28. Kembali Berkaca

16.7K 578 15
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Motor kebanggaan Arkan sudah berhenti didaerah perkarangan gedung tua, ia segera turun dari motor dan mengulas senyumnya lebar begitu mengetahui bahwa mobil sport milik Dika sudah terparkir lebih dulu didepan sana. Ternyata lelaki itu tidak sepengecut yang ia banyangkan.

Arkan segera berjalan cepat memasuki gedung tua itu, langkahnya diperlambat saat ia lihat Dika tengah duduk dikursi yang berada ditengah-tengah ruangan lantai 2 itu. Setelah dekat dengan jarak Dika, Arkan menepukkan tangannya sambil tertawa menyeringai.

"Gue bersyukur lo udah tobat dari kepengecutan lo itu." sahut Arkan setelah memberhentikan tepukan tangannya.

Dika sedikit terkejut, ia berdiri lalu berbalik badan. Tepat sekali. Santapannya sudah berada didepan matanya, persis dan ia tidak mungkin salah lihat. Itu benar-benar Arkan yang sebentar lagi akan mati sia-sia ditangannya. Tunggu sajalah, katanya.

Dika tersenyum samar lalu kemudian menendang kursi yang ia dudukkan tadi kesembarang arah. "Gue pikir lo gak bakal dateng." kata Dika terkekeh penuh makna.

Arkan melirik arloji yang melingkar ditangannya, "Gue dateng tepat waktu. Gue yang buat pertemuan ini, dan gue gak sepecundang lo untuk gak dateng gitu aja." sahutnya.

"Oke. Jadi malam ini deal?" Dika mengangkat satu alisnya.

Tangan Arkan mulai terkepal, emosinya mulai meluap saat ia tatap tajam kedua mata elang milik lawannya itu.

"Udah pamit sama Mama dan Papa dirumah? Udah seneng bentar lagi bakalan nyusul bokap kandung lo? Harusnya lo berterimakasih sama gue, karena malem ini lo bakalan dipertemukan kembali sama si Stefan gak guna itu."

Bug. Satu tonjokan mendarat mulus dipelipis Dika, ucapannya sukses membuat Arkan menjadi hilang kendali padahal belum waktunya.

Arkan menarik kerah baju Dika lalu menatapnya dengan tatapan berapi-api. "Jangan sesekali lo bawa-bawa bokap atau nyokap gue! Lo gak lebih dari sekedar pecundang, sampe mati pun lo itu akan tetap jadi pecundang, anjing!"

Dika terkekeh lalu merentangkan kedua tangannya, "Iya, terserah. Terserah lo mau bilang gue apa, yang jelas-- riwayat lo akan habis malam ini, anjeng!" bug. Dika mendaratkan bogeman diperut Arkan dengan sangat keras.

Arkan tersungkur, namun tidak mau kalah Arkan segera kembali bangkit untuk kemudian ia beri jotosan bertubi-tubi diperut, hingga diwajah Dika. Perlu diketahui, Dika kurang ahli didalam bidang adu jotos seperti ini. Sedangkan Arkan jangan ditanya, jika ada lomba adu jotos setingkat negara, mungkin dialah yang menjadi pemenang dari lomba itu.

Wajah Dika berhasil babak belur akibat ulah Arkan, namun dengan segera ia berusaha membalas pukulan demi pukulan yang diberikan lawannya itu.

"STOP!"

Suara itu menggema didalam ruangan itu. Dirga berlari mendekati keduanya yang memberhentikan sejenak aksinya masing-masing karena mendengar suara yang tak asing bagi mereka.

"Stop woi!" seru Dirga saat sudah berada dihadapan mereka.

"Gue capek! Capek nyaksiin lo pada ribut mulu! Apa sih yang kalian harapin?" Dirga menoleh kearah Arkan, "Bokap lo bakalan balik lagi?" lalu Dirga menoleh kearah Dika, "Atau dendam lo terbalaskan sepenuhnya?"

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang