36. Keputusan Terbaik

15.3K 545 26
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Pagi ini, Iluvia pergi kesekolah diantar Alga. Jika biasanya sehabis mengantar Iluvia sekolah Alga langsung tancap gas kekampusnya, kini tidak. Hari ini Alga tidak ada kelas, jadi ia libur dan akan tancap gas kerumah Clara yang juga sedang tak ada kelas, hanya untuk sekedar bertemu dan ngobrol sebentar, melepas rindu katanya, padahal kemarin pun mereka baru saja bertemu.

"Jangan lama-lama ngapelnya!" ujar Iluvia sembari membuka seatbeltnya.

"Dih, ngiri aja." sahut Alga.

"Bodo." Iluvia mencium punggung tangan Alga dan beranjak turun dari mobil. "Oh iya, balik sekolah nggak usah jemput. Soalnya nanti siang gue dispen mau ke bandara sama Arkan, Dirga, Lia."

"Siapa juga yang mau jemput lo," ujar Alga dengan wajah tak tahu dirinya.

Iluvia memincingkan matanya, "Sialan!" pekiknya lalu membuka mobil dengan geram lalu turun dan membanting pintu mobil.

"Woi, rusak mobil gue!" Alga terkekeh, memandangi Iluvia yang langsung berlari kedalam sekolahnya sambil menjulurkan lidah kearahnya. "Sontoloyo," gumamnya.

Iluvia berjalan dengan santai menelusuri koridor yang sudah lumayan ramai. Gadis berkuncir kuda itu memasuki kelasnya dan langsung menatap bangku Raka yang kosong, ia duduk dibangkunya sambil menghela napas panjang, menatap kearah kanan tempat dimana biasanya Raka duduk disana. Kenangannya bersama Raka mulai berputar diotaknya, dari awal ia bertemu Raka dikoridor saat Iluvia terpeleset, dan dilanjutkan oleh aksi penumpahan jus alpukat oleh Raka ke seragam sekolah Iluvia, dan pertengkaran dikelas saat Iluvia melabrak Raka dibangkunya dan Raka mengatakan bahwa Iluvia adalah gadis yang sok kecantikan, lalu adegan Raka yang datang kerumahnya malam-malam hanya untuk memberikan salam perdamaian, Raka yang bersikeras untuk menjemputnya sekolah untuk pertama kalinya dan membelikannya kue bolu pisang. Semua kenangan itu tersirat dimemorinya.

Dan mulai hari ini, jika biasanya menoleh kekanan saja sudah ia dapati Raka yang sedang memainkan ponselnya dengan serius, kini ia tidak bisa melihat itu lagi. Jika biasanya setiap bel istirahat berbunyi Raka selalu menghampiri Iluvia hanya untuk mengajak kekantin, kini itu tidak bisa ia rasakan lagi. Jika biasanya Iluvia tidak mood untuk belajar lalu berujung bolos pelajaran dan Raka lah penyelamat absennya, kini ia tidak bisa lakukan itu lagi. Semuanya telah hilang; mulai hari ini.

~~~

Jam istirahat pertama, Iluvia, Arkan, Lia, dan Dirga sudah kumpul ditaman belakang sekolah. Mereka akan membahas niat mereka untuk dispen dari sekolah, dan sama-sama ikut mengantar Raka kebandara.

"Nanti gue yang minta surat dispennya." tutur Lia sambil terus mengunyah permen karetnya.

"Raka masih dirumah lo nih?" tanya Arkan. Dirga mengangguk.

Iluvia hanya menjadi penyimak setia. Ia memandang lurus kedepan sambil bersender dipunggung bangku taman.

Arkan melirik Iluvia sebentar untuk kemudian paham bahwa ia sedang galau tingkat akut karena Raka akan segera pergi meninggalkannya.

"Jangan sedih terus kali Luv, kan masih ada sohib-sohib lu yang ketjeh-ketjeh ini." ujar Dirga menepuk dengkul Iluvia.

Iluvia menoleh kearah Dirga lalu tersenyum. Ia tidak berniat mengeluarkan satu katapun.

"Kalo gue yang pergi, lo bakal segalau ini nggak sih Luv?"

Pertanyaan dari Arkan itu sontak membuat Iluvia terkejut. Bukan hanya Iluvia, tetapi Lia dan Dirga juga ikut heran mendengar pertanyaan yang meluncur dari mulut Arkan tersebut.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang