Part 34

12.3K 694 56
                                    

"Tidak, Des. Kau harus kembali. Jangan lupakan posisimu disini." tegas Anna, walaupun ia sendiri tidak ingin pria ini pergi.
"Baiklah.... Aku akan menghubungimu nanti." lalu Desmond mengecup Anna dengan singkat.
"You're a good kisser." ucap Desmond sambil mengedipkan matanya ke arah Anna. Lalu keluar dari ruangan Anna.

Setelah Anna tidak melihat Desmond diruangannya ia langsung turun dari mejanya untuk merapikan kekacauan yang mereka buat.

------------------------

Anna baru saja duduk kembali di kursinya dan berencana memeriksa neraca saldo perusahaan tersebut, tapi deringan telfon membuatnya mengurungkan niatnya dan menerima panggilan itu.

"Annaa..." panggil seseorang gadis di seberang sana.
"Christine?" Tanya Anna begitu ia mendengar suara yang begitu familiar.
"Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu." Tanya Christine dengan nada antusiasnya.

"Hanya sedikit sibuk. Bagaimana denganmu? Dad and mom?" Anna menyandarkan posisinya, agar menjadi lebih santai.
"Aku baik, Dad juga. Tapi mom..." ucapan Christine terputus dan membuat Anna menjadi sedikit panik.

"Ada apa dengan mom, Christ? Jelaskan!" Anna semakin panik mendengar Christine yang mulai terdiam dengan hembusan napasnya terdengar seperti helaan berat.
"Berberapa hari ini Mom suka mendadak pusing, dan ia menjadi sangat lemas. Tapi kau tidak usah khawatir, aku dan Dad sudah membelikannya obat." Tutur Christine dengan suaranya yang ia buat agar tidak terdengar panik. Christine tahu, kakaknya sangatlah sibuk, jadi ia tidak ingin membuatnya harus pulang dan menunda pekerjaannya yang banyak itu.

"Kau yakin? Apakah Mom ada disana? Aku ingin sekali berbicara dengannya.." pinta Anna yang terdengar lebih ke permohonan.
"Maaf, An.. aku sedang berada di sekolah. Nanti jika aku pulang, akan kuhubungi kau lagi." Ucap Christine di sebrang sana.

"Baiklah.. jaga dirimu. Ku harap kau tidak menjadi gadis nakal disana, dan aku harap kau tidak terlalu sering menghabiskan waktumu dengan kekasihmu itu. Jangan berbuat macam-macam!" Pesan Anna yang dibalas nada helaan panjang oleh Christine.
"Ya ya ya.. Dan kau, kuharap kau segera menemukan pacar, tidakkah kau sadar, kau sudah sangat tua. Apa kau ingin kusebut perawan tua?" Ucapan Christine barusan membuat Anna menjadi kesal, sejak kapan adiknya menjadi seperti ini.

"Heyy.. watch your mouth! Dan perlu kau tahu, aku belumlah sangat tua, dan aku tidak semenyedihkan itu!" Kemudian Anna langsung mematikan panggilannya dengan Christine secara sepihak, ia kesal mengapa adiknya menjadi seperti itu. Ucapannya walau hanya candaan tapi cukup membuat Anna menjadi kesal.

######

Anna memperhatikan setiap taksi yang lewat. Sebenarnya ia bisa saja menunggu Desmond dan pulang bersamanya, tapi ia menolak karena itu membuatnya harus menunggu lebih dari satu jam, karena Desmond tiba-tiba kedatangan tamu penting.

Gadis itu baru saja akan menyegat sebuah taksi yang lewat, tapi sebuah mobil sport keluaran terbaru baru saja berhenti di hadapannya. Kaca mobil itu turun dan menampakan seseorang dengan senyum hangatnya di kursi kemudi.
"Nate?" Pria yang kini hanya mengenakan kemeja biru muda tanpa dasi itu masih tersenyum hangat padanya.

"Masuklah.. aku tahu kau butuh tumpangan." Ucapnya yang kemudian diangguki oleh Anna. Tidak ada salahnya jika ia menerima tawaran Nate, tentu ia akan sedikit menghemat uanganya.

"Kebetulan sekali, aku menemui di jalan seperti tadi." Nate memulai percakapan, sejak tadi hanya terdengar alunan musik jazz yang menemani keduanya.
"Ya.. begitulah. Tadi aku berniat untuk naik taksi." Tutur Anna.

"Mengapa kau tidak pulang dengan Desmond? Bukankah ia pacarmu?" Tanya Nate, ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Dia bukan pacarku, Nate. Dan ia sedang ada urusan di kantor, ia menyuruhku untuk menunggunya, tapi aku tidak mau."

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang