57. Semak-Semak Horor

11.9K 484 57
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Arkan menyeruput es milo dinginnya dengan santai sambil otaknya berputar kesana kemari memikirkan tentang sesuatu yang menurutnya sangat sulit ia pecahkan. Kini ia sedang berada di kantin, sendirian. Kelasnya sedang jam kosong sebab guru pelajaran Sejarah tidak masuk karena ada keperluan penting dari dinas. Dahulu, kalau kelasnya jamkos begini ia dan Dirga akan pergi kerooftop untuk menyegarkan otak sebentar, namun sekarang ia sudah tak lagi sekelas dengan sejolinya itu, jadi terpaksa ia harus sendirian menikmati jamkosnya. Bukannya tidak ada teman dikelas, namun Arkan kurang akrab dengan teman kelasnya sekarang, Arkan hanya dekat dengan Billy dan hari ini Billy sedang tidak masuk sekolah karena harus mengikuti lomba voli. Lagian Arkan belum menemukan teman kelas yang benar-benar cocok untuk ia nobatkan sebagai sahabat barunya. Entahlah, ini hanya soal waktu.

Saat Bude Asih baru saja mengantar ketoprak yang Arkan pesen kemejanya, suara dari belakang tubuhnya mengurungkan niatnya untuk menyantap ketopraknya.

Cowok itu menoleh kebelakang, "Eh, Lia." ucapnya kemudian mempersilakan Lia untuk duduk.

"Ngapain lo disini?" tanya Lia sambil beranjak duduk dibangku kantin yang ada dihadapan Arkan.

"Jamkos kelas gue, terus gue laper." jawabnya sambil kemudian memakan kerupuk yang sudah bertabur diatas ketopraknya. "Mau gak?"

"Nggak, gue kesini sebenernya mau beli es krim, tapi lagi nggak buka standnya." ujar Lia.

Arkan mengangguk paham, "Lo nggak belajar?"

"Jamkos juga. Lo kalo mau makan, makan aja, santai."

"Lo nggak mau? Serius? Pesen aja, gue dah yang bayarin."

"Gue simpen aja traktiran lo buat besok." ujar Lia sambil terkekeh.

"Dih, reseh lo."

"Eh Billy gimana kalo dikelas?" tanya Lia begitu penasaran.

"Aman." sahutnya santai.

Sementara Arkan menyantap ketopraknya dengan lahap, Lia hanya memainkan ponselnya sambil sesekali melirik Arkan yang sedang menyantap.

"Lo kok sendirian, Kan?" ujar Lia membuka topik pembicaraan lagi. Sebenarnya, alasan Lia masih tetap berada disana dan tidak kembali kekelas adalah karena ia ada sebuah tujuan, ada yang harus ia tanyakan pada Arkan.

"Temen-temen kelas gue pada nolep, gak tahan gue dikelas itu." jawab Arkan.

"Anjir, nolep gimana?"

"Gak asik. Cuma Billy yang sejalan sama gue. Lo tau sendiri kan sekarang kelas yang dijukili sebagai kelas terkutu buku itu kelas siapa? Kelas gue! Nggak abis pikir gue kenapa bisa dapet temen sekelas yang begitu semua, ah sebel parah gue masuk situ." ujar Arkan sambil mengelap permukaan mulutnya dengan tissue. "Harusnya setelah gue dipisahin sama Dirga, seenggaknya pertemukan gue sama yang worth it lah, ini malah gue dipertemukan sama yang begitu semua."

Ucapan Arkan barusan mengundang tawa Lia yang cukup besar, ia geli sekali mendengar perkataan Arkan barusan. "Geli deh gue, worth it lo kata gedget."

"Lo sendiri gimana gak sekelas lagi sama Iluvia?"

Lia tersenyum penuh arti. "Ya gitu deh, ada rasa kehilangan juga sih biasanya gue sama dia terus kemana-mana, ini mah cuma jam istirahat doang. Apa lagi kan kalo jamkos gini biasanya gue sama dia berwisata disekolah ini, sekarang gue cenderung lebih sendiri aja gitu dikelas, temen sih ada 1 2, tapi masih pada jaim gitu, beda banget sama gue yang bar-bar."

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang