20. Pemaksaan Alga

18.6K 613 14
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Arkan duduk diatap rumahnya, menekuk kakinya dengan tangan yang melingkari. Ia menghembuskan napas panjang, setiap detik ia harus berusaha untuk mengusir seseorang dari pikirannya. Seseorang yang sudah menolak cintanya sejak beberapa malam lalu. Ada rasa sakit yang melekat dihatinya sampai saat ini, ia kecewa pada diri sendiri, sudah menyukai wanita yang bahkan hatinya bukan untuknya, sedikitpun.

Lima menit sesudah kepergian Iluvia, Lia menginjaki taman restoran yang indah itu. Arkan sudah memandangnya dari jauh, dan segera menghampiri untuk kemudian menggandeng tangan Lia menuju bunga tabur berbentuk love yang sebelumnya sudah disinggahi oleh Iluvia.

Tubuh Lia sudah terbungkus sempurna oleh gaun berwarna pink soft pemberian Arkan. Wanita itu terlihat sangat cantik dimata Arkan, bahkan sepuluh kali lipat lebih cantik dibanding penampilan Iluvia tadi. Ini sih menurutnya, ya.

Lia menatap Arkan dengan heran. Sebelumnya dia memang sangat bingung dengan Arkan kemarin yang tiba-tiba datang kerumah hanya untuk memberikan satu kotak berpita yang ternyata isinya sebuah gaun cantik, dan Arkan bilang agar pakai gaun itu untuk dinner bersamanya malam ini.

Arkan meraih tangan Lia yang terbilang sangat lembut itu. Jangan ditanya, Lia semakin bingung dengan 'semuanya'.

"Ia, makasih udah mau dateng." kata Arkan lalu tersenyum.

Lia menautkan alisnya, "Ini semua--"

"Buat lo." jawabnya cepat lalu mengeratkan genggaman tangannya.

"Maksudnya apa, Kan?"

"Ia, gue suka sama lo. Dan baru hari ini gue berani untuk ngungkapin semuanya."

Lia mati kutu. Tidak. Ini tidak mungkin. Mana mungkin Arkan menyukainya, bahkan ia pun tak pernah sadar.

"Kan, lo--"

"Gue cinta sama lo, Ia. Dan... will you be mine?" katanya menatap dalam mata Lia.

Lia terkejut bukan main. Arkan menyatakan perasaannya? Sungguh hal yang tak pernah ia duga. Lia menggeleng pelan, "Kan, please lo jangan becanda."

Arkan tersenyum simpul, "Gue gak becanda, Ia. Gue serius. Serius sama lo."

Lia melepaskan tangannya dari genggaman Arkan. "Sorry Kan gue gak bisa." katanya lirih.

"Kenapa?"

"Kita sahabat, lo tau kan?"

"Sahabat bukan suatu alasan untuk lo gak bisa bales perasaan gue."

"Gue gak ada rasa apapun sama lo, Kan. Gue anggep lo sama kaya gue anggep si Dirga. Kalian sama-sama sahabat gue, gue punya rasa sayang sebagai sahabat ke kalian, dan gak lebih dari itu."

"Ia, tapi--"

"Gue udah jadian sama Billy."

Arkan tercengang. Ia betul-betul terpukul mendengar pernyataan Lia.

'Gue udah jadian sama Billy.' Sempurna.

Kalimat itu berhasil membuat Arkan merasakan sakit yang paling dalam.

Bodoh.

Satu kata itu yang bisa menggambarkan jalan pikir (dan hatinya) sekarang.

"Kan, coba sesekali lo perhatiin orang-orang disekeliling lo. Amati mereka baik-baik. Ada orang yang menjadikan lo sebagai objek fokusnya, sedangkan lo sibuk menjadikan orang lain sebagai objek utama lo."

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang