PART 14

3.9K 224 12
                                    

14072022

Di sudut kiri bawah ada bintang ajaib lho, gak percaya? Coba deh tekan 😎

HAPPY READING 📖📖📖

🐻🐻🐻🐻🐻

Rendy dan ketiga sahabatnya sekarang sedang duduk di kantin sekolah. Sambil menunggu pesanan datang, mereka berempat ngobrol santai dan sesekali melempar candaan yang membuat mereka tertawa.

"Kuya... dicariin tuh--" Rendy menunjuk ke arah belakang Arya.

"Siapa?" Tanya Arya sambil menoleh ke arah belakang. Senyumnya seketika melebar karena melihat Dinda berjalan ke arahnya.

Arya berdiri dan menyongsong Dinda. "Baru istirahat?" Tanyanya.

Dinda mengangguk "Iya nih. Aku kirim pesan ke kamu tapi gak kamu baca."

"Oh? Lagi mabar sih. Maaf." Ucap Arya sambil melihat ponselnya.

"Gapapa."

"Duduk sini Din." Erga berdiri dan pindah ke sebelah Rendy karena memang bangku yang ia dan Putra duduki lebih panjang ukurannya dan bisa diduduki oleh tiga orang.

"Makasih Ga."

Kedua tangan Arya memegang bahu Dinda, mendorongnya pelan menuju bangku yang sudah ditinggalkan Erga "Kamu duduk aja. Mau makan apa? Biar aku pesenin."

"Gak usah. Aku pesan sendiri saja. Aku ke sana dulu ya pesan makanan." Jawab Dinda sambil menurunkan tangan Arya dari bahunya. Kemudian ia berlalu menuju ke deretan penjual makanan dan berhenti di salah satu kedai.

Arya duduk di samping Putra sambil sesekali menoleh ke arah kedai yang dituju Dinda.

"Ck! Gak bakal ilang tuh cem-ceman lo." Ucap Rendy.

"Mas, ini pesanannya." Penjual mie ayam datang dengan nampan berisi empat porsi mie ayam dan empat gelas minuman yang berbeda-beda.

Setelah pesanan Rendy dan kawan-kawan selesai dihidangkan, penjual mie ayam itupun undur diri. Tanpa menunggu lama, mereka menyantap menu makan siangnya dalam diam.

Suara dering handphone membuat Rendy meletakkan sumpit lalu merogoh saku celananya. Nama Bianca terpampang di layar dan Rendy pun mengangkat panggilan itu.

"Apa Bi?"

"Abang, gue sama Dhimas mau ke Bogor."

"Pulang sekolah nanti? Lo udah ijin ke Bunda? Ngapain ke Bogor?"

"Itu Bang, Omanya Tania barusan meninggal dunia. Ini gue sama Dhimas mau nemenin dia ke sana."

"Innalilahi wa innailaihi rojiun."

"Siapa yang meninggal?" Tanya Putra.

"Nenek temannya Bian." Jawab Rendy. "Ya udah, lo hati-hati. Sampaikan ucapan duka cita gue ke Tania." Lanjut Rendy berbincang dengan Bian via telepon.

"Ooooohhh, Tania--" Seloroh Arya dan langsung mendapat pelototan dari Rendy.

"Umm...mmm Bang, kalau Bian minta tolong Abang buat anterin ke Bogor kira-kira bisa gak ya Bang? Ini tadi disuruh nunggu jemputan dari Bogor, kelamaan kan takut Tania gak bisa lihat Omanya untuk terakhir kali."

"Lo kira sekolah ini milik nenek moyang kita? seenak jidat lo aja nyuruh gue cabut."

"Ya kali aja Abang bisa. Ya udah, Bian mau tenangkan Tania dulu. Nangis gak berhenti-berhenti tuh anak. Entah dia lagi apes atau emang nasibnya lagi gak bagus ya Bang, dari kemarin ada aja musibah yang menimpa dia."

BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang