34. Peace

15.1K 568 21
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Sepulang sekolah, dua sejoli yang cukup terkenal dilingkungan Taruna Negara ini segera pergi meluncur kerumah sakit tempat dimana Raka dirawat. Mereka sengaja tidak mengajak Iluvia karena mereka pikir Iluvia masih butuh waktu jika harus dipertemukan dengan orang yang telah membohonginya.

Dirga mengemudi mobilnya dengan kecepatan normal. "Yakin lo udah siap mau ketemu Raka lagi?"

Arkan mengernyit, "Kapan gue gak siap ketemu dia?" ujarnya seperti meninggi.

Dirga terkekeh, "Santai dong, bro."

Kini mobil Dirga telah masuk dikawasan rumah sakit, ia segera memarkirkan mobil sport abunya yang baru saja dimodifikasi semalam itu.

Kedua lelaki tampan itu segera keluar dari mobil, lalu berjalan menuju ruang inap Raka. Setelah sampai Dirga mengetuk lalu membuka pintu itu.

"Mau kemana?" tanya Dirga tanpa salam lebih dulu saat melihat Raka yang terduduk diatas brankar sedang membereskan pakaiannya.

Raka menoleh keasal suara lalu pandangannya terkunci oleh Arkan yang berdiri diambang pintu. Tetapi tatapan Raka kali ini berbeda, tiada lagi tatapan berapi-api yang membabi butakan dirinya, tiada lagi tatapan kebencian yang tersorot dari kedua bola matanya, tiada lagi tatapan dendam dan amarah yang selalu saja menghiasi matanya saat menatap Arkan. Lalu, kemana larinya tatapan-tatapan tajam miliknya itu?

Dirga mengintruksi Arkan agar ikut masuk mendekati Raka. Tentu saja tanpa diintruksipun Arkan akan segera masuk karena memang itulah tujuannya; menemui Raka untuk menuntaskan segala urusannya.

"Lo mau kemana, Ka?" tanya Dirga lagi setelah berada didekat Raka.

Raka membuang pandangannya dan kembali fokus pada aktivitasnya. "Gue mau balik ke Amsterdam. Memang tempat gue bukan disini." ujarnya.

Arkan dan Dirga saling bertatap.

"Balik?" tanya Dirga kemudian.

Raka hanya mengangguk tanpa melihat kearahnya.

"Kenapa balik?" tanya Dirga lagi.

"Kan gue udah bilang, tempat gue bukan disini." ujar Raka masih terus pada aktivitas mengemas pakaiannya.

Dirga menatap Arkan, memberi sela agar ia dengan segera mengucapkan apa yang ingin ia katakan pada Raka.

"Gue kesini, mau minta maaf." Arkan bersuara, membuat Raka langsung memberhentikan aktivitasnya lalu menatap lawan bicaranya dengan datar.

"Gue minta maaf atas semua kesalahan gue, atas semua tindakan gue yang udah bikin lo ada ditempat ini." ujar Arkan lagi.

Kalian ingin tahu apa reaksi Raka saat mendengar tutur kata Arkan? Oke, mari dicatat; Raka tersenyum! Inilah kali pertama seorang Raka memberikan senyumannya kepada Arkan secara cuma-cuma. Sungguh, respon Raka benar-benar diluar dugaan.

"Gue ada disini itu gak sebanding sama ulah gue yang udah misahin lo sama bokap lo." ujarnya setelah ia mengulas senyum tulus tadi.

Arkan menatap Raka dengan satu alis yang terangkat.

"Maafin gue udah menilai lo dengan buruk. Maafin gue udah salah ngartiin kehadiran lo, maafin gue udah nyangka kalo lo ngerebut Dirga dari gue dan berniat misahin gue dari Dirga. Gue bener-bener gak ngerti, man. Dika udah nggak ada, gue cuma punya Dirga. Jadi maaf kalo gue terlalu sensitif dan salah dalam menilai lo." Untuk kali pertama, Raka menatap Arkan dengan dalam dan penuh makna. "Dan maaf terbesar gue yang gue persembahkan buat lo adalah, atas kepergian bokap lo. Gue minta maaf yang sebesar-besarnya untuk itu," Raka menjeda ucapannya untuk kemudian ia menarik napas dan berkata, "Dan sekarang kalo lo mau urus kasus ini, gue ikhlas. Gue bakalan bertanggung jawab sama apa yang udah gue lakuin, gue bakalan mengakui semua perbuatan gue."

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang