63. Believe Please

10.5K 414 101
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Pagi kali ini seolah menjadi pagi yang paling buruk diantara pagi-pagi sebelumnya. Gadis berseragam putih abu-abu itu memberhentikan menyeberang jalan besar menuju kesekolahnya. Ia baru saja turun dari angkutan umum yang ia taiki untuk mengantarkannya kesekolah.

Saat tiba didepan gerbang sekolahnya, ia memberhentikan langkahnya sejenak untuk kemudian menarik napasnya dalam-dalam. Hari ini ia harus kembali menghadapi manusia-manusia yang berpotensi merapuhkan hatinya lagi. Namun gadis itu sama sekali tidak bisa bertindak selain ia harus menghadapi dan menerima dengan lapang dada.

Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya, ia berjalan menuju koridor. Saat langkahnya hampir sampai dikoridor, matanya menangkap sosok gadis yang berjalan dari arah parkiran mobil. Sabrina. Ya, kemunculan gadis itu seakan otomatis memberhentikan langkah Iluvia.

Sabrina mendekat bersamaan dengan tatapan liciknya. "Morning, calon pacar Arkan- eh, gagal ya jadi calonnya?" ucap Sabrina dengan sedikit kekehan sinisnya.

Iluvia menatap Sabrina dengan tatapan benci, sungguh ia sangat tidak menyangka bahwa gadis yang selama ini ia kenal baik ternyata busuk. Fake!

"Gue gak merencanakan ini, Iluvia. Jadi lo gak boleh dong benci sama gue," cecar Sabrina.

"Gue gak ada waktu ngomong sama lo, Sab." Iluvia beranjak melangkah pergi namun dengan cepat Sabrina mencengkram tangannya.

"Harusnya lo benci sama Arkan, karena dia bohong sama lo. Kalo bener Arkan cinta sama lo, seharusnya dia gak nidurin gue malam itu. Tapi nyatanya? itu semua bulshit, lo harus sadar itu." ucap Sabrina dengan begitu bangganya.

Iluvia menatap tajam Sabrina, ia melepaskan cengkraman Sabrina sambil kepalanya menggeleng tak percaya. "Gue gak habis pikir sama lo, lo itu perempuan bukan sih? Lo udah kehilangan mahkota lo Sab, dan sekarang lo malah bangga?" ujar Iluvia.

"Jelas. Karena gue berhasil mengembalikan Arkan kedalam pelukan gue. Now, Arkan is mine! Lo gak usah ganggu atau berharap lagi sama Arkan, karena sebentar lagi dia bakalan jadi Ayah dari anak gue!" tegas Sabrina.

"Gak, semua itu gak akan terjadi!" teriak seseorang dari belakang tubuh Sabrina.

Mereka berdua tersentak, kemudian melihat sipemilik suara. "Arkan," gumam Sabrina, wajahnya seperti mati kutu.

"Gue gak akan jadi Ayah dari anak lo, mimpinya aja gue gak sudi apa lagi ngejalanin kenyataannya." ujar Arkan begitu pedas.

Tangan Arkan beranjak meraih tangan Iluvia, namun dengan cepat Iluvia menghindar. "Mending sekarang lo lupain gue. Lebih baik lo fokus untuk memperbaiki diri lo supaya lo bisa jadi ayah yang baik untuk anak lo nanti." ujar Iluvia dengan begitu banyak air mata yang ingin tumpah.

"Luv, tapi gue bakal--"

Iluvia menggeleng, "Gak usah kenal gue lagi." ujarnya kemudian pergi meninggalkan Arkan dan Sabrina.

"Luv!"

Sabrina mengukir senyum miringnya, ia begitu puas telah memisahkan dua insan yang selama ini selalu membuat hatinya panas.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang