PART 4

6.3K 292 16
                                    

Revisi: 20042022

🎶 play list: Flash Of The Blade-Avenged Sevenfold

Beri taburan bintang dulu yuukk, baru lanjut baca. Terima kasih 🙏🙏🙏

HAPPY READING 📖📖📖

Bian membuka pintu mobil dan bergegas turun lalu menutupnya kembali. Dia merunduk dan mengetuk jendela beberapa kali hingga akhirnya kaca jendela itu terbuka dan ia pun melongok ke dalam mobil.

"Apa?" tanya Rendy sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di atas setir.

"Nanti pulang sekolah jangan lupa jemput Bian."

"Gue balik sekolah nanti mau main ke rumah Arya, Bi. Lo naik taksi online aja ya? Udah sana masuk, gue keburu telat nih!" Putus Rendy sambil menekan tombol untuk menutup kaca jendela yang tadi dibukanya.

Melihat kaca jendela yang perlahan naik, membuat Bian refleks menarik tubuhnya sambil mendengkus sebal.

"Hati-hati pulangnya ntar. Bye Bi."

Bian berjalan menyusuri lorong sekolah sambil mengerucutkan bibirnya. Dia sebal karena siang ini dia harus pulang sendiri, bukan dijemput oleh kakaknya. Dia memang terbiasa berangkat dan pulang sekolah bareng dengan kakaknya, karena itulah orang tua Bian mengijinkan Rendy membawa mobil sedan putih itu.

Tepukan di bahu Bian yang meskipun pelan tetapi hal itu berhasil membuat Bian terlonjak kaget, karena Bian sedang berjalan sambil melamun. Ia langsung menoleh dan melihat siapa si empunya tangan yang saat ini sedang tersenyum menatapnya.

"Lo nyebelin banget sih Dhimas! Kalau gue kena serangan jantung gara-gara kelakuan lo barusan gimana?"

Dhimas bukannya meminta maaf tetapi dia malah tertawa sambil mengacak rambut Bianca. Bian langsung menepis kasar tangan Dhimas yang ia anggap gak sopan itu.

"Gak sopan Dhimas!"

"Sorry, bercanda gue kelewatan." Ucap Dhimas tulus. Bian hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Bian, boleh minta tolong?"

"Hm...mmm?"

"Bawain tas gue ke kelas ya. Gue lapar, tadi gak sempat sarapan di rumah."

"Lo ngrepotin banget sih! Ya udah siniin tas lo."

Dhimas nyengir sambil melepas tas ransel yang digendongnya lalu menyerahkan ke Bian. "Makasih Bi."

"Sama-sama. Gue ke kelas dulu."

Bian baru akan melangkah saat lengannya ditahan oleh Dhimas. "Mau dibeliin sesuatu gak di kantin?"

"Gue kenyang Dhim. Udah sarapan tadi di rumah." Tolak Bian.

"Oh, Ok!"

Dhimas langsung berlari menuju kantin yang letaknya ada di belakang bangunan gedung sebelah kanan, dekat dengan area parkir. Bian baru saja hendak melangkah saat suara cempreng menyebutkan namanya.

"Bian!"

Bianca kenal suara itu, itu suara Tania. Dan benar saja, Tania sedang berjalan cepat ke arahnya. Rambut ekor kudanya bergoyang mengikuti gerakan tubuhnya. Tania adalah definisi cewek cantik yang pas takarannya. Bukan yang berlebihan hingga membuat orang cepat bosan melihatnya.

"Pagi Niyong."

"Pagi juga. Eh, tas siapa nih? Punya Dhimas bukan sih?" Tebak Tania karena dia ingat model ransel tas Dhimas dan warna black cream yang unik namun sangat trendy dan cocok banget kalau Dhimas yang menggendongnya.

BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang