Revisi: 26052022
Sudah kayak nulis cerita baru. Karena nyatanya aku rombak total isi bab ini. Jadi ini benar-benar baru. Buat yang sudah baca sampai tamat mendingan ikutan baca ulang deh. Semoga terhibur 😊
Selamat membaca 😘😘😘
🐻🐻🐻🐻
Hujan deras semenjak pulang dari sekolah membuat Tania jadi mager alias malas gerak. Setelah makan siang bersama kakaknya, dia langsung mengunci diri di dalam kamar. Bergelung dalam selimutnya, Tania membaca novel yang kemarin dibelikan Kenzo saat mereka jalan ke Mall.
Setelah membaca hampir separuh halaman buku, Tania akhirnya tertidur. Sejuknya pendingin udara membuat Tania nyenyak dalam tidurnya hingga tak terasa sore tiba. Ia pun terbangun oleh suara ketukan pintu yang awalnya ia kira mimpi.
Tania yang nyawanya masih belum terkumpul semua itu merasa malas untuk beranjak dari tempat tidur. Ia menoleh ke arah pintu saat ia mendengar ketukan pintu disertai suara berat yang memanggil namanya. "Masuk Kak. Pintunya gak dikunci." Teriaknya masih di dalam selimut.
Kenzo muncul dari balik pintu. Melongok sebentar ke dalam kamar sebelum akhirnya ia melangkah masuk ke kamar Tania.
"Lo ngapain lama banget nyuruh masuknya? Tahu gitu gue nyelonong masuk saja tadi." Ucap Kenzo. Namun setelah melihat muka bantal Tania, ia pun tahu kalau adiknya itu baru bangun. Ditambah selimut yang membungkus tubuh Tania sampai sebatas leher. "Tidur ya?"
Tania mengangguk. Ia beringsut hingga duduk bersandar di kepala ranjang. Muka baru bangunnya yang cute itu membuat Kenzo ingin sekali mencubit pipinya karena saking gemasnya.
"Ada apa Kak?"
Kenzo duduk di pinggir tempat tidur. Sekali lagi ia menatap wajah Tania. Perpaduan muka baru bangun dan rambut yang tergerai sedikit berantakan itu benar-benar menarik perhatian Kenzo.
"Bisa gak sih muka lo ini dikondisikan? Cantik kok ya lo borong semua." Gumam Kenzo dengan tangan terulur untuk merapikan beberapa anak rambut Tania yang mencuat.
Bibir Tania mengerucut. Ia merasa salah tingkah karena perhatian kakaknya itu. "Apaan sih Kak-" Cicitnya.
Kenzo menarik tangannya. "Gue mau keluar. Papa sama Mama barusan pergi ke Lembang jengukin Uti. Jadi, lo gapapa kalau di rumah sendirian?" tanyanya.
"Gapapa. Kak Ken tenang aja. Tania biasa di rumah sendirian kok." jawab Tania sambil tersenyum. Ia akhirnya keluar dari selimut yang daritadi membungkus tubuhnya. Tania menekuk kedua kakinya dan duduk posisi bersila menghadap Kenzo.
Dahi Ken mengrenyit melihat Tania. Ia pun bergegas berdiri. "Oke, kalau begitu gue pergi dulu."
Ken berjalan ke arah pintu. Namun ketika ia berdiri di ambang pintu, Ken berhenti lalu berbalik. Tania yang mengikuti Ken dari belakang pun tak menduga kakaknya akan berhenti, sehingga ia menubruk tubuh Ken.
"Aduh! Maaf, maaf Kak." Ucap Tania sambil melangkah mundur.
"Hahahaha, gue yang sorry. Gapapa kan? Hidung lo gak ambles kan?" Kenzo tertawa sambil mencubit hidung mancung Tania. Membuat Tania mencak-mencak.
"Kak Ken, lepas. Saki..iittt!"
Tania Mengusap-ngusap hidungnya setelah Kenzo melepas cubitannya. "Sudah, kakak berangkat sana. Nia mau mandi. Mau sholat."
Kenzo masih terkekeh. Ia lantas mengacak rambut Tania. "Makanya jangan terlalu gemesin deh. Oke, gue pergi. Hati-hati di rumah."
"Siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...