HAPPY READING 📖📖📖
🐻🐻🐻🐻🐻
"Lo senang kan sekarang?"Tania menatap datar sosok di depannya sambil tetap waspada. Setelah beberapa hari di rumah, akhirnya Tania memberanikan diri menemui Kenzo yang tampak mengenaskan dengan banyaknya bekas luka memar di wajahnya. Tania mengulum senyum membayangkan bagaimana Rendy menjadikan Kenzo sebagai samsak.
"Bahkan Papa dan Mama berniat membuang gue..." ucap Kenzo sambil tersenyum sinis memandang Tania yang masih tetap berdiri di dekat pintu.
Tania diam. Ia ingin mendengarkan satu kata yang terucap dari bibir Kenzo. Ia menunggunya.
"Satu hal yang lo gak tau. Pertama kali Mama nunjukkin foto kecil lo, gue bilang ke Mama kalau gue suka. Mama mengambil kesimpulan kalau itu berarti gue suka dengan keputusan Mama mengadopsi lo. Padahal, gue saat itu sudah jatuh cinta sama anak kelas 4 SD yang gambarnya baru pertama kali gue lihat."
Tania terkesiap. Refleks kedua tangannya membungkam bibirnya. Matanya terbelalak tak percaya dengan apa yang ia dengar. Kenzo jatuh cinta dengan Tania kecil!
"Ada harapan saat gue kembali ke rumah, gue sudah bisa melenyapkan perasaan gue. Nyatanya saat melihat lo tumbuh menjadi dewasa, perasaan ini malah membuncah."
Ini obsesi! Tania menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Suatu malam, gue temui Mama. Gue mohon ke Mama untuk mengembalikan surat pengadopsian itu. Gue minta ke Mama untuk mengeluarkan lo dari kartu keluarga. Gue ingin milikin lo. Tapi Mama menolak. Dan akhirnya gue memilih pergi dari rumah dan mabuk. Satu hal dibenak gue, kalau dengan cara baik-baik gue gak bisa miliki lo maka gue harus gunakan cara iblis."
Tania terpekik dengan mulutnya yang terbungkam tangannya sendiri. Kenzo gila! Bahkan ia menceritakan semuanya dengan sangat tenang. Tak ada gurat kegelisahan atau apapun di wajahnya. Benar kata Rendy, seperti semua ini akan sia-sia saja.
"Kalau lo nganggap Mama gak tahu apa yang gue lakukan ke lo selama ini. LO SALAH! Mama tahu tapi Mama menutup mata. Mama tidak bisa menentukan sikap karena di sini dua anaknya yang terlibat." Kenzo terkekeh.
"Mama meminta ke gue untuk menghentikan keobsesian gue sama lo. Tapi gue menolak. Dia tidak tahu apa-apa dengan perasaan gue ke lo. Akhirnya Mama memintaku kembali ke Australia. Ya! Mama mengusirku secara halus."
"Ba -bagaimana?" pertanyaan Tania tak terselesaikan. Lidahnya kelu. Memikirkan kalau selama ini sang Mama menutupi semua ini. Tania ingin keluar dari rumah ini secepatnya! Tiba-tiba dia merasa muak. "Papa?"
Kenzo menggeleng. "Papa tidak tahu apa-apa. Kesibukannya di luar rumah membuat Papa tidak melihat kekacauan terjadi di rumahnya, di keluarganya."
"Kemarin saat gue pulang. Gue gak bilang ke Papa dan Mama. Saat gue sampai di rumah, mereka sudah mau berangkat ke rumah Oma. Mama sudah mewanti-wanti, dan gue abaikan. Saat gue tanya lo kemana, Mama menjawab lo masih Koas dan mama meminta gue buat jemput lo."
"Tidak adakah sedikitpun perasaan bersalah di benak lo?" tanya Tania.
Kenzo menggeleng. "Nggak. Gue gak merasa bersalah. Gue memperjuangkan apa yang memang seharusnya gue miliki."
"Gak berniat meminta maaf dengan apa yang sudah lo lakuin ke gue?"
Kenzo terkekeh, lalu kembali menggeleng. "Gue melakukan hal yang benar."
Tania mengangguk. "Kalau begitu Kenzo. Ada dua opsi yang gue ajuin ke lo. Lo benar-benar selamanya di Australia dan gak pernah kembali atau lo ke Rumah Sakit Jiwa. Lo SA-KIT!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...