PART 66

2.8K 177 33
                                    

22082024

Kalau ada typo tolong tandai ya gaess. Part ini hampir semuanya dirombak. Jadi ini isinya baru. Dan aku gak baca ulang lagi jadi mungkin banyak sekali typo2 berserakan. Terima kasih.

HAPPY READING 📖📖📖

🐻🐻🐻🐻🐻

Jadwal itu sejatinya memang hanya sebuah pelengkap sebuah kegiatan saja. Setidaknya memang itu yang Tania rasa. Harusnya hari ini dia bisa memberi reward tubuhnya yang sudah bekerja keras selama hampir dua minggu full dengan sebuah istirahat yang cukup dan benar. Benar ini dalam artian adalah istirahat yang sesungguhnya, tanpa mengajak otaknya untuk berpikir dengan cara belajar. Sungguh ia sebenarnya sudah merasakan bahwa tubuhnya sudah memberi tanda-tanda kelelahan. Tapi apa daya... panggilan telepon pagi buta melenyapkan rencananya untuk mereset tubuh. Dia harus masuk pagi ini, membatalkan jadwal liburnya. Iya, batal. Bukan menggeser atau mengganti ke lain hari. Padahal hari ini seharusnya juga ada acara penting bagi hidupnya, Rendy akan memintanya secara langsung ke kedua orang tua Tania. Memang belum lamaran secara resmi, tetapi ini ada awal dari perubahan hidupnya selanjutnya. Dan...harus batal? Terus bagaimana?

Rendy duduk bersandar di atas tempat tidur. Masih berusaha mengumpulkan nyawa, karena sepertinya ia baru saja tertidur sekitar sejam yang lalu...mungkin. Karena semalam ia dan Tania yang memang awalnya libur bareng itu sengaja menghabiskan malam dengan melakukan pillow talk.

Namun lihatlah sekarang... Tania yang baru saja selesai mandi tampak tengah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Wanita itu duduk di kursi kerja Rendy sambil menundukkan kepalanya. Rambutnya yang basah bergerak-gerak tertiup angin dari alat pengering rambut itu. Tania tidak seperti kurang tidur, segar sekali penampilannya.

"Lo tidur lagi aja Ren, gue nanti berangkat naik taksi." Ucap Tania yang masih berkutat dengan rambutnya.

"Serius lo masuk Tan?"

"Iya dong, gak mungkin gue gak masuk...sama aja bunuh diri gue."

"Lo gak lupa kan kalau hari ini gue mau menghadap Om Adrian?" Rendy meraih kaosnya yang ada di atas nakas lalu memakainya. Semalam dia memang tidur shirtless, karena semalam ia dan Tania yang awalnya tengah menghabiskan waktu dengan pillow talk malah ganti saling melepas rindu.

"Lain kali kalau lo bablas kasih kissmark di leher gue, gue kunciin lo Ren!"

Rendy terkekeh. Omelan Tania malah membuat Rendy mengingat betapa liarnya dia semalam. Bukan hanya dia, Tania pun sama. Mereka yang awalnya saling memagut bibir akhirnya berubah saling melepas baju. Dan Rendy dengan laparnya mengeksplor tubuh Tania dengan cumbuan. Menghujani tubuh Tania dengan kecupan basah dan jilatan yang membuat tubuh Tania bergerak menggeliat bak cacing kepanasan. Desahan Tania yang erotis membuat otak waras Rendy tergadaikan. Entah berapa kali Tania meneriakkan nama Rendy dan ia abaikan, kala lidah basah Rendy menjilat dan mengobrak-abrik kewanitaan Tania hingga membuat gadis itu berkali-kali dihantam orgasme. Kalau saja otak waras Rendy gak segera kembali, mungkin mereka berdua sudah melakukan sex yang panas. Karena melalui tatapan mata Tania yang begitu mendamba, Rendy yakin Tania semalam sudah sangat siap. Tapi Rendy memegang teguh janjinya, untuk melakukannya setelah mereka sudah sah menjadi suami istri.

Sial! Ingatan tentang semalam malah membuat morning wood Rendy mencuat tegak. Rendy meringis sambil melangkah turun dari atas tempat tidur. Ia berusaha membenahi posisi penisnya yang terjepit karet boxer.

BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang