PART 49

2.6K 164 14
                                    

28122023


Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya.

HAPPY READING 📖📖📖

🐻🐻🐻🐻🐻

Suara dering ponsel yang terus menerus menjerit tak membuat Rendy beranjak dari posisinya sekarang. Duduk di atas sebuah bangunan kosong, yang sejak ia pertama kali menemukan tempat ini hingga sekarang, Rendy selalu menjadikan nya sebagai tempat untuk menenangkan diri.

Bangunan berlantai tiga yang terbengkalai itu menjadi satu-satunya saksi bisu kala Rendy frustasi, marah atau kecewa seperti sekarang.

Lelah dengan posisi duduk, Rendy pun merebahkan badannya di atas lantai beton cor meskipun ia tahu tempat itu kotor, ia tak peduli. Ia menarik lagi sebatang gulungan tembakau dari kotak lalu menyulutnya. Di tengah gelap malam, asap rokok yang dihembuskan Rendy sangat jelas mengepul di udara. Matanya menatap nanar ke arah langit. Yang malam ini tampak bertaburan bintang, seolah tengah mengejek Rendy yang tengah merana karena malam ini langit tampak bahagia.

I've been making love with her. And I know I'm the first for her...

Bangsat!

Rendy memijit pangkal hidungnya. Berkali-kali ia mencoba untuk mengabaikan ucapan Arya, namun kata-kata itu malah berputar di kepalanya.

Fuck! Fuck! Fuck!

Gue harus apa sekarang Din?

Kenapa lo bego banget kalau udah berhadapan sama Arya sih Din?

Rendy mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ia merasa butuh memvalidasi semua ocehan Arya. Ia masih tidak percaya seorang Dinda bisa dengan suka rela menyerahkan keperawanannya ke Arya.

My Britania terlebih dahulu muncul di layar diikuti getar yang sambung menyambung. Beberapa detik sebelum Rendy menekan tombol telepon untuk nomor Dinda. Dan hal itu berhasil menarik Rendy ke realita. Bahwa Dinda bukanlah siapa-siapa. Ralat. Dinda adalah siapa-siapa baginya namun tidak sebaliknya. Rendy bukanlah siapa-siapa buat Dinda. Hanya sebatas sahabat. Tidak pernah bisa dilebihkan.

Dan di sana, ada seseorang yang menunggunya untuk menerima panggilan telepon. Seorang gadis dengan hati malaikat yang membuat hidup seorang Rendy jungkir balik.

"Halo Tan."

Terdengar suara desahan napas dari Tania yang membuat kening Rendy mengkerut. "Lo di mana? Gue hubungi lo daritadi tapi gak lo angkat. Gue khawatir-"

"Maaf. Lupa ganti mode silent." jawab Rendy sambil beringsut bangun dari posisi telentangnya lalu duduk dengan kaki bersila.

"Lo sekarang di mana? Gue telepon Bian katanya lo belum pulang. Lo ke apartemen?"

"Nggak. Gue--" Rendy menatap sekeliling bangunan baru kemudian melanjutkan ucapannya. "Di atas bangunan." jawab Rendy.

"Pulang!"

Rendy tersentak. Tania membentaknya.

"Tan-"

"Lo mau sampai kapan terus mengharapkan Dinda?" tanya Tania lirih.

Pertanyaan Tania itu membuat Rendy kembali tersentak.

Maksudnya? Jangan bilang kalau dia....

BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang