Kalau berat badan nambah itu efeknya bikin males ngapa-ngapain termasuk update cerita, pengennya gegoleran aja di atas kasur *alesan* wkwkwkwk...
Entahlah bestie...lagi di tahap malas pokoknya aku tuh. Jadi maafin ya kalau luamaaaaa banget update nya 🥰
HAPPY READING 📖📖📖
🌼🌼🌼
Rendy menggeliat di atas tempat tidurnya. Masih dengan selimut putih yang membungkus tubuhnya. Sengaja ia memilih pulang ke apartemen karena semalam dia pulang dini hari. Tirai yang tak tertutup sempurna membuat cahaya dari luar menerobos masuk ke ruangan dan Rendy langsung menarik selimut hingga menutupi kepalanya karena ia merasakan efek silau yang membuat matanya refleks menutup rapat.
Beberapa saat memilih diam di dalam selimut, Rendy mulai beringsut. Menyibak selimut yang membungkus rapat tubuhnya lalu menurunkan kedua kakinya hingga sekarang posisinya tengah duduk di sisi tempat tidur.
Sebenarnya ia merasakan sedikit nyeri di kepalanya. Tapi jelas bukan efek dari gin and tonic yang ia pesan semalam di Alpha Beta Club karena dia hanya minum sedikit sebelum kemudian dia menyingkirkan minuman yang sekilas penampakannya hampir mirip sprite itu dan menggantinya dengan secangkir kopi. Sakit kepalanya kemungkinan karena beberapa malam ini dia kesulitan untuk tidur.
Iya. Setelah menyadari kebodohannya yang tentu saja berakhir sia-sia. Ditambah makian dari Erga dan tatapan Putra yang setajam Katana, Rendy memilih mojok di Club sendirian. Karena setelah ia berhasil menenangkan Dinda, dan dia tersadar bahwa ia telah meninggalkan Tania, Rendy kalang kabut mencari Tania di keberangkatan luar negeri yang jelas saja Tania dan kawan-kawannya tak lagi ada di sana. Ia mencoba menghubungi Tania namun yang menjawab malah mesin operator. Gadisnya itu kembali mendiamkannya. Dan itu membuat Rendy frustasi.
Bahkan semalam dari bandara, Rendy memacu mobilnya menuju ke rumah orang tua Tania meski ia yakin kalau ia tak akan dibukakan gerbang mengingat ia meninggalkan bandara sudah lewat tengah malam.
Meski jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, Rendy masih betah menyanggongi kediaman orang tua Tania. Hanya demi melihat kamar di lantai dua yang lampunya masih menyala. Kamar Tania. Rendy berasumsi bahwa Tania masih terjaga kala itu. Namun beberapa menit kemudian Rendy harus menelan kekecewaan karena kamar itu berubah gelap. Karena tak tahu harus kemana untuk menyalurkan segala kegundahannya, Rendy pun memacu kendaraannya menuju Alpha-Beta Club.
Berjalan menuju kamar mandi, Rendy pun melepas semua kain yang sejak semalam ia kenakan. Bahkan itu adalah pakaian kerjanya sejak kemarin pagi. Di bawah shower, Rendy berdiri dengan kepala menunduk. Membiarkan air dingin mengguyurnya. Kepalanya masih terus memutar reka adegan kejadian kemarin malam. Dan itu membuat Rendy semakin bertahan di bawah guyuran air dingin demi mendapatkan kewarasannya kembali.
Setelah mematikan keran air, Rendy menarik sebuah handuk besar yang langsung ia lilitkan ke pinggangnya. Tanpa mengeringkan badan terlebih dahulu hingga tetes air yang berjatuhan membuat lantai kamarnya basah, Rendy melangkah menuju dinding kaca kamarnya yang tertutup gorden. Ia menyibak gorden berwarna abu itu dan sinar matahari pun langsung menyeruak masuk, membuat kamarnya tak lagi gelap.
Di luar ternyata gerimis.
Dinding kaca itu dihiasi titik-titik air dan sedikit berembun. Rendy yang hanya berbalut handuk berdiri menghadap luar. Memandangi langit yang memang sedikit mendung tapi masih ada sinar matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...