35. Jangan Pergi

15.8K 556 26
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Ruang utama beraroma kopi itu didominasi oleh suara-suara ceria dan heboh para sekawan yang baru saja bertemu setelah delapan tahun berpisah. Semenjak Larasati dan Bruno pergi meninggalkan perumahan yang sudah lama mereka singgahi, Irla dan Alzee mulai kehilangan beberapa hidupnya yang semula dipenuhi banyak warna. Biasanya setiap tahun mereka selalu merayakan tahun baru bersama, selalu merayakan hari raya Idul Fitri bersama sampai terkadang piknik bersama. Mereka memang dua keluarga yang sangat bersahabat sebelum pada akhirnya keluarga Bruno harus meninggalkan Indonesia karena urusan pekerjaan.

Aroma kopi dan cokelat hangat mulai tercium saat Nek Yarni membawakan satu nampan yang bersisi kopi dan cokelat hangat. Nek Yarni menaruh minuman itu dimeja lalu ikut duduk disofa untuk bergabung mengobrol bersama. Nek Yarni juga kenal baik dengan Larasati dan Bruno, bahkan Nek Yarni ini adalah teman sekolah Larasati saat SMP. Memang banyak sekali kenangan yang tersimpan dibalik layar.

"Malam ini kami akan menginap dirumah Dirga, and tomorrow we will comeback to Amsterdam." ujar Larasati ditengah percakapan.

"Serius, Tante?" Iluvia tersentak.

Larasati mengalihkan pandangannya kepada Iluvia, "Yes, why?"

"Tante, jangan pulang dong." rengek Iluvia.

"Don't worry, sayang. Kami pasti akan sering come to Indonesia." Larasati mengelus puncak kepala Iluvia.

"Raka bakalan tinggal disana, Tante?" tanya Iluvia dengan serius.

"Right. Kamu harus main ke Amsterdam!" ujar Larasati lalu merangkul pundak gadis kecil disampingnya itu.

Iluvia menatap Raka yang duduk bersebrangan dengannya, dihampit oleh Alga dan Dirga. Sorot mata gadis itu berbicara bahwa ia tak rela jika harus berpisah dengan Raka.

Raka membalas tatapan itu dengan senyuman yang ia ukir dengan paksa. Sebetulnya ia pun tak rela jika harus meninggalkan Indonesia lagi, ia juga sudah bertemu dengan beberapa manusia yang memberi pelajaran dihidupnya, namun jika ia tetap berada di negara ini, ia akan marumitkan suasana saja.

"Jangan pergi, Ka." ucap Iluvia tanpa sadar menetesi air mata.

"Gue bakalan sering-sering kesini kok, Luv." ucap Raka mencoba meyakini Iluvia.

Alga merangkul pundak Raka lalu ia tepuk pundak itu dengan pelan. "Jangan bikin Adik gue mewek terus nape sih lu," ujarnya lalu terkekeh.

Raka tersenyum sambil memandang tangan Alga yang terlihat begitu akrab merangkulnya. Ia jadi semakin merasa menjadi manusia yang berdosa karena telah membohongi orang disekitarnya yang justru sangat memiliki hati yang luar biasa budiman.

"Ka, plis disini aja sama gue..." Iluvia merengek lagi. Rupanya ia masih belum berhenti jika Raka belum mengatakan 'Iya'.

"Iluvia nggak boleh egois gitu, Raka pasti bakalan main kesini terus kok. Iya kan, Ka?" ujar Alga mencoba menenangkan.

Larasati mengelus pundak Iluvia untuk memberikan ketenangan. "Hey, cantik. Jangan khawatir, Raka akan selalu dihatimu- forever." ujar Larasati diiringi dengan senyuman cantiknya.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang