PART 62-2

2.7K 195 15
                                    

14062024

Ini lanjutan part sebelumnya ya gaess... Sengaja aku potong soalnya kalau dijadikan satu part jadi panjang banget.

HAPPY READING 📖📖📖

🐻🐻🐻🐻🐻

Langkah Tania terseok-seok mengikuti langkah Rendy yang menarik tangannya menuju ke dalam lift yang akan membawanya menuju apartemen Rendy. Di dalam lift pun Rendy tak melepas genggaman tangannya. Dia diam sambil mendongak menatap deretan angka yang sepertinya lama sekali bergerak.

Tring!

Rendy melangkah keluar lift dan menuju ke unit apartemennya. Setelah memasukkan nomor kombinasi dan pintu terbuka, dia menarik masuk Tania lalu menutup pintu dengan kakinya. Membuat Tania terpejam karena suara pintu yang terbanting keras itu.

BLAM!

"Ren, please gue jelasin..." pinta Tania dengan terengah karena Rendy seperti mengajaknya lari marathon.

Rendy tak bergeming. Dia melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya, lalu menariknya lepas dan membuangnya ke lantai. Ia juga melepas dua kancing baju teratasnya lalu kancing lengan bajunya dan kemudian menggulungnya sebatas siku.

"Gue gak pernah merasa sefrustasi ini menghadapi lo Tan..."

"R-Ren, tunggu!" Tania melangkah mundur melihat Rendy berjalan mendekatinya dengan emosi yang menguasai pria itu.

"Kenapa? Kenapa akhir-akhir ini lo bikin gue begini?"

"Gu... Gue gak melakukan apapun. Please Ren, lo salah paham."

"Lo buang kemana ponsel lo? Sengaja biar gue gak bisa hubungi lo?"

Tania meringis karena ia pun baru menyadari kalau ponselnya masih ada di dalam saku snelli yang tadi buru-buru ia lepas dan ia masukkan ke loker. "Maaf, gue tadi tergesa-gesa keluar makan siang. Jadi gue -- "

"Lupa?" Rendy menyela dan Tania mengangguk.

"Bri-ta-ni-a..." Rendy meringsek semakin mendekati Tania, dan Tania semakin tersudut. Kakinya pun sudah menyentuh ujung sofa, mundur selangkah lagi ia pasti sudah terjengkang ke atas sofa.

"Kenapa akhir-akhir ini gue ngerasa ada sesuatu yang lo sembunyiin dari gue?" Rendy menyugar rambutnya. "Dan lo tahu Tan, gara-gara ini...gue jadi gak bisa konsentrasi sama kerjaan gue."

"Ren... Tapi gue beneran gak ada apa-apa. "

"Sstt...ttt!" Rendy menutup bibir Tania dengan telunjuknya. "Gue gak tahu apa, tapi gue masih berharap lo terbuka sama gue."

Tania mengangguk.

"Dan gue minta lo janji ke gue, kalau lo ada masalah, gue adalah orang pertama yang wajib lo kasih tahu."

Tania mengangguk, lagi. "I-iya Ren... "

"Lo tadi pergi makan siang ke restoran itu rame-rame dengan teman Koas yang lain atau hanya berdua?"

Mati gue!

Tania menggigit bibir bawahnya. Melirik takut-takut ke arah Rendy yang auranya masih hawa-hawa emosi.

Tania menggumam. "Gue tebak...kalian pergi berdua kan?"

"Ya Tuhan Rendy, gue gak ada apa-apa sama Steve. Sumpah!"

"Lo pergi berdua sama dia gak? Jawab dulu pertanyaan gue!"

Lama Tania terdiam dengan sorot mata yang menatap lurus wajah Rendy. Wajah penuh emosi yang ingin sekali Tania sentuh kerutan-kerutan di bagian dahi itu.

BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang