《 SEPULUH 》

46 5 0
                                    

Chapter 10

Aku bukan anak yang terbaik, tapi aku mencoba lebih baik.

-Mentari-

》》》♡《《《

Malam itu adalah malam yang paling aku benci. Malam dimana Mama membawaku pergi dan mengusir Bunda dari rumah. Aku sangat ingin marah kepada Mama, tapi aku masih tahu arti sopan santun kepada orang tua.

Malam itu Mama membawaku ke sebuah restoran bintang lima di Jakarta. Disana sudah ada Papa yang menunggu kedatangan kami. Di depan Papa terlihat seorang laki-laki seumuran Papa duduk dan disampingnya ada seorang perempuan. Aku fikir itu adalah istrinya.

Ketika kami sudah duduk Papa memperkenalkanku kepada dua orang di depannya. "Ini istri saya namanya Lisa dan ini anak saya namanya Mentari."

Aku hanya tersenyum canggung. Sepanjang malam itu aku hanya diam. Papa dan Mama membahas masalah bisnis mereka yang sama sekali tidak aku mengerti. Aku tidak tahu apa guna aku ikut dalam acara pertemuan bisnis ini. Aku hanya berperan seperti pajangan disini. Bahkan Papa dan Mama seakan lupa kalau ada aku yang mereka ajak. Aku merasa sangat bosan berada diantara mereka. Aku ingin pulang saat itu juga.

Ketika aku mengalihkan pandanganku ke luar jendela mataku tak sengaja menatap sosok yang menghadap ke arahku. Sosok itu laki-laki, menggunakan celana jeans, jaket hitam dan juga slayer yang menutupi sebagian wajahnya. Aku tahu matanya menatapku intens dan aku memicing mencoba mengenali sosok yang terlihat tidak asing bagiku.

"Mentari masih SMA?"

Pertanyaan itu mengejutkanku dan kemudian aku mengalihkan pandanganku cepat. Aku mendapati semua yang ada dimeja itu menatapku.

"Iya," jawabku sambil tersenyum tipis.

Pandanganku kualihkan kembali menatap jendela besar di bagian depan restoran. Tetapi aku tidak menemukan laki-laki itu. Aku tidak menemukannya lagi berdiri disana.

Dan tiba-tiba nama seseorang muncul di dalam kepalaku.

Radit.

12 April 2018 menjadi hari penuh hal menyebalkan bagi seorang Planetta Mentari Aurega. Berantakan rasanya hari ini. Dan penuh misteri berkat datangnya sosok cowok yang kufikir Radit itu.

》》》♡《《《

Kejadian malam itu masih saja kufikirkan. Entah kenapa aku berfikir bahwa Radit adalah cowok yang mengawasiku tadi malam. Postur tubuhnya mirip dengan postur tubuh Radit. Tapi untuk apa Radit berada di restoran itu dan mengawasiku?

"Mentari," panggilan Bintang menyentak lamunanku tentang sosok cowok itu. "Lo mikir apa, sih?"

"Ha? Enggak kok."

"Lo kemarin kenapa nggak masuk?" tanya Bintang.

"Kemarin sakit," jawabku singkat.

"Eh, kemarin si Radit kesini, dia bilang ke guru kalo lo nggak masuk karena sakit," jelas Bintang.

"Oh..." Aku tidak tertarik dengan topik pembicaraan Bintang. Kemarin juga Bunda sudah mengatakan kalau Radit akan memberitahu gurunya kalau dia sedang sakit.

"Lo masih lemes, ya?"

"Enggak."

"Terus kenapa?"

"Nggak papa."

Bintang membentuk bulat mulutnya dan memalingkan wajah dariku ke ponsel di tangannya. Sekarang sedang jam istirahat dan aku berada di dalam kelas bersama Bintang. Entah kenapa hari ini aku masih malas ke taman belakang dan memilih tetap berada di dalam kelas.

50 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang