"Shitt.... Tenaganya tidak bisa diragukan lagi. Aku melupakan itu." ucap Desmond sambil mengangkat kakinya yang diinjak Anna karena sakit yang luar biasa.
"Halooo mr..." ucap seseorang dari hp itu yang tergeletak dilantai.
"Saya disini...." jawab Desmond.
"Bagaimana tentang pengacara, apakah jadi ?" tanya seseorang disebrang sana.
"Batalkan semuanya, saya berubah pikiran" yang langsung ditutup oleh Desmond secara sepihak."Kemana Medusa itu pergi? Merepotkan saja..." Ucapnya sambil mencari ke berbagai arah dengan menahan rasa sakit dikakinya
"Kau harus membayar ini semua Ms. Miller."
---------------------
Anna masih memperhatikan wajah cantiknya dari pantulan cermin. Polesan make up yang tidak terlalu tebal membuatnya terlihat lebih natural malam ini.
"Pria brengsek itu! Oh God! Mengapa hidupku begitu menderita setelah bertemu dengannya ?" Anna menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya sejenak. Hingga berberapa wanita dengan pakaian mewah dan minim masuk, yang membuat Anna harus menggeser sedikit tubuhnya agar tidak menghalangi jalan kedua wanita yang baru saja masuk.
Keduanya terlihat merapikan tataan rambutnya dan menambahkan polesan make up, terutama lipstick tebal pada bibir mereka. Menurut Anna, make up keduanya sudah termasuk sangat berlebihan ditambah sekarang mereka menambahkannya lagi.
Anna masih menyandarkan tubuhnya pada dinding toilet dan memejamkan matanya, berharap peningnya terhadap pria bodoh tadi hilang.
"Menurutmu, apa malam ini aku terlihat seksi ?" Tanya wanita dengan gaun minimnya yang berwarna merah.
"Tentu. Kau hanya perlu menggodanya dan membuatnya mabuk." Jawab temannya yamg menggunakan gaun biru muda.
"Ohh, Jess... Mengapa Mr. Christopher terlihat sangat tampan malam ini ? Aku bersumpah akan membawanya ke salah satu kamar hotel malam ini!" Ucap wanita bergaun merah.
"Ya! Kau harus! Kau hanya perlu menggodanya! Aku akan membantumu!" Sahut temannya dengan semangat sambil memoleskan lipstik merah pada bibirnya.
'Apa apaan kedua wanita ini, menjijikan. Pria bodoh itu arghhh..' geram Anna dalam hati.
"Setelah ini kau harus menghampirinya, okay? Buatlah ia mabuk terlebih dahulu."
"Kalau aku berhasil membawanya malam ini, kau juga harus membawa seorang pria tampan dan kaya juga." Ucapnya dengan penuh yakin.
Anna tidak kuat lagi dengan pembicaraan keduanya. Gadis itu langsung melangkahkan kakinya dengan cepat kearah pintu dan keluar lalu membanting pintu itu dengan keras, sehingga Anna bisa menduga kedua wanita tadi kaget dan mengumpat padanya.
"What the fu..."
"Shit." Ucap keduanya secara bersamaan."Ada apa dengan wanita itu? Dasar wanita aneh."
Anna menyusuri bagian yang menyediakan banyak minuman. Ia memiih untuk minum berberapa gelas untuk menjernihkan pikirannya.
Gadis itu duduk di samping meja bar sambil meneguk minumannya.
"Hai, Manis. Mau aku temani ?" Tiba tiba seorang pria yang nampak lebih tua darinya ikut duduk di sampingnya. Anna tidak menjawab sapaan pria itu dan masih terus meneguk minumannya.
"Karena kau tidak menjawab, kuanggap kau mau kutemani." Pria itu berbicara dengan bahasa inggrisnya, dan dari wajahnya ia terlihat seperti bukan pria yang berasal dari negara ini. Pria itu kemudian meneguk habis minuman yang sejak tadi dipegangnya.
"Dimana priamu? Atau temanmu mungkin? Kau tampak menyedihkan jika sendirian saja disini." Ucapnya sambil memainkan gelas kosong tadi.
"Apa pedulimu ?" Jawab Anna dengan nada angkuhnya.
"Wahh wahh wahh.. wanita yang angkuh rupanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
15% (OPEN PO)
RomanceKehidupan seorang gadis yang berusaha mati matian hidup ditengah kejamnya kehidupan kota New York City,dengan memiliki segudang masa lalu kelam cinta yang membekas di hatinya. Anastasia Miller Seorang gadis tangguh, dengan tubuhnya yang lang...