31. yes I confess

470 55 1
                                    

Horeeee

SAVAGE!!!!!!!

aku begadang loh ini ●_●
Nunggu nggak?
Nggak ya? Sedih aku.

Jane :)

Yyyyyyy

S
O

N
O
W

E
N
J
O
Y

I
T

G
U
Y
S
!

"jim apa maksud mu? Kau gila hah?"-sia
"apa? Kau yang tadi kan memulai nya aku pun juga ingin bisa seperti mu. Jadi aku coba saja"-jimin
"dasar bajingan!"-sia

Aku menampar jimin. Pipinya memerah. Darah? Tidak dia tidak selemah ken yang sekali tampar langsung tepar.

"wah, kurang nona. Kau butuh tenaga yang kuat untuk mebuat pipi ku ini rusak no--"-jimin

*plak/plak/plak/plak* (nampar)

4 kali. Ya 4 kali aku menampar jimin sekuat tenaga ku. Jimin diam lalu menarikku ke pelukkannya.

"dasar bodoh! Gila kamu hamilin orang padahal istri mu ini juga lagi hamil!"-sia

"masalah?"-jimin

"ya! Masalah yang sangat sangat besar"-sia

"maaf kan aku sayang. Ya aku hanya berbohong untuk menjahili mu. Maaf"-jimin

Aku tersenyum tapi aku samarkan dengan wajah sedih. Aku menangis.

"jahat! Jahat! Kau jahat jiminnie!!!!!!!!!! "-sia
Aku memukul dada jimin dengan pelan. Jimin terseyum miring mendapati aku memukulnya begitu

"mianhae sia"serunya lagi saat aku mulai lebih tenang.

"ya ya aku maafkan, awas kau ulang. Ku jamin, kau sudah ku mutilasi di tempat jika tau kau hamilin orang lain selain aku"-sia

"ne"-jimin

"hei. Aku kacang loh"-sean

Jimin menatap sinis sean. Aku berdecak kesal saat melihat tingkah jimin.

"jimin ini sean. Jung sean lebih tepatnya.dia mantan pacar yang sekarang adalah teman baik ku layaknya kai"-sia

"dan sean ini jimin.park jimin. Tau lah dia apa aku"-sia

"pelampiasan nafsu?"-sean

Aku menarik bibir sean. Kesal.

Jimin tertawa gemas. Tumben dia tertawa begini, biasanya nggak.

"hei aku nggak di tawarin minum nih? Aku haus loh"-jimin

"itu ada susu, besar pula. Punya istri sendiri mah tinggal comot. Aku merana cuma bisa bayangin"-sean

"heh!"-sia

Jimin memerah. Rona merah di pipinya menandakan dia sangat malu. Aku hanya cekikikan melihatnya.

"jimin, mau aku kasih tau sesuatu nggak?"-sean
"apa?"-jimin

Aku diam-diam menguping perkataan mereka saat aku sedang memesankan minuman untuk jimin.

"nanti cari toilet. Lalu remas dada sia. Nanti kalau dia sudah mendesah kau bisa mengemutnya dengan kencang tanpa perlu takut penolakan dari sia"-sean

"hm. Ada cara lain?"-jimin

"di mobil. Sama saja sih tapi taruh sia di pangkuan mu agar lebih mudah gimana?"-sean

"nanti aku akan coba. Minta nomor mu. Aku akan memasukkan mu dalam sebuah group. Sekarang kita teman "-jimin

*gprak* aku menaruh gelas jimin kehadapannya dengan keras. Lalu berdeham sebentar.

"mau susu punya ku ya jim?"-sia

"nggak, siapa juga yang mau"-jimin
"oh nggak mau. Naena malem ini nggak ada kan jim? Aku capek loh. Jangan harap ada esapan kecil. Minta jatah? Batang mu kulenyapkan"-sia

"eh jangan. memang nya nanti siapa yang naena in kamu lagi kalau penis ku nggak ada?"-jimin

"itu mudah"-sia
"caranya?"-jimin.
"kalau untuk muasin nafsu ya aku tinggal main pake tangan aku aja juga udah basah kuyub. Kalau mau punya anak? Cowok lain aja lah"-sia

"iya iya aku mau iya. Nanti di mobil ya"-jimin

"hm ya baiklah. Besok pagi juga boleh kok kalau mau lagi"-sia

"horeee"jimin mencium ku.

Sean hanya jadi nyamuk.
Sabar ya sean

To be continued.....

Savageeeeee horeeeee

Ya ya besok lanjut ya

See ya

Mian kalau ada salah

Annyeoung ^_^

Abstract Life - PJM : END; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang