PART-40

2.7K 154 7
                                    

17092023

HP ku agak error. Gak bisa buat edit tulisan yang harusnya dicetak miring. Sudah aku blok terus pakai menu italic tapi gak berubah tulisannya. Entahlah.

HAPPY READING 📖

🐻🐻🐻🐻🐻

Rendy berjalan terburu-buru menuju tempat Tania selama tujuh hari terakhir ini dirawat intensif. Tadi siang saat ia sedang menghadiri meeting, ada telepon penting dari rumah sakit yang diterima oleh asistennya yang kemudian sesaat setelah meeting selesai kabar itu langsung disampaikan ke Rendy. Kebetulan ponsel Rendy kehabisan daya sehingga dia meninggalkan ponsel di ruangannya dalam keadaan dicharge. Untung saja kemarin Rendy sudah berjaga-jaga dengan memberikan nomor asistennya itu kepada orang tua Tania.

Sebuah kabar baik yang membuat Rendy sujud syukur. Tania akhirnya siuman dari tidur panjangnya. Setelah memastikan tak ada kerjaan yang urgent, Rendy bergegas menuju ruang HRD untuk meminta surat ijin keluar. Ia tak sabar untuk menemui gadisnya.

Di depan ruang rawat, tampak berkumpul beberapa orang. Kedua orang tua Tania, bundanya dan seorang lagi yang Rendy ingat beliau bernama Bu Astuti, pemilik panti asuhan yang sering dikunjungi Tania.

Rendy menghampiri mereka, mengucap salam lalu menyapa satu per satu sambil berjabat tangan. Lalu ia menghampiri bundanya, mencium kedua belah pipi beliau lalu memberi sebuah pelukan.

"Bunda di sini?"

Nadia mengangguk. "Kebetulan tadi ada keperluan di sini jadi kepikiran buat jenguk Tania. Eh, Alkhamdulilah malah dapat kabar baik."

Renyum Rendy mengembang. Ia senang. Tentu saja. Kabar inilah yang selama seminggu ini ia tunggu. Lama sekali Putri Kagura itu bertransformasi menjadi Putri Tidur.

"Kok semua di luar? Yang di dalam--"

"Dokter masih melakukan observasi. Kita diminta menunggu di luar terlebih dahulu." Jawab Adrian.

Rendy mengangguk paham. Ia melirik ke arah pintu kamar yang tertutup rapat itu, lalu duduk di samping Nadia.

"Kamu sudah berapa hari gak cukuran Bang? Rambut juga sudah panjang gini? Sibuk banget emang?" Tanya Nadia sambil menyugar rambut Rendy yang memang terlihat sedikit lebih panjang sehingga rambut bagian depannya menutupi separuh keningnya.

Rendy mencondongkan tubuhnya ke arah Nadia, lalu ia berbisik. "Gak sempat Bun, nanti lah pulang dari sini aku mampir potong rambut."

"Pulang ke rumah, nanti bunda yang potong rambut kamu."

Rendy menarik tubuhnya tapi posisi tubuh tetap menghadap Nadia. "Bunda sibuk banget kan? Nanti abang mampir ke salon langganan saja."

"Nggak. Hari ini Bunda free kok--"

"Iya Bunda, nanti Abang pulang setelah nemui Tania."

Nadia menepuk bahu putranya itu pelan. Lalu ia berbalik dan mengajak ngobrol Bu Astuti yang duduk di sampingnya.

Beberapa menit berselang, pintu kamar pun terbuka lalu satu per satu para dokter keluar diikuti oleh perawat. Sontak semua yang duduk menunggu pun berdiri.

BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang