Desmond masih belum melepaskan pelukannya, malah semakin mengeratkan pelukannya pada Anna.
"Anna, aku tidak suka jika pria menatapmu seperti pria sialan tadi, atau pria manapun yang menatapmu dan tersenyum padamu. Hanya aku yang boleh melakukannya." Ucapnya masih dengan kepala yang berada di bahu Anna. Ucapannya barusan membuat jantung Anna terasa mencelos jatuh. Ia sangat berharap pria ini tidak menyadari detak jantungnya yang sangat cepat sekarang."Dan aku juga tidak ingin, kau tersenyum pada pria lain. Karena kau hanya boleh memperlihatkan senyummu itu padaku."
------------------------------
Sinar matahari itu menerobos masuk ke ruangan bertema hitam putih itu. Cahayanya membuat gadis yang terlelap itu bangun dan membuka matanya perlahan.
"Pagi." Ucap seseorang dengan tersenyum kecil, yang ada dihadapannya. Siapa lagi selain Desmond, lengkap dengan rambutnya yang berantakan dan dengan pakaiannya semalam. Ia terlihat sangat seksi sekarang, ditambah dengan cahaya matahari yang menyinari wajahnya bagaikan seorang malaikat yang membangunkannya di pagi hari. Pahatan wajahnya sangat jelas di jarak mereka yang sangat dekat ini, ditambah dengan rahangnya yang terlihat sangat kokoh, mata tajamnya, alisnya, semuanya sangat sempurna di mata Anna.
"Apa kau sudah selesai mengagumi wajah tampanku?" Tanya Desmond karena merasa Anna mengacuhkan sapaannya dan malah melamun sambil memperhatikan wajahnya. Pria itu memang berada di samping Anna yang tertidur di dekatnya.
"Astaga.. aku ketiduran disini!" Anna segera bangkit dari posisi tidurnya dan duduk di tepi kasur king size yang sangat empuk.
"Brengsek! Ini gara gara kau semalam mabuk!" Omel Anna pada Desmond yang belum bangkit dari posisi tidurnya."Hahaha.. kupikir kau memang memanfaatkan kesempatan itu untuk berdekatan denganku, bahkan kau tidur di ranjangku." Desmond kemudian terduduk di ranjangnya sambil menyandarkan diri pada sandaran tempat tidur.
"In your dream! Seharusnya kau berterima kasih aku tidak meninggalkanmu di jalan!""Untuk apa? Kau sendiri senang bukan, bisa tidur di tempat tidurku? Kau wanita pertama yang berani tidur di tempat tidurku ini." Ucap Desmond disaat Anna merapihkan rambutnya dengan jari jari tangannya.
"Itu sangat menyusahkanku, Des!" Desmond yang mendengar itu kemudian mendekati Anna yang masih duduk di tempat tidurnya."Benarkah?"
"Seharusnya semalam, aku menidurimu, itu merupakan kesempatan, karena kau dengan sendirinya tidur di sebelahku." Anna mencoba menjauhkah dirinya dari Desmond yang semakin mendekatkan wajahnya. Pria itu memegang lengan Anna agar tidak menjauh lebih dari ini."Atau bahkan, kau sengaja karena ingin menggodaku yang mabuk?" Desmond bertanya dengan seringainya. Anna yang mendengarnya kemudian mengerutkan keningnya, bagaimana tidak? Pria ini menuduhnya sembarangan, dasar pria tidak tahu berterima kasih!
"Kau gila, ya? Aku tidak sama sepertimu, yang memiliki otak kotor! Aku hanya membantumu, karena aku peduli!" Teriak Anna pada pria yang masih berjarak berberapa inci dari wajahnya. Kemudian Anna merasa ingin membenturkan kepalanya kepada pria yang ada di hadapannya ini. 'Bodoh! Mengapa aku mengatakan itu?! Aku bahkan sama sekali tidak peduli pada si brengsek ini!' Batin Anna merutuki dirinya.
"Rupanya kau peduli padaku ya? Tidak kusangka." Desmond terkekeh dengan senyum yang menyeringai dan menampilkan deretan gigi putihnya. Anna masih belum bisa mengontrol degupan pada jantungnya yang sejak tadi berpompa sangat kencang, karena ucapan itu dan karena jarak mereka yang sangat dekat sekarang.
"A-p.." baru saja Anna ingin memprotes apa yang baru saja pria itu katakan, dengan nada percaya dirinya. Namun, bibir itu sudah membungkamnya terlebih dahulu. Anna hanya bisa terdiam. Ciuman itu tidak berlangsung lama, hanya berberapa detik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
15% (OPEN PO)
RomanceKehidupan seorang gadis yang berusaha mati matian hidup ditengah kejamnya kehidupan kota New York City,dengan memiliki segudang masa lalu kelam cinta yang membekas di hatinya. Anastasia Miller Seorang gadis tangguh, dengan tubuhnya yang lang...