26092024
🐻🐻🐻🐻🐻
Tania tengah duduk di balkon kamar tidur di apartemen Rendy. Ini adalah hari kelima semenjak Rendy pergi dengan membawa serta amarahnya. Dalam sunyi begini, tak mungkin bagi otaknya diam saja. Tapi Tania menyukainya. Membiarkan otaknya berisik dengan mengingat saat-saat bersama Rendy. Yang paling membuat dadanya teremas sakit adalah obrolan terakhir mereka saat di rumah Rendy, seusai acara lamaran sederhana itu digelar. Kalian pengandaian yang mengalir dari mulut Rendy tentang apa-apa yang akan mereka lakukan setelah menikah. Yang hanya Tania dengar tapi Tania mampu bayangkan. Semua yang ada dibenak Tania tentang menikah dengan Rendy adalah hal manis. Yang bisa membuatnya melengkungkan senyum lebar di wajah. Meski sesekali Rendy menyelipkan kalimat-kalimat nakal seperti akan menghabiskan waktu libur bersama dengan bercinta di setiap sudut rumah, yang selalu ditanggapi Tania dengan omelan dan cubitan-cubitan kecil di pinggang Rendy, namun hal itu tetap mampu membuat Tania tersenyum. Tak lagi bergidik ngeri membayangkan ada seorang laki-laki yang akan menyentuh tubuh polosnya dan menyetubuhinya. Ia tak lagi dilanda takut membayangkannya, asal pria itu Rendy.
Tania bisa merasakan hangat di wajahnya, pasti ada rona semu merah di pipinya saat ini. Bayangan bagaimana Rendy mengungkung tubuh mungilnya, dengan tubuh berpeluh dan bagaimana Rendy memuja tubuhnya. Namun sialnya, membayangkan hal erotis begini bukannya membuat Tania terangsang tapi malah berderai air mata. Kerinduannya ke Rendy begitu dalam. Tapi dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. Ia tidak tahu Rendy di mana. Namun, seandainya pun ia tahu keberadaan Rendy, satu yang jadi pertanyaannya... Masihkah Rendy mau menerimanya kembali?
Tania sadar, ia memaklumi kemarahan Rendy. Karena nyatanya memang itu karena kesalahannya. Jadi selama beberapa hari semenjak Rendy meninggalkannya, Tania mencoba untuk melakukan saran dari dokter Soraya, yaitu memberi ruang bagi Rendy untuk meredamkan amarahnya. Karena menurut dokter Soraya, hal yang sangat wajar kalau Rendy semarah itu. Merasa dibohongi, merasa dibodohi, merasa tidak dianggap, tidak dihargai sebagai pasangan. Semua itu membuat ego Rendy sebagai lelaki tersentil.
Awalnya sulit. Hari pertama hingga hari ketiga Tania masih kesulitan mengontrol overthinking-nya hingga membuatnya kesulitan tidur. Insomnia yang berat akhirnya membuat Tania harus kembali berkonsultasi dengan dokter Soraya dan beliau memberi resep obat tidur. Hari selanjutnya ia sudah mulai bisa mengendalikan kerja otaknya, agar dia tidak terus memikirkan masalahnya.
Menyibukkan diri di rumah sakit ternyata cara terampuh. Sebisa mungkin Tania membuat dirinya sibuk melakukan apa saja, bahkan yang seharusnya dia sudah waktunya pulang, Tania memilih untuk menjadi relawan di IGD. Lalu dia akan pulang saat lewat jam sebelas malam. Setelah Arya atau Alex menjemputnya. Itupun Tania harus dipaksa pulang.
Tentang kemana Rendy, semua orang masih kelabakan mencari. Arya dan Dinda sudah memerintahkan lebih banyak orang untuk mencari, hasilnya hanyalah sebuah informasi bahwa Rendy telah mengajukan cuti khusus ke kantornya, langsung ke Om Farhan selaku pimpinan perusahaan. Rendy yang selama ini tidak pernah mengambil cuti, akhirnya menggunakan alasan itu untuk cuti kali ini. Tak tanggung-tanggung, dia mengambil semua cuti tahunannya.
Awalnya masalah menghilangnya Rendy masih bisa ditutupi dari keluarganya. Namun akhirnya ketahuan juga. Setelah Bianca dan Dhimas yang berkunjung ke apartemen tapi tidak menemukan jejak kehidupan di sana, padahal dia yakin jam segitu pasti dua sejoli penghuni apartemen itu sudah asyik kelonan di kamar. Bianca malah menemukan sebuah logam bulat yang ia kenal sebagai cincin tunangan kakaknya itu tergeletak di atas karpet. Yang membuatnya langsung curiga bahwa sedang terjadi sesuatu antara Rendy dan Tania. Maka, saat itu juga ia menelepon Tania dan Rendy secara bergantian, namun nihil. Dilanda frustasi karena tak bisa menelepon keduanya, Bianca akhirnya menelepon Arya. Dan Arya berjanji akan menceritakan semuanya kepada Bianca dan kedua orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...