8. Mulai Menyatu Dengan Hujan

27.7K 927 9
                                    

[sudah direvisi]

🌸🌸🌸

Iluvia berjalan menelusuri koridor, langkahnya terhenti saat ia dengar ada yang memanggil namanya.

"Kalian?" ucap Iluvia setelah melihat keasal suara.

Itu suara Arkan dan Dirga, mereka sedang duduk ditepian koridor.

"Baru dateng?" tanya Arkan.

"Iya,"

"Dianter Abang?"

"Iyalah, mau siapa lagi."

"Eh gua duluan ya, mau nyamperin Firly bentar ke kelasnya. Kata dia, dia rindu." kata Dirga beranjak bangun dari duduknya.

Iluvia memutar bola matanya malas. "Cewek baru lagi?" kata Iluvia.

Dirga mengedipkan sebelah matanya yang membuat Iluvia ingin sekali menoyor kepala anak itu. Wahai kaum hawa SMA Taruna Negara, tolong jangan pada mau jika digoda oleh Dirga! Sesungguhnya dia adalah makhluk yang paling berbahaya, selain jin dan setan.

"Sini dong, duduk dulu." kata Arkan menepuk tempat disebelahnya yang tadi diduduki Dirga.

Iluvia tersenyun lalu duduk disamping Arkan, "Udah mau masuk gak sih?" tanyanya.

"Santai, masih lama." katanya.

Iluvia melirik jam tangannya, dan iya masih 20 menit lagi bel masuk kelas akan berbunyi.

"Eh Luv, gue mau cerita deh." ucap Arkan

Iluvia mengernyit, "Apaan?" katanya lalu matanya bertemu pandang dengan Arkan. Ini sih sudah fiks, detak jantung Iluvia jadi tak terkontrol.

"Tentang perasaan."

Iluvia membesarkan matanya. "Perasaan?"

Arkan mengangguk, "Mau dengerin gak?"

"Iy-- iya."

Sungguh Iluvia sangat berharap seluruh pikiran negatif tentang apa yang akan terjadi nanti yang berkeliaran diotaknya tidak akan pernah terjadi. Doakan!

"Gue lagi suka sama seseorang, Luv." kata Arkan.

Deg.

Pupus.

Satu kata itulah yang mendeskripsikan perasaan Iluvia detik ini.

Ucapan Arkan itu membuat hatinya tumbang seketika. Arkan sedang menyukai seseorang, dan yang jelas bukan dirinya karena Arkan ceritanya pada Iluvia. Mustahil sekali jika ada orang bercerita tentang perasaannya kepada orang yang sebanarnya justru menjadi inti ceritanya.

Hati Iluvia seolah berteriak; Mengapa dia bisa bisanya mencintai orang yang salah? Mengapa dia bisa bisanya mencintai seseorang yang dari awal pun dia tahu bahwa dia tidak akan pernah bisa memilikinya? Mengapa dia bisa bisanya mencintai seseorang yang sampai saat ini pun dan bahkan sampai kapan pun orang itu tidak akan pernah tahu perasaan dia yang sebenarnya? Mengapa dia bisa bisanya mencintai sahabatnya sendiri?

Kedua mata hazel milik Iluvia tidak sanggup lagi untuk menatap Arkan.

Iluvia rapuh. Sangat rapuh.

Mungkin lebih baik ia musnah saja dari muka bumi ini.

Mengapa juga ia harus masuk sekolah hari ini? Mengapa ia tidak bangun kesiangan saja tadi agar tidak usah berangkat kesekolah sekalian. Jika begitu, setidaknya ia tak akan berhadapan dengan Arkan hari ini. Untuk situasi seperti ini, ia tak sanggup-- sungguh.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang