Masih ada yang nungguin gak?
Mau maafin aku kan karena lama update?
Lagi-lagi batuk pilek melanda,masih pingpong di rumah. Penyakitnya muter aja gitu nular ke abangnya-adiknya-aku, untung pak suami gak ikutan ketularan. Ini aku baru saja sembuh. Hampir dua minggu ngerasain badan gak enak terus, tenggorokan gatal, obat juga lagi diketatin peredarannya padahal aku cocoknya itu minum Woods Antitusiv.
Sekian curhat mamak..
Ini bab baru ya...dan maaf pendek banget. Karena hawanya ini badan masih mager banget, males ngapa-ngapain. Semoga mengobati kerinduan kalian pada pasangan Rendy-Tania 😘😘😘😘😘
Happy Reading 📖📖📖
🐻🐻🐻🐻🐻
Setelah mobil yang ditumpangi kedua orang tua Tania keluar melewati gerbang rumah dan Rendy menarik pintu besi itu hingga kembali tertutup, Rendy kemudian menggandeng tangan Tania dan mengajaknya masuk ke rumah.
Rendy yang awalnya hendak mengajak Tania jalan-jalan pun mengurungkan niatnya karena saat ia tiba di rumah Tania ia melihat mobil orang tua Tania sudah terparkir di depan teras dengan kedua orang tua Tania yang sudah tampil rapi layaknya orang hendak bepergian. Ternyata mereka memang hendak pergi keluar kota. Rendy yang belum mengutarakan niatannya itu pun akhirnya memilih untuk membatalkan dan sepertinya menemani Tania di rumah bisa menjadi pilihan lain menghabiskan hari minggunya.
"Kok dadakan sih? Untung gue libur."
Akhirnya Tania mengungkapkan pertanyaan yang sedari tadi menggantung di benaknya. Karena kekasihnya itu tidak memberi kabar sebelumnya kalau mau main ke rumah.
Rendy duduk di salah satu sofa, menarik beberapa bantal lalu menumpuknya kemudian dia merebahkan tubuhnya dengan nyaman di sana. "Makanya gue ke sini, soalnya tahu kalau lo libur."
Tania menipiskan bibir. Melirik kekasihnya yang tampak nyaman rebahan sambil mengganti channel siaran televisi, Tania menghela napas lalu meninggalkannya menuju dapur.
Setelah memanaskan air, Tania mengambil sebuah cangkir di lemari dan mengisinya dengan satu sendok bubuk kopi dan dua sendok gula. Setelah beberapa kali membuatkan kopi untuk, akhirnya Tania bisa mendapatkan takaran yang tepat yang menurut Rendy rasanya pas di lidah.
Tania berdiri menghadap kompor, menunggu air yang ia masak mendidih. Suara siulan dari teko menandakan bahwa air telah mendidih, Tania meraih kain lalu mengangkat teko dan menuangkan isinya ke dalam cangkir.
Tania membawa cangkir berisi kopi panas itu ke ruang tengah dan meletakkannya ke atas meja lalu ia duduk di sofa kosong di samping Rendy. "Ini kopinya Ren."
Rendy mendongak demi melihat wajah kekasihnya. "Makasih. Si mbak kemana?"
Tangan Tania bergerak membelai rambut Rendy. Merapikan rambut bagian depan Rendy yang sedikit berantakan. "Pulang kampung. Orang tuanya sakit."
Mata Rendy memejam menikmati belaian tangan Tania di kepalanya. Skinship yang ditoleransi Tania setelah beberapa tahun berpacaran.
"Kalau lo usap-usap gini, bisa-bisa gue tidur Tan." Gumam Rendy.
"Ya sudah, tidur aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...