Part 23

14.9K 746 18
                                    

Sebelum lift terutup ia dapat melihat mata Anna sebentar, ia dapat melihat Anna kecewa dan tidak percaya apa yang ia lihat.

'Fuck.... Kau sudah membuatnya kecewa, Des' ucapnya dengan umpatan dalam hati sambil menendang tempat sampah disekitarnya.

----------------------------

"Arghhh... Shittt!" Erang pria yang sedang hilang kendali itu. Pria itu melempar cangkir kopinya ke sembarang arah. Desmond kemudian memanggil Alexa agar cepat menghampirinya.

"Yes, Sir." Ucap Alexa dengan sopan begitu ia tiba di ruangan bosnya itu. Alexa nampak kaget melihat pecahan cangkir berwarna putih yang kini tercecer di lantai.
"Apa perlu aku memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan semua ini?" Tanya Alexa dengan sopan.

"Kuperingatkan padamu, jika kau masih ingin bekerja untukku, jangan pernah membiarkan wanita bernama Abigail itu masuk ke ruanganku!" Tegas Desmond, pria itu memerintah dengan nada dinginnya.
"Maaf, Sir. Itu tidak akan terjadi lagi." Sesal Alexa sambil menundukan kepalanya sebelum akrhinya Desmond menyuruhnya meninggalkan ruangannya, hingga terdengar suara pintu yang tertutup.

Pria itu meraih gagang telfonnya dan menghubungi gadis itu, namun tetap saja, tidak ada jawaban pada panggilannya.
Kemudian ia pun memilih menuliskan sebuah pesan, dan berharap pesan tersebut dibaca oleh gadis itu.

To : Anna

Ikutlah meeting besok pagi dengan Nelson Corp, banyak yang akan kusampaikan, terutama mengenai jalang itu.

Selesai mengirimkan pesan itu, Desmond tidak hanya tinggal diam ia segera memerintahkan asistennya agar menyiapkan pertemuannya dengan Nelson Corp besok. Dan tidak lupa ia juga mengabari Dave untuk hadir dalam meeting besok.

######

"Daddy!" Teriak wanita dengan wajah yang terpolesi make up tebal itu. Wanita itu menghampiri pria tua yang wajahnya masih nampak kharismanya sebagai pemimpin perusahaan.

Pria dengan rambut memutih itu tengah berbicara dengan berberapa karyawannya, namun sepertinya pembicaraan mengenai kemajuan perusahaan itu kini terganggu karena kedatangan putrinya.

"Dadd! Dengarkan aku!" Pinta Abigail begitu ia sampai di meja ayahnya. Ayahnya kemudian menyelesaikan pembicaraannya dengan karyawan tersebut agar dapat meladeni kemauan putri manjanya itu.

"Yes.. my princess? What's going on? Hingga kau harus mendatangi ruanganku di jam kerjaku." Tanya ayahnya penuh kasih sayang. Abigail pun duduk di hadapan ayahnya sambil menampilkan raut wajah sedih.
"Ada apa, sayang? Ceritakanlah."
"Apakah Desmond sudah menyatakan cintanya padamu?"

"Dad, dia bahkan tetap mengacuhkanku. Bahkan ia sama sekali tidak memberikan senyum padaku seperti dulu." Rengek Abigail dengan manja.
"Rupanya bocah itu mengacuhkan aku dan putriku." Senyum sinis terlihat di wajahnya yang memiliki banyak kerutan di wajah.

"Tenang saja. Pria itu akan jadi milikmu setelah ini, My Princess." Ayahnya mengelus puncak kepala putrinya itu, memberikan rasa tenang pada putrinya.
"Tapi sekarang sulit. Sepertinya Desmond mencintai wanita lain."
"Dadd.. aku tidak mau itu terus berlarut." Abigail masih merengek pada ayahnya.

"Siapa wanita itu?" Tanya ayahnya dengan rahang yang sudah mengeras.
"Anna. Anastasia miller." Jawab Abigail yang langsung membuat ayahnya meraih gagang telfon di dekatnya dan langsung menghubungi seseorang di sebrang sana.

"Cepat cari tahu, wanita bernama Anastasia Miller!" Perintahnya begitu panggilannya terjawabkan. Dan ia langsung menutup panggilan tersebut begitu bawahannya mengerti perintahnya.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang