4. Arkan Ngambek

42K 1.3K 6
                                    

[sudah direvisi]

🌸🌸🌸

Setelah menikmati hujan yang turun tiba-tiba itu, Iluvia, Lia, serta Dirga segera pergi ke toilet untuk mengeringkan seragam mereka yang basah total.

Sebenarnya ini sudah memasuki jam pelajaran kedua. Tetapi Iluvia, Lia, dan juga Dirga jadi bolos karena seragam mereka masih basah. Tetapi tidak masalah, lagi pula sesekali bolos pelajaran tidak membuat kita menjadi pendosa kan?

Bisa mereka bertiga tebak, seragam Arkan juga masih basah, sama seperti mereka. Namun mereka tidak tahu kemana larinya si Arkan. Tetapi untuk saat ini, Iluvia tidak mau pusingkan hal itu.

Beberapa menit mereka ditoilet, mereka segera pergi ketaman untuk mendapatkan angin sepay-sepoy yang akan membantu proses keringnya baju mereka. Memang mustahil untuk akan kering secepat yang mereka ingin, namun ya apa salahnya mencoba.

Sesampainya ditaman, Iluvia dan Lia duduk dibangku taman. Sedangkan Dirga, dia lagi nyamperin sekumpulan cewek-cewek yang sedang duduk-duduk dilesehan rerumputan dibawah pohon yang ada disudut taman. Tidak tahu mereka siapanya Dirga, pasalnya memang Dirga ini bisa dibilang Playboy. Karena sumpah demi apapun, cewek dia dimana-mana, sob. Benar-benar banyak sekali, bertaburan, luber-luber, tumpah-tumpah.

Iluvia dan Lia sudah pastikan, Dirga sedang menggombali cewek-cewek itu, sampai mereka tersenyum satu persatu. Dasar Dirga, memperjual belikan tampang sekali anak itu.

"Arkan marah gak ya?" ucap Iluvia membuka percakapan.

"Nggak tau juga gue." kata Lia.

"Lagian, mau sampe kapan sih dia itu gak suka hujan? Sampe kapan dia benci sama hujan?" Iluvia berbicara dengan nada tidak suka.

Setelah beberapa menit mereka berasumsi masing-masing tentang mengapa Arkan sebenci itu dengan ciptaan Tuhan nya sendiri, akhirnya Dirga datang mencairkan suasana.

"Ekhem,"

"Udah? Puas? Ngegodain tuh cewek-cewek udah puas?" sahut Lia.

"Mereka yang mau digodain, gue dipaksa." kata Dirga dengan memasang mimik wajah tersiksa batin.

"Najis tau gak, Dir."

"Dir, Arkan marah gak ya?" tanya Iluvia.

"Nggak tau gue, gue udah dari tadi spam chat dia tapi kagak diread." jawab Dirga.

"Lo chat apa?"

"Ya gue tanya, dikelas ada guru nggak. Terus gue tanya lo marah ya. Terus gue tanya cewek gue dikelas gak lagi sama Udin kan. Terus kata gue--"

"Apaan sih ah gak jelas semua yang lo tanyain!" ujar Iluvia geram.

"Yaudah, lo aja yang chat." kata Dirga.

Iluvia memutar bola matanya malas. "Lagian apasih salah hujan sampe sampe dia sebenci itu sama hujan? Apa hujan pernah buat dia jadi hampir meninggal?"

Dirga dan Lia terkejut mendengar ucapan terakhir dari Iluvia. Namun mereka memilih tetap diam saat setelah saling bertatap.

"Gak masalah kalian gak suka sama hujan, tapi minimal kalian gak usah ngebenci. Hujan juga ciptaan Allah, sama kaya kita. Hujan juga bisa ngebuat semua orang yang ada didunia ini bahagia saat kemarau dan saat suasana panas." kata Iluvia.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang