12. Harus Terbiasa

18.8K 709 4
                                    

[bagian baru]

🌸🌸🌸

Pagi ini, Iluvia sudah siap dengan seragam sekolah nya. Alga juga sudah siap dengan style anak kampus. Alzee juga sudah siap dengan pakaian kantornya.

Setelah sarapan dan segala macam embel-embel dipagi ini, Iluvia, Alga, serta Alzee segera berpamutan kepada Irla untuk berangkat ke tujuan masing-masing.

Untuk soal mata Iluvia yang sudah pasti masih sembab, seluruh anggota keluarganya sudah mempertanyakan hal itu pada Iluvia, namun Iluvia memberi alasan bahwa ia menangis semalaman karena teman dekatnya saat SMP dulu baru saja pindah ke luar negeri, jadi temannya itu telah meninggalkan Iluvia dan Iluvia sedih lalu menangis bombay semalaman. Sungguh, kebohongan yang sangat haqiqi.

Sebenarnya Iluvia sangat malas untuk sekolah hari ini. Tapi berhubung ia tidak ingin ketinggalan pelajarannya Bu Emili, guru bahasa inggris yang super duper galak, jadi ia harus masuk sekolah untuk menghindari amarah dari Bu Emili. Kalau sampai ada murid yang tidak masuk pelajarannya dengan alasan izin atau sakit, padahal sudah mengirim surat atau memberi kabar, tetapi dia akan tetap marah. Katanya; "Why must it be during my lesson?" Oke, Guru Maha Benar.

Alga segera menancap gas menuju SMA Taruna Negara. Iluvia berusaha terlihat biasa saja didepan Alga agar Abangnya itu tidak curiga kalau sekarang ia sedang galau berat.

"Luv dinner semalem gimana?" tiba-tiba Alga menanyakan hal memuakam itu pada Iluvia.

"Kepo deh, kaya Dora." jawab Iluvia.

"Udah jadian kan lo pada?"

"Mata lu jadian!" Iluvia memutar bola matanya malas.

"Udah, jujur aja ah sama Abang sendiri juga."

"Enggak, Bang. Gak jadian." kata Iluvia dengan nada malas.

"Terus gimana?" ucap Alga lagi.

"Apanya yang gimana sih Bang?" Iluvia mengendus kesal.

Oke, Alga cukup mengerti sekarang. Keadaan Iluvia pasti sedang kacau, dan alasan yang diberikan Iluvia tentang pertanyaan mengapa matanya sembab begitu sepertinya bukanlah itu alasan sesungguhnya. Alga mulai mencurigai soal makan malam antara Adiknya dengan Arkan kemarin. Ada apa sebenarnya?

Akhirnya, mobil sport hitam dof milik Alga sampai didepan gerbang Taruna Negara. Setelah pamit pada Alga, Iluvia segera turun dari mobil, tapi sebelumnya Alga bilang:
"Belajar yang bener! Gak usah maen aja kerjaan lo. Disekolah waktunya lo fokus pada pelajaran, bukan pada masalah pribadi lo. Oke?"

Oke deh,

Oke.

Iluvia memasuki gerbang sekolah, menelusuri koridor untuk kemudian ia sampai ke kelasnya.

Iluvia menghembuskan napas kasar. Ia benar-benar tak tahu lagi bagaimana jadinya nanti kalau ia sampai bertemu dengan Arkan dan Lia yang nantinya hanya akan membuatnya menjadi sakit hati lebih dalam lagi.

Setelah gadis itu sampai dikelasnya, ia segera duduk dibangkunya. Tas ransel yang biasanya Lia kenakan belum ada dibangkunya, biasanya Lia akan datang lebih dulu dari Iluvia. Lalu, kemana Lia? Ah, biarkan saja.

Iluvia berusaha untuk tampil biasa saja ketika didepan Lia nanti, ia tak boleh marah atau apapun itu. Karena bagaimanapun Lia tidak salah, tidak sama sekali. Ini salahnya Iluvia, dia terlalu perasa.

Lamunan Iluvia tiba-tiba buyar saat ia mendengar suara Lia dari depan pintu kelas yang terbuka.

Lia,
Arkan.

Aku, Kau, dan Hujan. [COMEBACK FULL VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang