49. Kelu

11.9K 455 43
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Hari kelima berlibur, para remaja itu memutuskan untuk bersantai dirumah Raka saja, tidak ada niatan pergi kemana-mana karena lelah sudah 4 hari ini mereka menjelajahi Amsterdam. Mungkin besok mereka akan melanjutkan menghabiskan waktu diluar, masih ada waktu 2 hari lagi untuk bersenang-senang dikota ini.

Mereka berkumpul dikolam renang yang ada dihalaman belakang rumah Raka. Rumah milik kedua orang tuanya itu memang sangat luas nan mewah, pantas jika disebut sebagai istana-surga dunia.

Mereka semua sedang berendam dikolam renang, sambil bermain percikan, lempar bola, serta lomba berenang dan lomba menahan napas didalam air.

Setelah lomba menahan napas didalam air dan Lia sebagai pemenang wanita, Iluvia beranjak naik, keluar dari kolam untuk mengambil handuk diatas meja bundar yang sudah disediakan bersamaan dengan kursi santai.

Ia membungkus tubuhnya dengan handuk, tangannya meraih jus mangga yang sudah tersedia dimeja. Gadis itu menyeruputnya, setelah itu menaruh minuman itu lagi ketempat semula. Matanya tertuju pada layar ponselnya yang menyala, menampilkan banyaknya pemberitahuan didalamnya. Keningnya mengernyit, lantas ia segera mengecek ponselnya untuk memastikan.

Ibun (20 missed call)

Ibun (5 unread massages)

Alisnya terangkat melihat notifikasi yang tertera dilayar. "Kenapa Ibun telepon banyak banget?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia segera membuka pesan dari Ibunya itu;

Ibun

Syg angkat telepon ibun
Nak...
Ini penting, ibun mohon angkat sebentar
Iluvia, kamu baik baik aja kan?
Nak...

Iluvia semakin bingung, ada apa ini? Ia langsung menelpon balik sang Ibu yang ada diseberang sana.

"Hallo, Ibun kenapa tadi telepon? Iluvia lagi berenang tadi sama temen-temen." ujar Iluvia saat telepon sudah tersambung.

"Nak..." terdengar suara isakan dari seberang sana.

"Ibun? Ibun, kenapa?" Iluvia berdiri, mulai panik dan suaranya membesar, membuat teman-temannya yang masih berada dikolam melihat kearahnya.

Tidak ada jawaban dari Irla, hanya ada suara tangis yang terdengar pilu.

"Bun, bilang ke Iluvia, ada apa?!" Iluvia semakin panik, membuat semuanya menghampiri dirinya.

"Kenapa, Luv?" mereka bertanya heran.

Iluvia tidak menghiraukan semuanya, ia hanya terfokus pada ponsel yang berada ditelinga kanannya.

"Maaf, sebenarnya Ibun nggak mau ganggu waktu liburan kamu, tapi..." Irla menjeda ucapannya.

"Iya Ibun cepetan bilang, ada apa?" mata Iluvia mulai berkaca-kaca, jantungnya berdegup kencang, ia takut terjadi apa-apa pada keluarganya disana.

"Abang Nak,"

"Abang kenapa?!" ia histeris saat Irla berucap dengan tangisnya yang semakin pecah.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang