06032024
HAPPY READING 📖📖📖
🐻🐻🐻🐻🐻
Tania melambaikan tangan ke arah Rendy sebelum kemudian Rendy memacu mobilnya meninggalkan area pelataran rumah sakit. Sudah jam setengah sepuluh, sebentar lagi shift malam Tania akan dimulai. Tania berjalan menyusuri lorong yang tampak lengang lalu berbelok ke ruang administrasi untuk melakukan absensi. Setelah itu ia kembali berjalan, melewati beberapa orang pendamping pasien yang tengah duduk-duduk di sepanjang selasar rumah sakit.
Di depan poli penyakit dalam yang pintunya tampak terbuka lebar, Tania bisa melihat beberapa orang yang terlihat sibuk dan mondar-mandir di dalam ruangan. Tania berdiri di ambang pintu lalu mengetuk pintu untuk memberi tahu kehadirannya.
"Selamat malam."
Seorang residen dan dua orang perawat refleks menoleh ke arah Tania. Wajah tegang mereka seketika berubah saat melihat kehadiran Tania.
"Syukurlah Koas Tania sudah datang. Sus, tolong serahkan riwayat pasien ke koas. Dan Tania, baca secepatnya kemudian ikut saya ke bangsal!" Dokter Alfa memberi perintah dengan cepat, tanpa menoleh lagi ke arah Tania. Ia tampak sibuk dengan ponselnya. Beberapa kali ia mengatakan 'iya', 'siap' dan tampak seperti tengah menjabarkan anamnesis. Tangannya menulis di atas notes, dengan tulisan ceker ayam khas seorang dokter.
Tania bengong. Blank sesaat karena ia yang baru saja tiba langsung mendapat perintah. Tetapi ia langsung tanggap dan menerima map dari suster kemudian membawanya ke meja untuk dibaca. Sebuah data rekam medis dari seorang pasien penderita kanker paru stadium IVB. Tania membaca semua data dengan teliti. Tentang kondisi terakhir pasien dan tindakan apa sajanyang sudah dilakukam sebelumnya.
"Sudah?" tanya dokter Alfa, Tania mengangguk. "Oke, kita ke bangsal sekarang!"
Dokter Alfa kalau dalam mode serius sangat berbeda 180°. Tidak tampak dokter Alfa yang friendly dan humoris. Yang ada sekarang adalah dokter Alfa yang dingin dan tegas dengan raut wajah kaku hingga terkesan galak. Beliau berjalan cepat menuju ruang perawatan disusul oleh Tania di belakangnya yang berjalan terbirit sambil sibuk memakai snelli dan kemudian menggantung stetoskop di leher.
Tania berjalan mendahului dokter Alfa saat sampai di depan pintu ruang rawat pasien lalu mengetuknya baru kemudian memutar handle.
Dokter Alfa menyeruak masuk dengan langkah lebar dan tergesa. Menuju ke brankar di mana seorang lelaki yang tampak lemah dengan banyak kabel di tubuhnya tengah tergolek di sana.
"Dokter...tolong suami saya." pinta istri pasien. Beliau mengalihkan pandangan dari dokter Alfa saat mendengar napas pendek dan cepat dari sang suami.
Dokter Alfa dengan cepat memeriksa keadaan pasien. Sementara Tania masih bergeming di ambang pintu. Nampak sekali ia shock kali ini, karena di hari pertama jaga malam dia sudah mendapat pasien kritis.
"Tania, tolong cek tekanan darahnya!" perintah dokter Alfa sambil terus melanjutkan pemeriksaan umum yang sedang dia lakukan.
Tania tergagap. Ia bergegas mendekat dan langsung melakukan apa yang diperintah oleh dokter Alfa.
"Tekanan darah 90/60 mmHg dok." Lapor Tania.
"Naikkan gtt dobutamine dan dopamine!"
Tania menoleh ke arah perawat yang tengah menyiapkan syringe dan ampule berisi obat yang tadi dokter Alfa sebutkan.
"Tenang dek." bisik suster yang berada di belakang Tania. Ia menyerahkan dua benda yang dibutuhkan Tania. "Lakukan perintah dokter Alfa dengan tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...