31072024
HAPPY READING 📖📖📖
🐻🐻🐻🐻🐻
Tania melepas handscoon dan membuangnya ke dalam tempat sampah khusus. Dia baru saja selesai membantu IGD yang tiba-tiba menjadi sangat ramai dan sangat penuh karena menerima pasien korban kecelakaan di dalam tol. Setelah berjibaku bersama dengan rekan-rekan lainnya, semua korban akhirnya selesai ditangani. Namun, ada beberapa korban yang harus menghembuskan napas terakhir karena cidera parah yang dideritanya. Tania berjalan keluar ruangan IGD sambil meregangkan tubuhnya yang tentu saja terasa lelah. Saat itulah ia teringat Arya, dan tentu saja Dinda. Tania lantas mengambil ponsel di kanting snelli nya untuk menelepon Rendy.
Sambil menunggu panggilan terhubung, Tania duduk di salah satu bangku yang disiapkan pagi penunggu pasien.
Hampir jam dua belas...
"Halo Sayang..."
"Assalamualaikum... Ren, sorry gue baru bisa istirahat, ada kecelakaan di tol dan banyak korban yang dirujuk ke sini-"
"Wa'alaikumsalam... Iya gapapa, lo kan kerja. Gimana? Capek? Perlu gue ke sana?"
"Arya gimana?"
Terdengar helaan napas berat "Masih belum sadar--" suara Rendy terdengar lirih. Dan Tania pun refleks ikut menghela napas panjang.
"Dinda?"
"Dia di dalam. Sama sekali gak mau digantiin."
"Apa dia sudah makan?"
"Dia menolak apapun--"
"Ya ampun! Gue ke sana sekarang!"
Tania memutus panggilan sepihak. Berjalan cepat masuk ke ruang IGD, meminta ijin ke rekan-rekannya untuk pergi ke ruang ICU sebentar.
Letak gedung tempat Arya di rawat yang lumayan jauh dari IGD, membuat Tania berjalan setengah berlari menuju ke sana. Dia hanya memikirkan kondisi Dinda dan kehamilan wanita itu. Karena itulah, tadi saat menuju ke ruang IGD Tania mampir dulu ke kantin untuk membeli roti dan air mineral.
Tring.
Rendy sudah menyambut Tania di depan pintu lift, seolah pria itu tahu bahwa yang keluar dari sana adalah Tania.
Senyum mengembang dari keduanya. Rendy merengkuh pinggang Tania dan memberi satu kecupan di puncak kepala gadis itu.
"Rambut gue bau Ren!" Tania mengelak sambil mendorong pelan dada Rendy.
"Gak tuh, wangi."
Tania melirik sambil mencebik. "Wangi karbol iya!" Dan Rendy terkekeh karena memang yang terhirup hidungnya memanglah aroma disinfektan itu.
Di depan ruangan tempat Arya dirawat, Erga menyambut Tania dengan senyum. Tampak sekali mata pria itu hanya tinggal menunggu meremnya saja.
"Ngantuk banget ya Ga?" Tanya Tania.
"Lumayan."
"Mau kopi?" Tania merogoh kantong klastik yang ditentengnya, mengambil sebuah minuman kopi kemasan kaleng dan menyerahkan ke Erga. "Sorry, gak kepikiran buat beliin yang panas. Gue buru-buru ke sini karena kepikiran Dinda." Ucapnya sambil menyerahkan kopi kemasan itu ke Erga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...