28072024
HAPPY READING 📖📖📖
🐻🐻🐻🐻🐻
Pagi ini terjadi cekcok antara Rendy dan Tania saat mereka hendak berangkat menghadiri acara pernikahan Arya dan Dinda. Karena ternyata Rendy harus mendampingi Arya mulai dari rumahnya, sementara Tania juga harus menemani Dinda sekaligus memantau keadaannya karena kehamilan Dinda yang masih di usia rentan. Tania ngotot untuk berangkat naik taksi saja supaya Rendy tidak perlu bolak balik, tetapi Rendy menolak. Tetap dengan keputusan awal, yaitu mengantar Tania lalu ia berangkat ke rumah Arya. Tidak peduli semarah apa Tania saat ini kepadanya, Rendy tetap memaksa.
Tania ngambek. Dia mogok bicara ke Rendy. Berkali-kali Rendy mencoba memancing Tania agar mau bicara, tapi hasilnya nihil. Tania benar-benar serius dengan aksi ngambeknya. Hingga sampai di rumah Dinda pun, Tania turun tanpa menoleh ke arah Rendy. Bahkan ia menutup pintu dengan kencang setengag membanting hingga terdengar bunyi debum yang cukup keras. Rendy hanya bisa menghela napas, karena tak cukup waktunya apabila ia gunakan untuk mengahak Tania berdamai. Maka, iapun hanya menekan klakson lalu segera melajukan mobil menuju rumah Arya.
Setelah tiba di rumah Arya, Rendy tak mau pusing memcari tempat parkir. Jadi ia memberikan kunci mobilnya ke salah seorang security, sementara ia dengan langkah tergesa menuju ke rumah yang sudah sangat ramai itu.
"Hei!" Rendy menyapa Erga dan Putra yang duduk membelakanginya. Ternyata dua sahabatnya itu tengah sarapan. "Daritadi?"
"Nggak, barusan. Sarapan dulu sana di dalam!" Suruh Erga.
Rendy melirik ke arah ruang makan. "Ok. Gue ambil sarapan dulu." Setelah mengambil seporsi menu sarapan, Rendy pun kembali menemui sahabatnya dan duduk di dekat mereka.
Tepat pukul tujuh pagi, iring-iringan pengantin pria siap berangkat. Rendy didaulat menjadi sopir mobil mempelai pria. Jadi, ia kini sudah bersiap di belakang kemudi. Di sampingnya, ada Arya yang duduk dengan wajah yang tampak tegang, dan di bangku belakang ada Erga dan Putra. Karena mobilnya berada di paling depan barisan iring-iringan, maka Rendy pun mulai melajukan mobil dengan pelan diikuti oleh mobil yang membawa orang tua Arya dan Nefa. Lalu di belakang ada satu bus besar yang berisi sanak saudara Arya.
"Ren, nanti berhenti dulu di toko bunga ya? Setelah perempatan depan itu belok kanan." tunjuk Arya.
"Kok lo beli bunga? Suruh yang lain aja. Lo pengantinnya, lo mesti datang dulu." protes Rendy.
"Permintaan Dinda. Gue tadi sudah bilang ke mobil belakang buat duluan ke tempat Dinda."
Rendy berdecak "Kuya, minta tolong aja sama yang di belakang. Kalau pengiring telat gak masalah, kalau pengantinnya yang telat itu masalah bro."
"Dinda emang udah telat, dia udah mengandung anak gue."
"Sialan! Otak lo nyambungnya ke sana!" celetuk Erga.
"Ya udah... perempatan yang mana nih yang gue harus belok? Semua perempatan loh di depan sana." Rendy akhirnya menuruti permintaan Arya.
"Ntar gue aba-abain. Lo cerewet banget dah kayak emak gue." Arya menoleh ke kiri kanan, mencoba mengingat di mana belokan ke arah toko bunga yang ditunjukkan Dinda kemarin.
"Kalau gue telat datang pasti ditungguin kan?" tanya Arya.
"Kalau boleh digantiin ya ngapain nungguin lo?"
"Mulut lo Ga!" Arya mendengkus mendengar ucapan Erga.
"Pengen nge prank Dinda sih, kasih tahu ke dia kalau ternyata gue kabur dan gak datang di acara nikahan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomansaRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...