67.baby

423 45 1
                                    

Langsung aja ya :)
Mian kalau kemarin kurang
Aku bikinnya buru-buru lagi banyak kerjaan

enjoy it

Kami sampai di busan malam hari, lebih tepatnya pukul 19.00 waktu setempat karena jalanan yang cukup macet . Kami sampai di rumah jimin tepat saat appa jimin keluar rumah.

Aku keluar mobil sebelum jimin memarkirkan mobilnya di garasi. Aku di sapa oleh appa jimin saat aku berjalan mendekati pintu rumah.

"sia~ wah menantu ku ini makin cantik ya. Bagaiman kabar cucu ku hum? Apa mereka baik? " -appa
"appa aku kangen~ gomawo hehe. Mereka baik kok. Oh ya kata jimin eomma sakit, itu benar?"-sia
"iya jilhun(nama eomma jimin) sakit. Mari masuk dulu"-appa
"appa nunggu jimin?"-sia
"ne ,sana masuk eomma mu kangen pada mu juga katanya"-appa
"ah ne" seru ku sambil masuk kedalam rumah jimin.

Aku masuk perlahan dan berjalan ke ruang tengah. Aku teringat buah yang sempat ku beli bersama jimin di perjalanan ke mari. Ah pasti jimin bawakan.

Aku mendapati eomma sedang duduk di kursi yang menghadap ke taman. Eomma duduk sambil meminum teh yang ada di meja sebelahnya.

Aku perlahan mendekati eomma dari belakang lalu langsung memeluknya ketika sudah berada tepat di belakang eomma.

"eomma~naneun geuliwo eomma" seru ku sambil memeluk eomma. Eomma terlihat kaget dan langsung melihat ke arah ku.

"sia?! Ahh menantu kesayangan ku ini akhirnya datang. Eomma juga rindu kamu. Kabar cucu eomma gimana? Mereka baik?"-eomma
"ne, hehe mereka baik kok. Eh eomma sama appa tau aku hamil kembar?"-sia
"tau dong. Kami di kabari jimin kemarin"-eomma
"oh gitu. Eomma katanya sakit. Tapi aku lihat eomma nggak sakit deh. Tadi pas aku peluk juga eomma nggak demam"-sia
"ah ahaha itu itu"-eomma

Aku menatap eomma dengan tajam. Tiba-tiba jimin dengan appa masuk datang ke ruang tengah. Jimin juga membawakan keranjang buah yang tadi sempat kami beli.

"eomma!" teriak jimin sambil berlari mendekati eomma nya. Keranjang buah yang tadi dia bawa langsung ia taruh di meja yang ada di ruang tengah.

"ohhh anak ku ini kenapa makin gendut? Sepertinya aku salah anak" canda eomma jimin. Jimin mem pout kan bibirnya saat melihat aku di peluk oleh eomma nya.

"appa~ masa ak--" ucap jimin terpotong saat menyadari appa nya pergi meninggalkan nya lalu mendekati ku dan juga memelukku seperti eomma.

"yak kalian ini! Anak sendiri lupa, istri ku mulu yang di sayang. Untung eomma appa sia lebih nganggep aku anaknya dari pada sia"-jimin

Aku hanya terkekeh melihat tingkah suami ku yang makin lucu. Eomma dan aku bertatapan lalu eomma mengedipkan satu matanya. Aku tau itu adalah kode agar aku mengajak jimin masuk ke dalam pelukan ini.

"jim sini" seru ku saat melihat jimin yang uring-uringan duduk di sofa.

"nggak mau" jawab nya sambil berjalan menuju bar yang ada di rumah orang tua jimin.

"aish anak ku ini ya. Kemarilah kami hanya bercanda. Lagi pula kalian berdua lah anak kami bukan cuma kamu jimin atau pun bukan hanya sia"-eomma

Jimin yang mendengar eomma nya memanggilnya langsung berbalik menghadap kami. Jimin langsung lari dan ikut dalam pelukan manis keluarga nya.

Selesai dengan acara peluk-pelukan aku kembali menginterogasi eomma. Begitu pula jimin yang ternyata hanya di kabari kalau eomma nya sedang sakit tidak lebih dari itu.

Aku duduk di sofa dengan jimin yang tiduran pada paha ku. Jimin asik mengelus perut ku, katanya mau ngobrol sama anaknya. Eomma duduk di depan ku, appa malah asik nonton di ruang keluarga yang berada di sebelah ruang tengah.

"eomma sakit nggak sih sebenarnya?"-sia
"ah itu m... "-eomma
"eomma bilang yang jelas dong" jimin membuka suara walau tanpa melihat ke arah eomma nya dan tetap fokus mengelus perut ku yang sudah agak besar karena sudah mau jalan 4 bulan.

"eomma hanya akal-akalan karena eomma kangen kalian. Mianhae buat kalian khawatir"-eomma
"ish eomma mah bilang aja kangen lagi pula kami jarang pulang karena aku sakit eomma"-sia
"omo! Kok eomma nggak tau? Hanya tau kalau kamu hamil kembar 4"-eomma

Eomma langsung melirik tajam ke arah jimin. Jimin menyadari kalau eomma memperhatikan nya dan seketika langsung duduk.

"jelaskan pada eomma kenapa kamu tidak beritahu kalau sia sakit?"-eomma
"a-aku hanya tidak mau eomma khawatir dan langsung menyusul ke seoul"-jimin
"aish dasar , sia kemari biar eomma peluk"-eomma
"he?"-sia
"biarkan saja jimin sendiri. Kemari, eomma mau memeluk mu"-eomma
"ta-"-jimin
"nggak ada tapi-tapian aku mau peluk menantu kesayangan ku . Kau bantu appa mu menyiapkan taman belakang. Jangan malah berenang duluan kamu jim"-eomma
"n-ne eomma. Aku ke appa ya,*chup* (cium bibir aku)"-jimin
"ne"-sia

Jimin meninggal kan ku sembari berjalan ke taman belakang. Aku mendekati eomma yang dari tadi meregangkan tangannya. Aku langsung menghambur memeluk eomma dan di balas peluk juga oleh eomma.

"mau curhat?"-eomma
"anio aku tidak ada masalah lagi eomma"-sia
"hmm ya ya ayo ke taman ketemu pria-pria tampan itu"-eomma
"ahaha ne eomma"-sia

Eomma berdiri yang di ikuti aku lalu kami berjalan ke taman belakang menemui suami tersayang kami.

~~~~~~
When i knew i was going to be married Jimin
I felt like my world collapsed

But

Slowly i started to accept him

If not my mother in law who convinces me
to marry her son (Jimin)
Maybe i immediately take care of my divorce after marriage with jimin

But reality says otherwise

I feel comfortable when with Jimin

Now i'm so happy live with Jimin

Thank you so much for coming to my life

My sweetie husband, Jimin

°•°•°•°•°•°

To be continued....

Lanjut besok ya
Annyeoung ^_^

Abstract Life - PJM : END; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang