01062023
Hanya mau bilang...
Terima kasih untuk kalian yang masih menunggu update ceritaku ini.Sekali lagi..terima kasih banyaaakk 😘😘😘😘
HAPPY READING 📖📖📖
🐻🐻🐻🐻🐻
Tania duduk di sebuah bangku panjang yang terletak di sisi sebelah kanan bangunan tempat Rendy berlatih Jiu Jitsu. Untuk hal yang satu ini, sebenarnya Tania sangat jarang menemani. Bahkan bisa dihitung dengan jari. Bukan karena Tania tidak menyukai jenis olahraga ini, tetapi lebih ke rasa tak tega melihat Rendy terkena pukulan atau tendangan. Bahkan ia akan terpekik keras saat tak sengaja melihat tubuh bongsor Rendy dibanting dengan keras ke atas matras. Belum lagi pasti luka lebam akan membekas di beberapa bagian tubuh Rendy. Padahal berhadapan dengan tubuh penuh luka yang seringnya lebih dari sekedar memar adalah makanan sehari-hari Tania.
Tentang 'perang dingin' yang terjadi kemarin, mereka benar-benar sudah berbaikan. Dan Rendy dengan segala penyesalannya mengaku bersalah bahkan demi menunjukkan keseriusannya, Rendy menawarkan komitmen yaitu sebuah pertunangan. Namun Tania menolak. Bukan karena Tania tidak ingin membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius, tetapi trauma nya ternyata belum bisa menerima sebuah komitmen serius berupa pertunangan apalagi pernikahan. Jadi, Rendy pun dengan ikhlas menerima apapun keputusan Tania kalau itu bisa membuat Tania nyaman menjalani hubungan dengannya.
Tania mengeluarkan sketchbook dan pensil dari dalam tas. Salah satu kegiatan mengusir kebosanan dan pengalih fokusnya agar tak terus melirik Rendy yang tengah berlatih tak jauh dari hadapannya.
Saking fokusnya menggambar, Tania sampai tidak menyadari kalau Rendy sudah selesai berlatih dan tengah berjalan ke arahnya.
"Wah! Sudah lama banget gak ke toko figura. Kayaknya sejak lo koas ya? Gambar apa?"
Melihat Rendy duduk di sebelahnya dengan napas ngos-ngosan dan peluh bercucuran, mengabaikan pertanyaan Rendy, Tania pun meletakkan sketchbook dan pensil ke bangku. Lalu ia merunduk untuk mengambil minuman dan handuk kecil di tas Rendy yang diletakkan di lantai dekat kakinya, kemudian memberikan dua benda itu ke Rendy.
"Pantai. Ini-" Tania menyodorkan minuman dan handuk yang dipegangnya.
"Makasih."
Tania bergumam dan tangannya kembali meraih peralatan menggambarnya kemudian melanjutkan lukisannya yang sebentar lagi akan rampung itu.
"Kapan lo libur?"
Tania yang dalam posisi merunduk dengan tatap fokus ke kertas gambar itu melirik Rendy sekilas, lalu kembali menggoreskan pensil ke atas kertas melanjutkan kegiatannya menggambar pohon kelapa tertiup angin. "Jangan ngarep hari libur gue deh Ren, tanggalan gue itu semua warnanya hitam."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...