9. Usai Hari Ini

25.2K 719 3
                                    

[sudah direvisi]

🌸🌸🌸

Iluvia dan Arkan seolah telah dihipnotis oleh hujan. Mereka hujanan hampir 20 menitan, karena memang hujannya deras tapi tak terlalu deras, pas sekali untuk dinikmati kesegarannya.

Setelah hujan benar-benar berhenti, nereka langsung bergegas segera pergi dari tempat itu dengan seragam yang basah.

Diperjalanan, Iluvia masih betah dengan memeluk tubuh Arkan yang sedang fokus menyetir. Memang sumpah sih, Iluvia kedinginan betul kali ini, namun dia gengsi jika bilang pada Arkan, nanti bisa-bisa Arkan meledekinya karena ternyata Iluvia itu memang bisa kedinginan juga. Ya iyalah namanya juga manusyah biyasyah.

"Turun, Luv."

Oh, sudah sampai.

Iluvia melepaskan pelukannya dengan sedikit terkejut dan kikuk, lalu turun dari boncengannya. "Eh?"

Tapi tunggu... Sejak kapan rumah Iluvia berubah menjadi kedai bakso?

Iluvia mengernyit. "Kok kesini?"

Arkan menurunkan standar motornya untuk menopang berat motor ninja kesayangannya itu, lalu ia melepas helm full facenya dan turun kemudian.

Arkan memegang pergelangan tangan Iluvia  "Ayuk." katanya lalu membawa masuk Iluvia kedalam pelukannya, eh salah-- kedalam kedai bakso itu maksudnya.

Mereka duduk disalah satu tempat yang ada didalam kedai itu lalu memanggil Abang tukang baksonya.

"Baksonya dua porsi ya Bang, teh hangatnya juga dua." kata Arkan setelah lelaki paruh baya itu sudah berada disamping meja mereka.

"Oke siap!" kata si Abang bakso.

"Kan, kita ngap--"

"Urusan tugas lo, biar gue yang tanggung jawab, biar gue yang bilang ke Pak Yusuf kalo nanti dia nanya. Nah, sekarang lo mendingan makan bakso terus minum teh hangat dulu biar nggak masuk angin." kata Arkan lalu mengelus puncak kepala Iluvia.

"O-- ke."

Iluvia benar-benar schok, parah. Arkan sepeduli itu dengannya? Demi apapun, ini bagaikan mimpi.

Abang bakso kembali datang dengan membawakan satu nampan yang berisikan dua porsi bakso dan dua gelas teh hangat.

"Dimakan." kata Arkan.

Mereka menyeruput teh hangat itu.

"Maaf ya udah ajak lo main hujanan." kata Arkan.

"Gakpapa dong, gue malah suka." kata Iluvia.

Lalu Arkan tersenyum.

"Kan,"

"Iya?"

"Tadi lo mau cerita apaan disekolah?" tanya Iluvia.

Sudahlah. Dia sudah siap menerima semua kosekuensinya, walaupun pahit pasti nantinya, namun dia akan berusaha untuk kuat. Lagian menurunya, ketika ia sudah menetapkan hatinya untuk jatuh ke seseorang, ia juga harus siap untuk patah hati, bahkan untuk sepatah-patahnya.

"Nanti aja deh." jawabnya.

"Loh kenapa?"

"Ya nanti aja. Soalnya ceritanya lumayan panjang sih. Sekarang, abis selesai makan nih bakso kita buruan deh kerumah lo ngambil tugasnya, terus kita kesekolah lagi deh." kata Arkan.

"Oke deh." kata Iluvua yang meski bingung nanti dirumah mau ngapain, ngambil apa, dan bilang apa ke Irla. Ah, pusing jika dipikirkan.

Setelah selesai makan bakso, dan menghangatkan tubuh dengan teh hangat, Iluvia dan Arkan segera bergegas pergi dari kedai itu. Mereka pergi menelusuri jalan raya yang masih ada sisa hujan tadi.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang