24. Belum Terjawab

18K 567 36
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Saat waktu istirahat tiba, Iluvia buru-buru keluar dari kelas. Tujuan utama gadis itu adalah; Kelas Arkan. Entah mengapa sedari tadi berada dikelas membuatnya gerah, lantaran ia harus berada didalam satu ruangan bersama Dika. Sejak semalam, Iluvia jadi malas untuk bertegur sapa dengan Dika. Ia sebal sekali sahabat kecilnya itu sangat tertutup, ia merasa tidak berguna untuk menjadi teman cerita.

Maka dari itu, sekarang ia ingin bertanya detail dengan Arkan soal masalahnya dengan Dika. Ia tidak bisa terus-terusan dihantui oleh rasa penasaran begini.

Lia mencegah langkah Iluvia dengan menahan bahu Iluvia dari belakang. "Mau kemana sih?"

Iluvia menoleh lalu melepaskan tangan Lia dari bahunya, "Ah udah deh, gue lagi sibuk."

"Dih dih songong ya!"

"Gue itu pusing dari tadi dengerin pertanyaan lo soal kejadian kemarin, gue aja gak tau kenapa kejadian kemarin itu bisa terjadi. Makanya sekarang gue mau kekelas Arkan, nanyain semuanya." jelas Iluvia berharap agar kali ini Lia tidak usah menggangunya dulu. "Bye!" katanya lalu meninggalkan Lia yang terlihat sedang berpikir keras. Memang terkadang gadis itu suka telmi.

Lia tetap membuntuti Iluvia hingga sampai didalam kelas Arkan. Mereka segera menghampiri Arkan dan teman sebangkunya siapa lagi jika bukan Dirga. Mereka berdua terlihat sedang asyik dengan ponsel ponsel masing-masing sambil berceloteh ria. Ponsel mereka dipegang dengan posisi landscape ditangan, semua orang pun langsung bisa menebak bahwa Arkan dan Dirga sedang bermain game fighting online zaman sekarang.

"Kan, gue perlu bicara."

Arkan mendongak, ia dapati Iluvia dengan wajah masamnya. Cowok itu melirik sebentar kearah Lia. "Ada apa?"

Dirga masih asyik dengan gamenya, sepertinya tidak menyadari kedatangan dua gadis cantik itu.

"Gue perlu bicara."

~~~

"Ada apa sama Dika, Kan? Gue mesti tau."

Pertanyaan yang terlontar dari bibir Iluvia itu seolah sukses menyekak Arkan untuk tetap pada diamnya.

"Kan, jawab!" ujar Iluvia dengan nada meninggi.

"Kalian gak bisa nyembunyiin ini semua dari gue. Masing-masing kalian itu ada hubungannya sama gue. Kalian semua itu sama-sama sahabat gue, jadi gue gak bisa--"

"Gue cuma mohon sama lo untuk gak usah deket-deket dia lagi, Luv. Udah, itu aja. Selebihnya lo gak harus tau ada apa gue sama dia." kali ini Arkan angkat suara, ia bangun dari duduknya. "Lo gak perlu ikut campur. Cukup lo jauhin dia, dan jangan mudah percaya sama semua omongan dia. Tolong, dengerin gue kali ini."

Iluvia lantas ikut berdiri, menghadap kewajah Arkan dengan sedikit dongakkan. "Gue gak bisa jauhin dia ataupun lo. Udah gue bilang, kalian sama-sama sahabat gue yang juga berperan penting dihidup gue."

"Ya tapi lo nggak tau siapa dia sebenernya, Luv."

Iluvia menautkan alisnya, "Mak-sudnya?"

Arkan menghela napas berat, "Lo nggak akan paham."

"Kan, please..."

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang