PART 55-2

2.5K 161 16
                                    

22042024

HAPPY READING 📖📖📖

🐻🐻🐻🐻🐻

Butuh waktu lama untuk menenangkan Tania. Dia terus menangis dan berteriak hingga Nadia dibantu dengan Rayhan ikut turun tangan. Sementara Tania ditenangkan oleh kedua orang tuanya, Rendy yang frustasi dan butuh menenangkan pikiran memilih untuk keluar rumah dan duduk di teras sebentar. Sambil menghisap rokok, Rendy menghubungi dokter Soraya, dokter psikiatri yang menangani Tania sejak pertama kali wanita itu mengalami gangguan kejiwaan akibat pelecehan yang dilakukan kakak angkatnya. Dia mengucapkan banyak maaf sebelumnya karena menelepon dokter Soraya di jam istirahat beliau. Banyak sekali nasihat yang diberikan dokter Soraya via telepon, yang harus dilakukan Rendy untuk menangani Tania. Dan dokter Soraya meminta Rendy segera membawa Tania ke tempat praktik beliau siang nanti.

Raihan menghampiri Rendy dan memberitahunya bahwa Tania pingsan. Rendy langsung melempar rokok yang belum habis itu dan berlari masuk ke rumah. Di atas sofa ia melihat kekasihnya itu terbaring lemah. Warna kulitnya yang putih membuat luka memar di wajah dan di lengannya nampak jelas. Nyeri sekali dada Rendy hingga ia merasa sulit untuk menarik napas. Andai ia tahu penyebab pastinya, siapa pelakunya, Rendy tidak akan berpikir dua kali untuk mencari bajingan itu. Membuat perhitungan bahkan untuk membunuhnya pun Rendy tak gentar.

Rendy membopong Tania dan membawanya ke kamar miliknya. Dengan sangat hati-hati ia baringkan tubuh ringkih itu. Di belakangnya, Raihan, Nadia dan Bianca mengikuti. Nadia lantas duduk di sisi tempat tidur dan memeriksa keadaan Tania.

Rendy baru saja hendak membawa Tania ke rumah sakit. Namun pergerakan kecil dari tubuh Tania dan penolakan Tania menghentikan aksinya. Kemudian dengan lirih Tania meminta ijin untuk tidur karena ia merasa sangat lelah. Dan Rendy mengiyakan. Menunggu beberapa saat, Nadia lalu mengecek tanda vital Tania, dan Nadia memberitahu Rendy bahwa Tania sudah tertidur.

Sekarang Rendy tengah duduk termenung sendirian di samping ranjang. Di sebuah kursi yang ia seret dari balik meja kerja yang ada di kamarnya. Kedua orang tuanya dan Bianca sudah kembali ke kamar masing-masing. Ia duduk terhenyak  menatap sosok yang tengah terlelap di atas tempat tidurnya. Britanianya.

Pandangan Rendy terpaku pada wajah Tania. Astaga! Sumpah keadaan kekasihnya itu sangat menyedihkan. Wajah cantik itu kini berganti dengan luka babak belur dan memar di kedua pipinya.

Bangsat!

Siapa manusia yang tega melakukan ini? Bajingan itu memang layak mati! Semoga Tania benar-benar membunuh bajingan itu!

Lalu pertanyaan lain muncul di benak Rendy. Apa semalam Tania tidak dijemput mamanya? Lalu, dia memilih pulang naik taksi online? Dan dia menjadi korban kekerasan? Melihat pakaian Tania membuat Rendy sadar kalau pemikirannya salah. Tania sudah pulang...lalu?

Dan Rendy jadi teringat kalau dia belum mengabari orang tua Tania mengenai kabar putrinya itu.

Rendy mencari-cari ponselnya. Ia lupa di mana ia meletakkan benda pipih itu. Barulah ia teringat kalau tadi ia meletakkan ponsel di meja teras rumah saat Rayhan memberitahu bahwa Tania pingsan. Rendy baru saja beranjak dari kursi hendak berjalan keluar kamar dan teriakan Tania menghentikan langkahnya. Buru-buru ia mendekati tubuh Tania yang meronta-ronta di atas tempat tidur.

"Tidak! Jangan! Jangan sentuh gue!Aa..aaaargghh! Tidak! Jangan! Jangan!"

"Tania! Hei Tania! Bangun Sayang!" Rendy berusaha menahan kedua tangan Tania yang bergerak acak di udara.

BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang