48. Malam Yang Langka

11.9K 466 26
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Setelah drama kecil pagi tadi, para remaja Indonesia itu memutuskan untuk jalan-jalan ke beberapa tempat yang ada di Amsterdam, dengan Raka sebagai pemandu.

Kini mereka berada di Vondel Park, taman kota terluas di Amsterdam yang terletak di pusat kota Amsterdam. Tempatnya sangat bagus, membuat mereka betah berada disana. Setelah berfoto-foto, Raka dan Dirga beranjak pergi untuk membeli sedikit makanan dan minuman untuk cemilan mereka.

"Gue sama Billy mau kesana dulu ya." ujar Lia menunjuk kearah rerumputan hijau.

Setelah Lia dan Billy berlalu, tinggallah Arkan, Iluvia, dan Sabrina.

Sabrina yang nampak memulai pembicaraan itu nampak mendekatkan tubuhnya pada Arkan. "Dingin ya disini, gue jadi rindu Amrik."

Arkan spontan menjauh, tanpa berniat merespon ucapan Sabrina barusan.

Iluvia mengernyitkan dahinya melihat Arkan yang nampaknya sangat jaga jarak dengan teman barunya itu.

"Intinya sih beda sama Jakarta yang super duper panas." ujar Iluvia merespon ucapan Sabrina.

"Btw, kita mau berapa hari disini?" tanya Sabrina.

"Kurang lebih seminggu deh kayanya."

Sabrina mengangguk.

Iluvia memeluk tubuhnya yang terasa amat dingin, kemudian ia menghembuskan napasnya. "Gue ketoilet ya." ujarnya kemudian berlalu. Cuaca dingin membuat gadis itu menjadi terlalu sering ketoilet untuk sekedar buang air kecil.

Tinggallah Arkan dan Sabrina yang tengah duduk berdua disana. Sabrina mengulas senyum tipisnya untuk kemudian mendekatkan tubuhnya lagi kepada Arkan, kini ia mendekatkan wajahnya ketelinga Arkan lalu berbisik; "Do you miss me?"

Arkan menoleh kearah gadis disebelahnya lalu menepis jarak mereka yang kini begitu dekat. "No, thanks." ujarnya lalu berdecih.

"Gue tau lo dari dulu, gue paham kalo lo sekarang memang lagi kangen sama gue." ujar Sabrina begitu percaya diri.

Arkan membelalakan matanya kemudian tertawa getir. "Bahkan kenal sama lo lagi pun adalah mimpi buruk buat gue, Jas."

"But we once loved each other, do you remember?"

Arkan tertawa hambar sambil menggeleng, "Nggak. Gue gak pernah mau inget itu."

Sabrina memegang tangan Arkan, "Gue masih sayang sama lo,"

Kalimat yang meluncur dari mulut Sabrina barusan benar-benar membuat Arkan muak, ia menepis sentuhan Sabrina dari tangannya.

"Cukup Jas, gue mau liburan dengan tenang dan nyaman disini. Kita mesti jaga jarak, inget itu." Arkan berdiri lalu pergi, meninggalkan Sabrina sendirian.

Kini emosi Sabrina sudah diujung tanduk, ia sedang berapi-api. Tanggannya menggempal membentuk tinjuan, senyuman menyeringai tercetak mulus diwajahnya. "Gue ikuti cara main lo, Arkan..." gumamnya pelan sekali.

Iluvia kembali dan langsung duduk disamping Sabrina. "Arkan kemana?"

"Ng- lagi nerima telepon nyokapnya." dusta Sabrina.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang