87. N.O!

277 41 3
                                    

Mianhae aku ketiduran
Lanjut aja ya
Anggep aja Triple up (hehe)

Enjoy it :)

Aku menangis sejadi-jadinya, tapi apa? Sia tetap pergi. Berjam-jam aku menangis hingga kelelahan dan aku tertidur di ruangan sia. Pemakaman sia telah di atur 3 hari lagi. Bayi kami selamat dan di rawat dalam inkubator.

Aku masih tak percaya dengan kematian sia, atmosfer yang terlalu aneh semakin membuat ku takut. Perlahan aku masuk ke alam mimpi.....

"hyung?"

"hyung bangun! "

"pemakamannya sebentar lagi Hyung"

Sepertinya itu suara jungkook. Aku perlahan membuka mata ku dan benar yang membangunkan ku adalah jungkook. Sebentar....... Pemakaman sia 3 hari lagi kan? Kenapa cepat sekali?

"hyung cepat bersiap, jihu sudah bersama jin hyung"-jungkook
"ne, aku tidur berapa lama kook? "-jimin
"3 hari, sudah sana hyung"-jungkook
"MWO?! a-a ne"-jimin
"aku tinggal ya hyung, ann"-jungkook
"ann kook"-jimin

Jungkook pun keluar kamar sia kemudian aku perlahan menuju kamar mandi. Apa katanya tadi? 3 hari?! Daebak. Aku membasuh diri ku lalu menyabuni nya. selesai mandi aku mengenakan baju yang telah di siapkan di balik pintu kamar mandi.

Jas hitam dengan kemeja hitam, celana bahan berwarna hitam, dan dasi hitam. Semua serba hitam karena ini adalah pemakaman. Pemakaman sia.......

Mengingat sia membuat ku kembali menangis. Baru beberapa bulan kami kembali. Sudah resmi menikah tapi kami tutupi dengan angan angan tunangan. Tapi sekarang........ Dia telah pergi. Pergi meninggalkan semua kenangan indahnya bersama ku. Kenangan yang ia berikan pada ku hanya ke lima anak ku. Jihu, risayn, james, jihun,dan ji yung. Aku akan menjaga mereka dengan baik. Aku pun berjanji tidak akan mencari wanita lain. Cukup sia saja. Cukup dia wanita yang ku sayang dan cintai.

Aku menghirup nafas dalam lalu membuangnya perlahan. Aku pun keluar kamar mandi menuju sofa yang ada di kamar ini. Aku mengenakan sepatu kulit hitam lalu menggunakan parfum pemberian sia.

Aku keluar kamar dan di luar kamar semua sudah menunggu ku. Atmosfer nya kembali aneh. Seperti...... Ini bukan dunia nyata.

Kriet

Sebuah pintu terbuka dan terlihat sebuah peti kaca di bawa oleh beberapa bodyguard. Terlihat jelas itu adalah sia. Peti tersebut di bawa menuju kehadapan ku. Kemudian mereka meletakkan peti tersebut tepat di depan ku.

"berikan pesan terakhir mu sebelum peti ini kami bawa ke rumah 'the corpses of the family' tenang saja, sia tidak akan kami kubur. Sia akan kami awetkan jadi kamu dan anak-anak kalian dapat mengunjunginya"-nika noona
"ah ne"-jimin

Aku mendekati peti tersebut. Peti kaca itu pun di buka. Sia dengan balutan gaun pengantin nya yang dulu sangat lah cantik. Sarung tangan putih tipisnya membuatnya semakin menawan. Sepatu kaca yang pernah ia pakai pun juga pas padanya. Wajahnya tanpa make up terlihat berseri , tidak pucat seperti yang lain. Aku perlahan mendekatkan tangan ku pada tangannya. Tiba-tiba jihu datang dan langsung berlari memeluk sia dengan tangisnya yang amat kencang.

"EOMMAAA! EOMMA KENAPA PERGI?! JIHU SAMA SIAPA? JIHU NGGAK MAU CUMA DI JAGA APPA, JIHU MAU EOMMA JUGA JAGAIN JIHU...... EOMMAAAA!! " isak jihu kencang. Aku pun mengambil jihu dan menenangkannya.

"ada appa jihu.... Ada appa, appa di sini buat jihu dan adik-adik jihu jadi jangan takut ya" ucap ku. Jihu hanya menggangguk kemudian jihu di ambil jin hyung kembali .

Aku tak percaya kalau ciuman terakhir ku dan sia adalah sebelum operasi itu berlangsung. Aku tak percaya sia pergi begitu cepat.

Aku memandang wajah sia, wajah damai yang dulu sangat suka ku ciumi. Bibir tipisnya yang sangat menawan serta bulu matanya yang lentik menambah damai dalam tidur nya.

Aku tak akan lagi melihat seorang istri yang pengertian serta jahil dalam hidup ku. Bola mata keungan yang berbinar ketika ku ajak bermain pun tidak akan ku lihat lagi. Senyum tipis tapi menawan miliknya pun lenyap beberapa saat lagi. Surai biru laut dangkal miliknya pun akan hilang selamanya. Jemari lentiknya yang mengusap wajahku di pagi hari pun hilang. Tawa lucu miliknya tidak akan terdengar lagi. Semua itu akan hilang bersama kenangan kami.

Aku berjanji tidak akan menikahi wanita lain. Aku tidak akan menggantikan sia sebagai sosok ibu dalam keluarga kecil kami. Aku akan berusaha menjadi single parent yang baik untuk anak-anakku dan sia.

Aku pun mencium punggung tangan sia dan tersenyum padanya. Aku ingat pesan sia dulu, aku harus tersenyum ketika hari kematian nya datang karena dia melihat ku dari atas sana.

Aku menjauh dari peti, peti di tutup dan kembali di bawa menuju mobil. Aku ikut masuk ke dalam mobil yang membawa sia, mobil pun melaju menuju busan.

Sesampainya di busan, eomma menangis di pelukan appa. Eomma dan appa sia juga ada, tunggu.... Bukannya masih di rawat? Ah biarkan lah mungkin mereka di ajak.

Peti kaca tersebut masuk ke dalam sebuah rumah yang cukup besar di pinggir pantai. Rumah ini berisikan mayat-mayat orang penting dari keluarga sia. Peti kaca sia di letakkan di tempat paling atas yang ada di rumah ini. Sebelum di letakkan di atas, peti kaca di buka dan eomma sia memakaikan sebuah tiara (mahkota) di kepala putri kesayangan nya itu. Kemudian setelah itu peti di tutup dan di taruh di atas.

Sebelum pergi meninggalkan sia dalam peti itu aku berdoa dan tersenyum padanya. Aku keluar rumah menuju mansion milik ku dan sia yang tak jauh dari pinggir pantai. Jihu bilang ingin bersama halmeoni nya sehingga aku sendiri di mansion.

Aku membaringkan tubuh ku ketika sampai di atas kasur, memandang langit langit kamar yang beewarna biru langit membuat suasana hati ku tenang.

Aku harus bisa menghadapi semua ini, sia selalu bersama ku begitu pula tuhan-batin ku

Aku mengingat surat wasiat sia yang sempat di berikan yoongi hyung pada ku.
Aku mengambil surat tersebut di saku jas ku kemudian membacanya

-+-

-

+-+

To be continued
Hehe gantung ya? Mianhae
Mian kalau ada salah
Gomawo yang sudah baca.

Jangan lupa vote ya!

Annyeoung ^_^

Abstract Life - PJM : END; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang