Anna kemudian berjalan mendekati Desmond. 'Menyebalkan! Pria bodoh, tidak peka!' Kesal Anna berguman dalam hati. Ia tetap melangkah, beriringan dengan langkah Desmond.
Desmond melihat Anna, dengan pandangan bingungnya. Seolah tidak mengerti apa yang terjadi pada Anna. Tapi pria itu tidak peduli dan tetap berjalan ke arah resort.
-------------------------------Cermin itu menampakan seorang wanita dengan lekuk tubuh yang proporsional, tubuh tersebut dibaluti dress berwarna abu abu, terlihat indah dan sempurna untuknya.
Anna menyisir rambutnya, menggulung rambutnya agar terlihat rapih. Wajahnya juga ia polesi, make up tipis, dan berkesan natural. Sebenarnya ia sangat malas untuk berdandan seperti ini. Tapi karena Desmond sangat menyebalkan, memaksanya untuk berdandan rapih dan memakai dress, maka Anna menurutinya. Jika tidak, ia yakin pasti akan ada perang dingin antara keduanya hingga hari esok.
Setelah merasa rapih ia meninggalkan cermin besar itu dan membawa tas kecil berwarna hitam yang tergeletak di atas meja rias. Anna menyandarkan dirinya pada dinding, menunggu Desmond menjemputnya depan kamar, sesuai dengan perintah pria itu. Pria itu memang tidak di kamar mereka sejak mereka tiba di resort, namun pria itu pergi entah kemana, dan menyuruhnya untuk bersiap siap dan menunggunya pukul 8 malam. Dan sekarang pukul 8 lewat, tapi pria itu belum juga muncul.
Tok tokk tok
Suara ketukan pintu kayu membuat Anna bangkit dari posisinya yang menyandar pada dinding, menghampiri pintu kayu itu.
"Pria bodoh itu telat 15 menit, aku harus memarahinya nanti." Ucap Anna begitu ia beranjak ke pintu."Ka-!" Ucapan Anna terhenti, saat matanya melihat di hadapannya tidak ada Desmond, melainkan pria pria berbadan besar, tampak mengerikan, hingga membuat Anna mundur selangkah.
Pria pria berseragam hitam itu menatap Anna, membuat gadis itu merasa takut.
"Apa yang kalian lakukan?!?" Tanya Anna mencoba berhati hati pada pria pria menyeramkan di hadapannya."Maaf, nona. Anda harus ikut kami sekarang." Ucap seorang pria berbadan besar dengan kacamata hitamnya.
"Siapa kalian!? Aku tidak mau ikut kalian." Anna bersiap untuk menutup pintu itu, namun tangan pria itu langsung menahan pintu itu, membuat Anna tidak bisa menghilang dari balik pintu."Maaf, kami hanya menjalankan perintah, anda harus ikut kami." Ucap pria itu lagi.
"Tapi. Aku. Tidak. Mau!" Ucap Anna dengan penegasan setiap katanya. 'Dimana Desmond? Mengapa pria itu tidak muncul? Apa ia sengaja ingin aku diculik pria aneh lagi? Pria brengsek!' Gumam Anna dalam hati.Belum selesai Anna memikirkan Desmond yang belum juga muncul, kini tangan Anna sudah ditarik oleh pria pria itu.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN!?!" Anna berteriak, meronta ronta agar dilepaskan oleh pria pria berbaju hitam itu."Maaf, nona. Bos kami menunggu." Pria itu memaksa Anna untuk berjalan mengikutinya. Anna meronta ronta, agar dilepaskan, namun tidak ada hasil. Tenaga pria itu lebih besar darinya.
Tubuh Anna sudah dipaksa berjalan, dan kini mereka sudah berada di yacht besar. Berbeda dengan yacht yang dimiliki oleh Dave. Yacht ini lebih mewah dengan lampu lampu yang menghiasi sekitar yacht tersebut.
Anna kini sudah berada di yacht itu, perasaannya sungguh kacau, ia takut jika ia harus mengalami hal buruk seperti dulu lagi. Pria pria berbadan besar itu, membawa Anna ke ruang tengah di yacht. Di ruangan tersebut terdapat barang barang mewah, alat musik, dan di tengah ruangan, terdapat grand piano berwarna putih. 'Apa yang menculiknya kali ini adalah seorang musisi?' Tanyanya dalam hati. Pria pria berbaju hitam itu sudah meninggalkan Anna, yang terdiam dalam ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
15% (OPEN PO)
RomanceKehidupan seorang gadis yang berusaha mati matian hidup ditengah kejamnya kehidupan kota New York City,dengan memiliki segudang masa lalu kelam cinta yang membekas di hatinya. Anastasia Miller Seorang gadis tangguh, dengan tubuhnya yang lang...