25. Tragedi Pagi Hari

16.8K 557 9
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Pagi ini jadwal berangkat sekolah Iluvia sudah kembali normal, ia diantar oleh Abang tercinta. Sebenarnya kata Alga semalam Dika meneleponnya meminta izin untuk menjemput Iluvia, namun pagi tadi saat sarapan Iluvia bersikeras menolak niat baik Dika.

Setelah berpamitan dengan Alga, Iluvia segera turun dari mobil dan berjalan masuk kehalaman sekolahnya, tak lupa ia menyapa Pak Satpam setiap pagi. Derum serta suara klakson motor ninja membuat langkah gadis itu berhenti dan spontan ia menoleh kesumber suara. Motor itu semakin mendekat hingga sejajar dengan posisinya sekarang.

Iluvia melirik sinis saat sipengendara dengan cepat membuka helm full face nya. "Morning, chilhood!" sapa Dika.

Iluvia mengendus, "Basi!" ketusnya lalu berjalan meninggalkan Dika.

"Pagi-pagi udah bikin bad mo--"

SUP. Sentuhan kedua tangan mendarat dipundak Iluvia, membuat Iluvia menjadi kaget setengah mati. Bayangkan saja, ketika kamu sedang menggerutu, tiba-tiba ada yang menepuk pundakmu dengan tiba-tiba sekaligus cukup keras. Bagaimana rasanya?

"Jangan ngambek dong, Luv!" kini Dika berjalan disamping Iluvia, dan kemudian merangkul Iluvia dengan akrab. "Lo tau nggak, kemarin ada orang yang ngambek terus besoknya dia die."

Iluvia mengerutkan dahi, lalu melirik sinis kearah Dika. Tapi meski kesal, ia enggan untuk melepaskan rangkulan Dika. Mungkin rangkulan itu bisa menciptakan kehangatan tersendiri.

"Ayo dong, senyum. Masih pagi udah cemberut aja, gak bagus tau. Kalo di Amsterdam--"

"Gue gak suka lo membanding bandingkan kehidupan disini sama disana. Jelas beda, Dik. Dari segi apapun, beda!" kata Iluvia malah menggerutuki Dika.

"Yaudah, sorry. Lo jangan ngambek-ngambek dong Luv. Gue jauh-jauh dari Amsterdam balik lagi ke Indonesia, masa dicuekin sama lo gini. Kan kasihan gue Luv, so sad."

Disepanjang koridor Dika terus berceloteh ria, padahal ia tak kunjung mendapat respon apapun dari Iluvia. Hingga diujung koridor, saat mereka belok kanan untuk menaiki tangga, mereka berpapasan dengan Arkan dan juga Dirga.

Mereka berempat saling memberhentikan langkah masing-masing tanpa komando. Dan kini mata Dika bertemu dengan kedua mata tajam Arkan yang baru Iluvia sadari bahwa Arkan bisa menatap orang dengan setajam itu.

Arkan mencekal tangan Dika yang melingkar dipundak Iluvia. "Gak usah sentuh dia!" kata Arkan.

Tangan Dika terhempas. Lantas Dika malah tercengir sinis, "Urusan sama lo apa?" alis Dika terangkat satu.

Arkan maju satu langkah untuk kemudian ia mencengkram kerah baju Dika. "Jangan lo coba-coba untuk melibatkan siapapun dalam hal ini, apa lagi Iluvia!"

Iluvia diam. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain membeku ditempat. Wajah gadis itu seketika menjadi pucat pasi, semoga saja ia tidak pingsan ditempat jika adegan adu jotos akan terjadi lagi didepan mata untuk yang kedua kali.

Untung saja dengan segera Dirga menengahi, cowok itu berusaha melepaskan cengkraman Arkan dari kerah baju Dika. "Udah, Kan. Cukup."

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang