini.
"Rett?? Kau menangis?" tanya Anna hati-hati.
Retta semakin mengeluarkan tangisannya, Anna langsung dibuat panik ketika Retta semakin memgencangkan tangisannya.

"Heii Rett... Sudah tidak apa-apa.. Mengapa kau menangis? Aku akan dikira macam-macam oleh Dave jika membuatmu menangis." ucap Anna sambil menenangkan Retta.
"Harusnya... Hikss....aku..hiks...ada..disana....." tangis Retta.

"Rett, kau sedang hamil, wajar jika emosimu sering berubah rubah, aku mengerti. Tapi jangan khawatir, aku akan menjaga diriku sendiri. Kau tahu aku wanita yang kuat." jelas Retta.
"Dasar brengsek!!!!.. Siapa yang berani melakukan itu padamu? Aku tidak akan memaafkan pelakunya AN. Tidak akan pernah...!!!" tangis Retta tergantikan oleh emosi Retta yang melunjak.

"Tenangan dirimu Ret... Pikirkan bayimu. Jangan karena masalah ini bayimu menjadi korbannya." tegas Anna dengan nada ia buat selembut mungkin.

"Okay... Aku akan tenang. Tapi aku akan segera kesana secepat mungkin."
"Jangan!!.... Disini sangat berbahaya, aku juga tidak tahu apakah Desmond sudah menemukan pelakunya atau belum, yang jelas disini sangat tidak aman, kusarankan kau tetap disana bersama Dave sampai situasi aman." tolak Anna.

"Lalu aku akan membiarkan sahabatku berjuang sendirian saat ada orang gila yang menerornya?" sambil menaikkan nadanya.
"Ret aku tahu kau sangat peduli padaku. Tapi situasi saat ini tidak mendukung. Siapapun orang yang ada didekatku akan tidak aman. Kau ingin aku menyalahkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padamu dan bayimu?"

"Kumohon bersabarlah... Ada Desmond disini, kau bisa percaya padanya." lanjut Anna.
"Ya. Tap...."
"Tidak ada penolakan, kau harus disana sampai situasi aman. Kau tidak percaya pada CEO itu?"
"Aku percaya padanya. Sangat percaya." yakin Retta dengan nada yang mulai tenang.

"Kalau begitu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia bahkan tidak pernah melepaskan pandangannya saat bersama denganku." ucap Anna dengan pelan karena terlalu malu.
"Astaga.... Hahaha. Okay.. Okay aku tahu mengapa kau melarangku kesana." goda Retta.
"Hentikan... Bukan itu maksudku." malu Anna.
"Dia mencintaimu Anna." Jelas Retta yang membuat Anna merasakan panas di sekitara n pipinya.
"Iya aku tahu." jawab Anna dengan malu.
"Wait...biasanya kau menolak jika aku mengatakan itu." bingung Retta.
"Dia mengatakannya kemarin saat tidur denganku."

"Really?! Astaga kau sudah tidur dengannya. Bagaimana kekuatannya diranjang? Kalian menghabiskan berapa ronde? Seberapa hot dia saat diranjang? Apakah kau sangat menikmatinya?" tanya Retta beruntutan.
"Stop Ret... Kau berpikir terlalu jauh... Aku tidak melakukannya. Aku hanya tidur. Kau kira setelah dia mengucapkannya aku akan terbuai?"
"Ahh.. penonton sangat kecewa." kecewa Retta dengan nada yang ia buat buat.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang