PART-44

2.8K 143 8
                                    

03112023

Lama banget ya?

Maaf ... Baru dapat ponsel baru nih, kemarin ponselku rusak 😭😭😭

Part ini pendek ya, anggap aja warming up setelah hampir sebulan rehat 🤣🤣🤣

HAPPY READING 📖📖📖

🐻🐻🐻🐻🐻

Rendy terbangun saat ia sayup-sayup mendengar suara adzan. Seketika ia mengerang karena sebelah tangannya kesemutan. Bagian sisi tubuhnya yang dijadikan bantal oleh Tania itu mulai mati rasa. Rendy mengrenyit menahan sensasi rasa sakit menggelitik di sepanjang tangannya itu.

Rendy melirik ke arah Tania yang ternyata masih tertidur pulas dengan sebelah tangannya yang masih terpasang infus itu berada di atas dada Rendy. Ia tak boleh berlama-lama diam begini, apalagi suara adzan sudah tak terdengar. Dia harus segera bangun, tapi masih memikirkan caranya agar bisa bangun tanpa mengusik tidur lelap Tania. Rendy membelai puncak kepala Tania sebelum kemudian ia mendaratkan ciuman ke dahinya. Gerakan kecil Tania membuat tangan Rendy langsung terhenti. Dia sampai menahan napas, menunggu beberapa detik sampai Tania kembali tenang.

Perlahan Rendy mengangkat kepala Tania, sangat pelan sekali seperti seorang ibu yang akan memindahkan bayinya yang tengah terlelap dari gendongannya ke atas tempat tidur.

Rendy mendesah setelah sebelah tangannya berhasil bebas. Ia menggerak-gerakkan tangannya yang kebas itu meski harus menahan rasa nyeri. Rendy lantas bangun, menurunkan kedua kakinya hingga menyentuh lantai, menoleh ke arah Tania untuk memastikan gadis itu masih nyenyak tidur dan tak terganggu dengan gerakan yang Rendy lakukan.

Rendy benar-benar turun dari brankar. Berdiri tegak sambil mengangkat kedua tangan ke atas dan menautkan jemarinya, lalu melakukan peregangan tubuh sebentar baru kemudian dia berjalan keluar kamar.

Selama berjalan menuju musholla yang jaraknya tak begitu jauh dari gedung tempat Tania dirawat, Rendy fokus ke layar ponsel. Membaca satu per satu pesan masuk yang kebanyakan dari asistennya yang menanyakan beberapa hal mengenai pekerjaan. Ini minggu dan Rendy masih dirongrong pekerjaan? Nyatanya, meskipun ia bekerja di perusahaan milik keluarga, Rendy tak bisa ongkang-ongkang kaki terima gaji buta. Bahkan bisa dikatakan ia kerja keras bagai kuda. Sampai beberapa kali hari Minggu ia harus habiskan di balik meja kantor untuk lembur. Mungkin hal inilah yang membuat Arya tak lelah meminta Rendy untuk bergabung di perusahaannya. Karena dedikasi Rendy terhadap pekerjaannya yang sangat tinggi.

Sesampainya di musholla, Rendy menuju ke tempat wudlu laki-laki dan ikut mengantre karena ternyata ada beberapa orang yang sudah berbaris di depannya. Saat gilirannya tiba, Rendy menghadap ke keran air lalu menggulung celananya sedikit ke atas dan mulai berwudlu. Saat ia mendengar suara iqamat dilantunkan, iapun bergegas memasuki musholla dan mengisi shaf yang kosong dan sesaat kemudian sholat shubuh berjamaah dimulai. Seusai ibadah, Rendy langsung meninggalkan musholla untuk kembali ke ruangan Tania.

Ketika ia melewati kantin yang terlihat lengang, Rendy memutuskan untuk berbelok ke sana untuk membeli kopi panas dan roti untuk pengganjal perut. Setelah menerima pesanan dan membayarnya, Rendy pun kembali melangkahkan kaki menuju ke ruangan Tania.

Cklek!

Pelan-pelan sekali Rendy membuka pintu kamar dan langkahnya pun dibuat sepelan mungkin hingga suara langkah kakinya tak akan mengganggu istirahat Tania. Namun saat dia masuk, ia melihat Tania sudah bangun dan sedang menatapnya sambil mengembangkan senyumannya sampai deretan gigi putihnya ikut terlihat.

BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang