2. Jalan-Jalan

55.6K 1.5K 7
                                    

[sudah direvisi]

🌸🌸🌸

Iluvia merasa bosan dihari minggu ini. Setelah menghabiskan cokelat dari Alga tadi, ia memilih untuk duduk ditepi kolam yang berada dihalaman belakang rumahnya.

Ia benar-benar suntuk, ingin sekali ia pergi keluar rumah, kemana saja lah basing, agar dunianya saat hari libur tidak begini-begini saja. Namun mengingat dirinya yang sangatlah takut dengan hal-hal yang berbau kejahatan-- seperti penculikan contohnya, ia pun mengundurkan niatnya. Memang jalan pikir Iluvia ini masih seperti kanak-kanak, maklum lah... anak bungsu.

"Woy!" Alga memekik sambil memukul kecil kedua pundak Iluvia dari belakang.

Iluvia tersentak. Namun ia membuang mukanya setelah melirik sinis ke Alga.

Gadis itu sebal pada abangnya yang sedari tadi hanya sibuk berbicara via telepon dengan pacarnya, sampai-sampai adiknya yang cantik nan imut ini --itu sih kata Iluvia sendiri-- dianggurin.

"Marah nih Adik gue?" kata Alga namun Iluvia tetap berlagak marah.

"Beneran marah nih?"

"Yaudah deh, yuk gue anterin jalan-jalan."

Yes! Akhirnya, jika begini kan minggunya tidak akan suram-suram amat. Ternyata kepura-puraan ngambeknya mampu membuahkan hasil yang mantap jiwa raga.

~~~

Alga melajukan mobilnya kearah kafe. Oh iya untuk sekadar informasi, jika minggu siang begini, kedua orang tua mereka itu pergi hanya untuk sekedar kencan. Romantis bukan? Tidak setiap minggu, tapi sering. Namun kebetulan hari ini mereka kencan, disalah satu restoran yang nanti juga akan diposting oleh Irla -Ibunya- di instastorynya. Ya begitulah, Irla yang kerap dipanggil Ibun dengan kedua anaknya itu memang sudah termasuk dalam golongan 'emak-enak jaman now'.

Sesampainya ditempat tujuan, pasangan Adik dan Kakak itu turun dari mobil sport milik Alga itu dan segera masuk restoran dan memilih tempat duduk dibagian dekat dinding.

Mereka sudah memesan pesenan sesuai selera masing-masing, dan bersiap menyantapnya dengan membaca doa terlebih dahulu.

"Ape?" sahut Alga saat mendengar Iluvia memanggilnya.

"Gue mau nanya." katanya menatap Alga serius.

"Nanya aja kali apaan sih lo," kata Alga, tetapi malah sepertinya asik sekali dengan ponsel digenggamannya.

"Abang..." Iluvia merengek agar abangnya itu mau fokus pada dirinya dulu, bukan lagi lagi pada ponsel.

Alga menaruh ponselnya kesamping makananya. "Ya Iluvia?" katanya bernada lembut.

"Bang Alga pernah ga suka sama sahabat Abang sendiri?" tanya Iluvia.

"Pernah." jawab Alga dengan cepat.

"Serius bang?"

"Iya, Luv. Abang serius, Abang pernah suka sama sahabat sendiri." jawab Alga lagi seakan meyakinkan adiknya itu bahwa dirinya pernah mengalami apa yang dipertanyakannya barusan.

Roman kekepoan mulai terpancar diraut wajah mungilnya, "Terus?" katanya menatap Alga dengan dalam, serta serius.

"Ya terus gue bisa dapetin dia. Sampe sekarang. Karena sebenernya sahabat yang gue maksud itu, Clara." kata Alga yang membuat Iluvia terkejut bukan main.

"Hah? Kak Clara? Sahabat Abang?"

"Iya."

"Sahabat pas kapan? Kok Abang ga pernah cerita ke Iluvia kalo ternyata Kak Clara itu dulunya sahabat Abang." kata Iluvia sedikit protes.

"Jadi, Clara itu sahabat gue waktu kelas 1 SMA. Dari awal MOS gue sama Clara udah jadi sahabat, kita main itu selalu berlima sama Oji, sama Rangga, terus yang cewe satu lagi namanya Ami." kata Alga mencoba memperjelas prolog ceritanya sebelum menyampaikan isinya.

"Oh kak Ami yang pernah kerumah itu kan?"

Ya, Ami. Iluvia tau siapa wanita itu. Ami adalah salah satu teman Alga. Dulu, dia sering kerumahnya. Ami sangat baik nan ramah, memberikan kesan yang baik dihidup Iluvia karena perlakuannya kepada Iluvia selama ini sewaktu ia sering main kerumahnya hanya untuk sekedar berbincang sedikit dengan Alga dan selebihnya adalah untuk bertemu dengan Iluvia. Iluvia senang sekali pada saat itu, ia masih kelas 2 SMP sedangkan Alga, Ami dan ketiga temannya lagi sudah kelas 2 SMA. Sebenarnya Alga ini jarang membawa teman-temannya kerumah, bahkan dahulu Clara pun tidak pernah main kerumah Alga jadinya Iluvia belum lama mengenal Clara saat sebelum Alga memperkenalkan Clara sebaga 'pacar'. Kecuali Oji dan Rangga, mereka berdua sih sudah seperti buntutnya Alga. Kemana ada Alga, disitu ada Oji serta Rangga. Iluvia pun mengenal kedua teman lelaki Alga itu dengan sangat baik nan penuh penerimaan karena sikap mereka berdua yang sama persis somplaknya dengan Alga.

"Iya si Ami. Dia sekarang kuliah di Bandung."

Iluvia mengangguk paham. "Terus Bang terus?"

"Lagian kenapa sih nanya nya gitu?" kata Alga lalu menyeruput minumannya.

"Yah, engga. Nanya aja gitu, dari pada garing kita disini, makan doang." Iluvia berucap seperti mengada-ada.

"Ah! Gue baru ngeh. Lo lagi suka sama sahabat lo kan pasti?" kata Alga lalu menyipitkan matanya.

"Ap-- ap-- apaan si Bang. Kagak, gue gak-- gak-- gak suka siapa-siapa, apaan sih lo."

"Hm, siapa ya nama sahabat-sahabat cowok lo? Hm... Udin, Ucup, Somat, terusss... Hm... Tejo, Jok--" kata Alga mulai ngawur ngidul.

"Dih apaan sih Bang, gue gak ada sahabat yang namanya kaya Abang sebutin semua itu tadi!" Iluvia protes.

"Hahaha, udahlah makan dulu." kata Alga lalu ia segera melanjutkan aktivitas makannya.

Dan selanjutnya, dengan berat hati Iluvia menyudahi aksi kekepoannya. Padahal masih banyak sekali pertanyaan yang tumbuh didalam otaknya.

Ah, dasar Abang payah!

🌸🌸🌸

hayo gais dipart kedua,
bagi yg belum dont forget vomment!
ailapiyoh❤❤

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang