03122022
Akhirnya... Bisa up juga part ini setelah beberapa hari terjeda karena lagi-lagi anak bayikku sakit 😥
Semoga masih ada yang menunggu kehadiran pasangan fenomenal ini ya 😎
HAPPY READING 📖📖📖
🌼🌼🌼
(Bianca)
Lo kmana sama abang gw? Abang gw baik-baik aja kan Niyong?(Bianca)
Heh calon ipar, kalian g blh macem2 dl sblm halal. Suruh abang gw pulang. Ini orang sakit malah kelayapan sampe malam2 😈(Bianca)
Niyoooooonggg, balikin abang gw😭 Gw takut di rumah sendirian 😭(Bianca)
Handphone kalian lagi diumpetin di mana? Jawab woyyy.. G abang g lo sama aja, kl lg bdua lngsung lupa dunia. Ya udah, bodo amat gue mau tidur 😤😤🐻🐻🐻🐻🐻
Tania menghela napas panjang sambil memijit pangkal hidungnya. Ia tengah duduk di salah satu anakan tangga di rumah Panti Asuhan Kasih Ibu. Menghela napas lagi, ia mendongakkan kepalanya menatap langit yang begitu gelap --seperti hidupnya. Ingin sekali ia menangis, menumpahkan segala lara yang ia rasa. Namun tak bisa. Air mata itu tak kunjung menetes dari kedua sudut matanya padahal dadanya terasa sesak sekali. Mengingat kejadian beberapa jam lalu, setelah ia menceritakan satu rahasia hidupnya yang selama ini ia tutup rapat kepada kekasihnya, nyatanya hal itu membuat Rendy murka. Setelah membanting pintu kamar, Rendy meninggalkan Tania begitu saja di dalam kamarnya. Tania hanya bisa tertegun menatap ke arah pintu. Lalu ia berdiri. Hanya diam memandang sekeliling kamar Rendy kemudian ia meraih tasnya lalu melangkah gontai keluar kamar. Masih berharap Rendy mungkin hanya butuh sedikit ruang untuk menerima kejujurannya, Tania berjalan menuju ruang tengah rumah Rendy.
Kosong. Tania bergerak menuju ruang makan namun hasilnya sama. Ia memutar tubuh, melihat sekeliling rumah yang lampunya sengaja hanya dinyalakan beberapa saja hingga suasananya sedikit temeram. Hembusan angin dari pintu utama yang terbuka lebarlah yang membuat Tania akhirnya memilih untuk pulang karena ia tahu Rendy telah pergi dari rumah.
"Di sini dingin Nia. Ayo masuk. Lagipula sudah jam segini, kamu gak tidur?"
Tania menoleh ke arah Bu Astuti yang berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan yang mengerat sisi jaket yang beliau kenakan. "Iya Bu. Ini baru selesai telepon Mama."
"Mama kamu mengijinkan kamu nginep sini? Atau mau dijemput?"
"Nia tidur sini Bu As, besok pagi dijemput." Jawab Tania.
"Ya sudah. Ayo masuk...tidur."
Tania beranjak. Ia menapaki lima undakan dengan pelan, ia masih berharap Rendy ke sini menjemputnya. Namun sepertinya itu hanya angannya. Sebelum masuk ke dalam rumah, sekali lagi Tania melihat ke arah jalan raya yang masih banyak kendaraan berlalu lalang baru kemudian Tania menyusul Bu Astuti masuk ke rumah Panti lalu mengunci pintunya.
🐻🐻🐻🐻🐻
"Arghhhhhhhhh."
Rendy menggeram sambil menekan kepalanya dengan bantal. Setelah pening gara-gara kehujanan, sekarang ia merasakan nyeri kepala lagi tapi karena hal lain. Hangover. Teler. Mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...