Part 43

7.3K 507 17
                                    

"Meski dari dulu kau tetaplah miliku." Tambahnya kemudian menjauhkan bibirnya dari bibir ranum gadis itu.

"Kalau begitu bolehkah.." ucapan Desmond terhenti karena bibir Anna sudah mencium kasar pria itu, kaki Anna juga sudah melingkar di pinggul Desmond, dan tangannya memeluk lehernya, seakan menjawab pertanyaannya. Tanpa bertanya apapun lagi, Desmond kini sudah melanjutkan aksinya untuk menyerang Anna. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk melakukan balasan pada Anna, karena dulu ia sudah menendang junior milik Desmond.

--------------------------------

07.00 AM

Gadis itu masih memejamkan matanya, bukan berarti ia masih terlelap dalam mimpinya. Namun ia merasa malu saat ia mengingat kejadian semalam.

Anna masih memikirkan, kejadian itu hanya mimpinya atau beneran terjadi. Kejadian yang berlangsung cukup lama hingga subuh tadi. Dan itu membuat Anna lelah hingga sekarang. Ia masih berfikir dalam mata yang terpejam, hingga ia tersadar dingin pada kulitnya yang langsung terkena udara dingin dari pendingin ruangan, bertanda tubuhnya sedang tidak mengenakan apapun sekarang. Ia juga merasakan tangan kekar seseorang memeluk tubuhnya posesif. Anna ingin membuka matanya, tapi ia malu melihat pria itu.

"Morning, Baby." Ucap seseorang dengan suara serak khas bangun tidur, namun suara itu terdengar.. sexy?
Anna masih memejamkan matanya, berusaha untuk tertidur kembali. Sebuah tangan besar mengusap rambutnya lembut dan mengecup kening gadis itu.

"Bangunlah.. aku tahu kamu sudah bangun." Ucap Desmond lagi. Anna yang mendengar itu langsung berpura pura seperti seorang yang bangun tidur. Ia menggeliat dan pura pura menguap sambil mengucek matanya.

"Hmm.. morning too, kau bangun terlalu pagi, Des. Aku masih mengantuk.. hoamm.." ucap Anna sambil menguap diakhirannya. Desmond hanya menaikan alisnya menanggapi sikap Anna barusan.

"Kau tidak ke kantor?" Tanya Anna seraya menatap pria yang ada di sampingnya. Rambut berantakan, tubuh atletis yang tidak tertutup apapun, membuat Anna tidak bisa berhenti mengaguminya, walau ia sudah mencicipi tubuh itu semalam. Tapi ia merasa ingin merasakan tubuh itu lagi pagi ini. Anna langsung mengusir jauh jauh pikiran kotornya.

"Apakah setiap hari kau harus menanyakan itu padaku? Dan aku harus menjawabnya berulang ulang kali?" Desmond melemparkan pertanyaan retorik pada Anna yang hanya dijawab anggukan oleh gadis itu.
"Hm.. baiklah.." Anna terdiam, ia merasa ada sedikit awkward? Mengingat kejadian semalam.

"Aku ingin membuat sarapan dulu.." ucap Anna baru saja berniat turun dari tempat tidur king size itu. Namun ditahan oleh tangan kekar Desmond.

"Morning kiss?" Pinta Desmond sambil tersenyum hangat. Oh tidak, senyuman itu tidak hanya hangat bagi Anna, tapi membuatnya terasa panas pada kedua pipinya.
"Kau bahkan tidak memberikannya padaku kemarin, hanya karena daun bawang sialan itu." Ucapnya sambil mengingat daun bawang yang membuatnya menangis kemarin.

Tubuh Anna hanya terdiam, ia meneguk ludahnya sebelum akhirnya ia mulai mendekatkan wajahnya pada Desmond dan mengecup bibirnya cepat.
"Good." Komentar Desmond sambil tersenyum, begitu bibir Anna menjauh darinya. 'Apa yang 'good' bodoh? Kau tak tahu jantungku mungkin akan jatuh ke perutku?' Gumam Anna dalam hati.

Desmond memeluk tubuh polos Anna, tangannya membawa tubuh itu ke atas tubuhnya dan mendekatkan wajah mereka.
"Beautiful.." puji Desmond, membuat Anna menduduk menahan rona wajahnya. Tangan pria itu mengangkat wajah Anna, sehingga ia bisa menatap wajah gadis itu yang kini merona, membuat Desmond tidak bisa berhenti menahan senyumnya. Hingga sebuah ide nakal terbesit dipikirannya.

15% (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang