37. Berkhianat? (1)

14.8K 505 25
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Iluvia merebahkan tubuhnya dikasur, ia benar-benar butuh sendiri sekarang. Ia benar-benar seperti tidak semangat lagi untuk melanjutkan hari, ia sudah kehilangan seseorang yang baru ia sadari bahwa orang itu cukup berarti didalam hidupnya.

Dan malam ini, sudah ia putuskan bahwa ia akan mengawali hidup baru tanpa adanya seorang 'Raka' si penipu kelas kakap yang berhasil membuat Iluvia menanggapnya bahwa ia adalah benar sahabat kecilnya.

"Baik-baik disana, Ka." bibirnya bergetar mengucapkan itu, lalu sedetik kemudian air mata berhasil lolos begitu saja.

Entahlah, mengapa gadis itu belakangan ini sangat cengeng. Tetapi yang jelas, ia akan berusaha tidak mengingat Raka lagi. Karena bagaimanapun, semua ini terjadi sebab sudah digariskan oleh Tuhan. Ya beginilah adanya.

~~~

Sedangkan ditempat yang berbeda Arkan menghela napasnya berat, ia masih bingung dengan seluruh teka-teki yang diberi Lia tempo hari saat dirinya menyatakan perasaan pada gadis cantik itu. Lalu kini teka-teki itu bertambah dan sumbernya adalah dari Raka.

Ia semakin bingung bukan main, lalu bagaimana ia bisa memecahkan semua teka-teki ini jika ia pun masih dibuat dilema dengan perasaannya.

Sungguh ini menyiksa, benar-benar menyiksa.

Cowok itu mengambil ponsel diatas nakas lalu menempelkan ponsel itu ketelinga kanannya sesudah jarinya menari sebentar dilayar.

"Bisa ketemu sebentar?" ujarnya saat telepon yang dituju mengangkat panggilannya.

"Sekarang, dikafe Olala."

Arkan beranjak dari duduknya lalu menyambar jaket jeansnya yang berada dibibir kasur, lalu ia berjalan keluar kamar. Saat melintasi ruang tv, langkahnya berhenti saat ada suara memanggilnya.

"Arkan," itu suara Reno. "Mau kemana, Nak?" tanyanya.

"Keluar sebentar Pa, ada perlu."

"Hati-hati Nak, jangan pulang terlalu malam." ujar Fara yang duduk disamping Reno.

"Siap!"

Arkan kembali melanjutkan langkahnya. Ia berjalan menuju garasi untuk kemudian menaiki motor ninja kesayangannya dan segera melajukannya menuju Kafe Olala yang lumayan jauh dari kediamannya.

Lelaki itu mengendarai motornya dengan kecepatan normal, hingga beberapa menit berlalu akhirnya ia sampai diperkarangan kafe itu. Motornya segera ia parkirkan untuk kemudian ia masuk kedalam kafe dan menjumpai seseorang yang ia yakin sekali bahwa orang itu telah sampai lebih dulu.

Langkah Arkan berhenti tepat diambang pintu kafe saat ponselnya bergetar. Ia membaca pesan yang baru saja masuk;

gue ada diujung, nomor 30. diujung bgt pokoknya. buruan ga pake lama.

Arkan menyimpan ponselnya lagi lalu masuk kedalam. Ia segera mencari tempat yang dimaksud Lia, dan akhirnya ia menemukannya; seorang gadis telah duduk dimeja nomor 30. Tempatnya memang sukar dilihat dijika dari jauh.

Lia memilih tempat itu karena menurutnya tempat itu adalah tempat yang paling santai dibanding tempat duduk lainnya. Yasudah, sesuka hati gadis itu lah.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang